Bab 5 Nafas Buatan

Saras menggelembungkan pipinya kemudian menghembuskan nafas pagi yang segar beraroma bunga sebelum kembali ke dalam kamar, mungkin sikapnya memang aneh, itu hal yang wajar, "selagi teman sekamarku itu tidak mencari tahu lebih lanjut tentang aku semuanya akan baik-baik saja," gumamnya.

Sekembalinya ke kamar sang siluman berkaca-kaca lama sekali, ia mesam-mesem melihat tubuh gadis muda yang ia rasuki ini, "masa muda tidak akan datang 2x, aku sangat beruntung bisa memiliki tubuh ini sekarang, kau cantik, Siti, sepertinya kau adalah seorang murid yang menimba ilmu kepada seorang suhu, aku akan berusaha sebaik mungkin menggantikanmu, kau lihat saja haha," ucapnya sendiri sambil menunjuk bayangan Siti di cermin.

Saras melihat di meja rias ada sebuah keranjang, keranjang seperti keranjang hantaran terbuat dari jalinan rotan, ada tulisan 'Siti Khumairoh' di sana, di dalam keranjang itu ada alat make up sederhana, yah, mahasiswa make upnya selalu low budget.

"Aku harus tampil cantik sebelum bertemu banyak manusia yang lainnya," ucap Saras menjajal bedak-bedak dan lipstik di sana, ia pulas wajah itu, awalnya ia sulit mengaplikasikan, tapi di wadah make up selalu ada petunjuk penggunaan.

Saat Yuli kembali dari kamar mandi, ia lagi-lagi terkejut melihat gaya riasan Siti sahabatnya itu, "tumben kamu bold make upnya, Sit ?"

Saras lagi-lagi tersenyum seakan-akan yang ia lakukan ini normal-normal saja, "mau coba penampilan baru, eh nama kamu siapa ? lupa aku tuh," jawabnya.

Senyum Yuli pudar, "Allahu Rabbi ! sakit apa kamu ? aku Yuli, Yulianti, kita udah temenan lama kamu gak mungkin lupa namaku, Sit."

"Yaa aku emang rada gak enak badan semalem, Yul, kemarin malam aku kelelep di kolam, maklum ya," jawab Siti.

"Gitu ya ? kok bisa separah ini efeknya ya ? kamu banyak nelen belerang kali, Sit, ntar kita ke klinik kampus aja," kata Yuli menyarankan.

"Iya boleh," jawab Saras singkat.

***

Sementara itu di alam jin, Pangeran Rakha mulai jenuh menunggu, berjam-jam sudah Siti gak bangun-bangun, "wahai perempuan, lama amat sih pingsannya, aku harus apa ? aku bisa jamuran lama-lama di sini, mana hari mau gelap," gumamnya.

Rakha memperhatikan terus wajah itu, saat Siti terlelap begini, ia terlihat seperti makhluk paling kelelahan di dunia. Tiba-tiba muncul ide gila di kepala Rakha, "apa.... kau butuh nafas buatan, Perempuan ?"

'Krik krik krik,' suara jangkrik yang menyahut seakan mendukung.

"Iya benar, kau pasti butuh nafas buatan, mumpung Wira gak sedang di sini, aku bersedia dengan segenap hati akan membantumu, hoh hoh hahh ehem ehem," ucap Rakha mulai mengecek bau nafasnya dulu, takut ada aroma jengkol atau pete kan gak enak mau nyium cewek cakep.

Rakha celingukan sebentar, ia melihat toples kaca berisi permen gulali jahe di atas meja, mungkin peninggalan salah satu prajuritnya yang kebetulan memantau daerah ini, ia meraih permen itu dan memakannya sedikit supaya saat proses terjadinya nafas buatan, ada sensasi rasa pedes-pedesnya gitu, pasti akan lebih mengena dan tak terlupakan. Whahahahah.

"Kemudian nanti setelah kau bangun, perempuan, kau akan melihatku, aku tampan dan mempesona, kau akan langsung berterima kasih padaku, mungkin jatuh cinta, kau akan merasa berhutang kepadaku karena menyelematkan nyawamu dan kau bersedia suka rela mau menjadi... ahihihihi... istriku, yes yes," ucap Rakha ngaca sebentar dan merapikan rambutnya yang gondrong lurus.

Rakha mulai mendekati Siti kembali, ia gugup sekali sekarang, ia memposisikan Siti sedemikian nyaman kemudian menghirup nafas dalam-dalam. 'Deg deg deg deg,' jantung bergenderang alangkah kencangnya, jangkrik pun berhenti mengerik mungkin juga gugup melihat momen ini, hanya ada malam, bintang-bintang dan rasa cinta di hati.

Rakha mendekatkan bibirnya pada bibir mungil Siti, ia tak yakin ini akan berhasil tapi ia tak bisa mundur apapun yang terjadi, "maafkan aku, wahai perempuan," batinnya.

Hampir sesenti saja madu manis surgawi itu didapat mendadak pintu gubuk langsung dibuka seseorang, 'blak !'

"Whaaa !" 'gubraaak,' Rakha memekik kaget, kursinya terguling menjatuhkannya ke atas tanah.

"Bhre ! maaf, Bhre, maap maap, apa yang sedang Bhre lakukan ?" ucap Wira membantu Pangerannya berdiri.

Rakha sakit pinggang gara-gara jatuh, dengan kesal ia mengajak Wira keluar dari gubuk, "kenapa kau tiba-tiba datang sih ? aku tadi melihat kutu rambut di kepala perempuan itu, mau ku pungud, kau jangan salah paham !" ujarnya agak emosi.

"Kutu rambut ? tapi kenapa Bhre sampai kaget begitu ?" ucap Wira mengendus sikap ganjil Pangerannya.

"Kau yang salah, langsung masuk saja tidak ketok pintu, huft, untung perempuan itu belum bangun," kata Rakha yang tadi saking gugupnya sampai-sampai tak dengar suara tapak kaki kuda.

"Saya minta maaf, Bhre, saya datang cuman mau mengabRakha kalau para empu akan datang ke sini besok pagi, tadi mereka belanja bahan-bahan pembuat besi. Ini sudah hampir malam, kita tinggalkan saja perempuan itu, atau kita bawa ke rumah dinas, bagaimana ? mungkin tabib bisa mengeceknya," usul Wira.

"Oke," jawab Rakha.

Begitu kedua laki-laki ini mau masuk gubuk, baru di ambang pintu, keduanya mendapati perempuan yang mereka temukan sudah bangun dan duduk dengan tenang, terlihat kaget, kebingungan, dan takut di wajahnya.

"K.... kau... kau sudah sadar rupanya, perempuan," ucap Rakha tersenyum, meski dalam hati agak kecewa, kalau masih pingsan kan ia masih ada kesempatan kasih nafas buatan.

Siti melihat-lihat suasana gubuk ini, otaknya mencerna dikit, mengira masih ada di alam manusia, "ini pasti ada di rumah salah satu penduduk sekitar pemandian nih, Alhamdulillah untung ada yang nolongin gue, tapi kenapa dua mas-mas ini pake baju karnaval ? kenapa aku dipakein baju karnaval juga ? bajuku mana ? tasku mana ?" batinnya.

Karena Siti diam saja, Rakha bertanya lagi, "kau pingsan tadi, aku menyelamatkamu."

Barulah Siti tersenyum, senyumannya menggugurkan bunga-bunga keangkuhan di hati kedua laki-laki berkedudukan tinggi ini, "oh jadi gitu ya, Mas, makasih ya, saya... saya mau pulang dulu kalau gitu, takut kemaleman, besok udah harus kuliah, Mas," katanya sambil turun dari ranjang bambu.

"Iya, cuman masalahnya itu, agak susah kamu buat pulang," jawab Rakha sambil mundur dari pintu supaya Siti bisa keluar dari gubuk.

"Gak papa, hehe, saya bisa naik ojek," jawab Siti melangkah di ambang pintu, ia juga takut jika terlalu lama di gubuk bareng dua cowok asing malam-malam.

Saat keluar gubuk, senyuman Siti memudar, hamparan hutan, lembah dan jurang yang ia lihat bersama senja yang hampir berganti malam. Firasat gak enak pun menyeruak di dalam hati, berkemelut tak karuan bersama isi pikiran, "s... saya dimana ya ? Mas, mohon maap, saya dimana ? kok bisa di tempat terpenjil gini sih ?" tanyanya.

"Itulah, kau tidak sedang di alam manusia, wahai perempuan, kau sedang di alam jin, sepertinya seekor siluman ular telah mencuri tubuhmu dan menggunakannya, sedangkan rohmu dibuang di sini," kata Patih Wira menjelaskan.

'Jreeeng !!'

Siti melotot mendengarnya, ia memandangi Wira dan Rakha bergantian, kepalanya menggeleng tak percaya, "gak mungkin ! kalian pasti bohong, ngaku nggak ! gue lagi dimana ? balikin gue ke kosan !" pekiknya menunjuk bergantian dua lelaki di hadapannya.

"Hei perempuan, ngapain kami bohong padamu ? apa untungnya ?" jawab Rakha.

"Kalian pasti mau memperkosa gue, iya kan ?! balikin gue ! atau... gue telpon polisi, gue laporin kalian," ancam Siti, ya maklum, Siti ini cewek asli Jakarta, cewek Jakarta terutama Betawi terkenal pemberani dan tegas, mereka lantang dan jujur, sifat yang khas yang tidak semua cewek Jawa memiliki.

"Kalau aku mau sudah kulakukan dari tadi, kau tidak percaya kami ini jin ? coba lihat langit itu ! ada bulannya nggak ? coba lihat kuda itu ! hitung berapa matanya, mata kuda jin ada 4, coba lihat sahabatku ini, dia bisa berubah wujud menjadi manusia harimau, apa ada manusia normal bisa berbuat kayak begitu ? hmmm ?" ujar Rakha berusaha meyakinkan.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

bhre ..emang di alam jin ada juga nih sayur jengkol 😀😀😀😀

2025-05-19

1

kalea rizuky

kalea rizuky

liat nama Bhre jd inget gusti bahre/Curse//Curse/

2025-04-08

1

Yuli a

Yuli a

ini si cowok nyebutnye gimane Yee.... susah amat dah... bhre... apakah "bre" gitu aja..

2025-04-08

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pemandian Air Panas Gunung Keramat
2 Bab 2 Kerasukan
3 Bab 3 Bhre Rakha
4 Bab 4 Siti Palsu
5 Bab 5 Nafas Buatan
6 Bab 6 Gak Mau Dibonceng Naik Kuda
7 Bab 7 Terlalu Percaya Diri
8 Bab 8 Sendiko Dawuh, Suhu
9 Bab 9 Kenapa Siluman Ular itu Dikurung ?
10 Bab 10 Toilet Jin Dimana ?
11 Bab 11 Aku Memang Bajingan Yang Jatuh Cinta Padamu
12 Bab 12 Oh !! Di Dalam Ya ?
13 Bab 13 Ajian Pemikat
14 Bab 14 Buset ! Mie Cup Sekardus
15 Bab 15 Sang Pangeran Mati
16 Bab 16 Presiden BEM Klepek-Klepek
17 Bab 17 Diemut Aja
18 Bab 18 Aku Terpaksa Harus Memaksanya
19 Bab 19 Digabrut Makhluk Berbulu
20 Bab 20 Gue Mens ?
21 Bab 21 Nginthil Terus
22 Bab 22 Abang Masukin Tiap Hari !?
23 Bab 23 Ciuman Pertama Mekel
24 Bab 24 Pertarungan Sengit Saras VS Wira
25 Bab 25 Aura Hypernya Kuat Banget
26 Bab 26 Dikeluarkan Dari Kampus
27 Bab 27 Udah Nikah Tapi Gak Berasa Gitu
28 Bab 28 Yes Istriku Yes Aww
29 Bab 29 Bercint@ Dengan Tornado + Gempa 7 SR
30 Bab 30 Mana Janjimu, Bang ?
31 Bab 31 Tebak ! Siti Bisa Pulang Apa Enggak ?
32 Bab 32 Kembali ke Alam Manusia
33 Bab 33 Mual Muntah di Pagi Hari
34 Bab 34 Hamil Anak Jin
35 Bab 35 Tespek Positif
36 Bab 36 Nanas Dari Vano
37 Bab 37 Balapan Maut
38 Bab 38 Jejelin Kulit Nanas ke Mulutnya Vano
39 Bab 39 Saraswati Akan Membunuh Siti
40 Bab 40 Muncrat Sosisnya Kang Mas
41 Bab 41 Strategi Pintar Siti
42 Bab 42 Sekarang Buka Bajumu ! Akan Kumandikan Kau
43 Bab 43 Gara-Gara Ngintip
44 Bab 44 USG di Dokter Kandungan
45 Bab 45 Kenapa Tidak Bisa Berdiri, Kanda ?
46 Bab 46 Naik ke Gunung Keramat
47 Bab 47 Gue Mau Jadi Ayah Buat Bayi Lu
48 Bab 48 Ngidam Makan Ular
49 Bab 49 Mekel Aslinya Sudah Gak Tahan
50 Bab 50 Kisah Lahirnya Sang Antagonis
51 Bab 51 Kutukan Timun Gaib
52 Bab 52 Siap Jadi Bapaknya Jin
53 Bab 53 Diam-Diam Menyelinap Masuk Kamar
54 Bab 54 Temenin Adek Tinggal di Hutan
55 Bab 55 Pertemuan Dengan Pangeran Rakha Malam Ini
56 Bab 56 Berkat Kitab Ulat Sutra
57 Bab 57 Aib Siti Bocor ke Medsos
58 Bab 58 Dan Pangeran Rakha Bandel
59 Bab 59 Mama Macan VS Babi Hutan
60 Bab 60 Hubungan Patih Wira dan Saraswati Terbongkar
61 Bab 61 Bobot, Bibit dan Bebet
62 Bab 62 Tangis di Hari Raya
63 Bab 63 Melepas Kebaya Keraton
64 Bab 64 Babe Dimaki-Maki di Depan Rumah
65 Bab 65 Segelas Baygon di Meja Dapur
66 Bab 66 Nanti Gue Sharelok, tapi…
67 Bab 67 Lamaran Jordan
68 Bab 68 Pernikahan Jordan dan Siti
69 Bab 69 Tolong Jaga Dia, Wahai Sahabatku
70 Bab 70 Pengantinnya Adalah…
71 Bab 71 Malam Pengantin Ditemani Jin
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Pemandian Air Panas Gunung Keramat
2
Bab 2 Kerasukan
3
Bab 3 Bhre Rakha
4
Bab 4 Siti Palsu
5
Bab 5 Nafas Buatan
6
Bab 6 Gak Mau Dibonceng Naik Kuda
7
Bab 7 Terlalu Percaya Diri
8
Bab 8 Sendiko Dawuh, Suhu
9
Bab 9 Kenapa Siluman Ular itu Dikurung ?
10
Bab 10 Toilet Jin Dimana ?
11
Bab 11 Aku Memang Bajingan Yang Jatuh Cinta Padamu
12
Bab 12 Oh !! Di Dalam Ya ?
13
Bab 13 Ajian Pemikat
14
Bab 14 Buset ! Mie Cup Sekardus
15
Bab 15 Sang Pangeran Mati
16
Bab 16 Presiden BEM Klepek-Klepek
17
Bab 17 Diemut Aja
18
Bab 18 Aku Terpaksa Harus Memaksanya
19
Bab 19 Digabrut Makhluk Berbulu
20
Bab 20 Gue Mens ?
21
Bab 21 Nginthil Terus
22
Bab 22 Abang Masukin Tiap Hari !?
23
Bab 23 Ciuman Pertama Mekel
24
Bab 24 Pertarungan Sengit Saras VS Wira
25
Bab 25 Aura Hypernya Kuat Banget
26
Bab 26 Dikeluarkan Dari Kampus
27
Bab 27 Udah Nikah Tapi Gak Berasa Gitu
28
Bab 28 Yes Istriku Yes Aww
29
Bab 29 Bercint@ Dengan Tornado + Gempa 7 SR
30
Bab 30 Mana Janjimu, Bang ?
31
Bab 31 Tebak ! Siti Bisa Pulang Apa Enggak ?
32
Bab 32 Kembali ke Alam Manusia
33
Bab 33 Mual Muntah di Pagi Hari
34
Bab 34 Hamil Anak Jin
35
Bab 35 Tespek Positif
36
Bab 36 Nanas Dari Vano
37
Bab 37 Balapan Maut
38
Bab 38 Jejelin Kulit Nanas ke Mulutnya Vano
39
Bab 39 Saraswati Akan Membunuh Siti
40
Bab 40 Muncrat Sosisnya Kang Mas
41
Bab 41 Strategi Pintar Siti
42
Bab 42 Sekarang Buka Bajumu ! Akan Kumandikan Kau
43
Bab 43 Gara-Gara Ngintip
44
Bab 44 USG di Dokter Kandungan
45
Bab 45 Kenapa Tidak Bisa Berdiri, Kanda ?
46
Bab 46 Naik ke Gunung Keramat
47
Bab 47 Gue Mau Jadi Ayah Buat Bayi Lu
48
Bab 48 Ngidam Makan Ular
49
Bab 49 Mekel Aslinya Sudah Gak Tahan
50
Bab 50 Kisah Lahirnya Sang Antagonis
51
Bab 51 Kutukan Timun Gaib
52
Bab 52 Siap Jadi Bapaknya Jin
53
Bab 53 Diam-Diam Menyelinap Masuk Kamar
54
Bab 54 Temenin Adek Tinggal di Hutan
55
Bab 55 Pertemuan Dengan Pangeran Rakha Malam Ini
56
Bab 56 Berkat Kitab Ulat Sutra
57
Bab 57 Aib Siti Bocor ke Medsos
58
Bab 58 Dan Pangeran Rakha Bandel
59
Bab 59 Mama Macan VS Babi Hutan
60
Bab 60 Hubungan Patih Wira dan Saraswati Terbongkar
61
Bab 61 Bobot, Bibit dan Bebet
62
Bab 62 Tangis di Hari Raya
63
Bab 63 Melepas Kebaya Keraton
64
Bab 64 Babe Dimaki-Maki di Depan Rumah
65
Bab 65 Segelas Baygon di Meja Dapur
66
Bab 66 Nanti Gue Sharelok, tapi…
67
Bab 67 Lamaran Jordan
68
Bab 68 Pernikahan Jordan dan Siti
69
Bab 69 Tolong Jaga Dia, Wahai Sahabatku
70
Bab 70 Pengantinnya Adalah…
71
Bab 71 Malam Pengantin Ditemani Jin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!