***
Sementara itu, Siti palsu sudah tiba di depan kost wanita. Saras yang merupakan siluman ular celingukan memandangi banyak yang berubah setelah sekian ratus tahun lamanya, rumah-rumah terbuat dari semen, bertingkat-tingkat, jalanan becek dan sudah diaspal, lampu-lampu jalan terang benderang, dan semua orang memakai kendaraan dari besi.
"Aku benar-benar sudah ketinggalan zaman secara harfiah," gumam Saras sambil terus memperhatikan sekeliling.
Yuli yang sudah sampai kost duluan sejak beberapa jam yang lalu mendongak ke bawah, melihat teman sekamarnya itu yang sedang basah kuyup, "Siti !!" pekiknya memanggil.
Saras mendongak ke belakang melihat gadis yang telah membebaskannya tadi dengan perilaku tercelanya, yup... ternyata mantra sangkar sakti buatan para empu di alam jin bisa hilang jika terkena cipratan darah perawan, meski Yuli ada di alam manusia, sejatinya antara alam jin dan manusia itu saling terhubung satu sama lain.
"Hei !" sapa Saras sambil tersenyum.
"Ngapain di situ bengong aja, Sit ? ayo masuk yuk !" ucap Yuli melambaikan tangannya.
Saras melihat pintu gerbang rapuh di sana, ia buka dan masuk ke dalam area parkiran motor anak kost, kemudian ia melihat tangga kecil-kecil menuju ke atas, "mungkin ini tempat tinggal gadis pemilik tubuh ini," batinnya.
Saras tak butuh mendaki tangga, ia rentangkan lengannya ke kanan dan ke kiri, seketika tubuhnya melayang beberapa centi dari permukaan tanah dan langsung melayang sampai ke atas, 'swiiing.' Siluman ular ini memang lumayan sakti.
"Cepet amat kamu naik tangganya, Sit ? kamu abis dari mana aja ? kok basah begini ? kamu abis nyusulin aku ?" tanya Yuli sambil menggenggam salah satu tangan Saras.
"Oh... i... iya," jawab Saras rada kikuk.
"Ayok masuk, Sit ! aku mau curhat lagi soal kejadian tadi," ajak Yuli.
Saras pun masuk ke dalam kamar kosan, "iiih kamar ini sempit banget, mana kurang estetik lagi," komentarnya.
"Lha !! ya emang udah dari dulu kali, Sit, namanya juga kosan murah kan kamu tau sendiri, kamu kan yang ngajakin aku ngekost di sini, seenggaknya tiap pagi kita dapet jatah makan dari ibu kost," kata Yuli sambil duduk di kasurnya.
Saras melihat meja belajar dan suasana kamar, "kurunganku di alam jin jauh lebih nyaman daripada di sini... ah gak papa, yang penting kan sekarang aku sudah bebas, aku bisa keluar dan berjalan-jalan kemanapun aku mau," batinnya.
"Ganti baju gih ! ntar masuk angin kamu," kata Yuli.
"Iya, emm... itu... itu lemariku kan ?" jawab Saras menunjuk lemari plastik warna pink di pojok.
"Kok kamu jadi amnesia gitu ? itu lemariku, lemarimu itu yang warna coklat," jawab Yuli mengerutkan keningnya.
"Oh.. hehe, iya iya, lupa," jawab Saras mesam-mesem.
Saras membuka lemari Siti, melihat pakaian-pakaiannya, "diiih pakaian macam apa ini ? mana jarik ? mana stagennya ?" batinnya memilah-milah.
"Sit, hiks... aku sekarang udah gak virgin, rasanya tuh... hiks, sakiit banget, aku nyesel, tapi aku juga nikmatin, jujur sih, aku sayang banget sama Vano, pas ngelakuin itu tuh... aku ngerasa kayak kehilangan permata yang berhargaaaa banget, aku sampe gak bisa tidur, kamu jangan ceritain ke siapa-siapa ya," oceh Yuli curhat.
Saras tak begitu memperhatikan perkataan itu, ia sibuk menjajal daster motif batik di sana, "oh gitu," katanya respon.
Yuli lagi-lagi heran, "kok tumben kamu gak ngomel sih, Sit ?"
"Ya mau bagaimana lagi, lagian sih kamunya jalang," ucap Saras tegas dan keras sekali.
'Deg !' Yuli menyentuh dadanya, rasanya kayak ditusuk jarum pentul jilbab.
"Sit, tega banget kamu ngatain aku kayak gitu ?!" ucap cewek bertahu lalat kecil di ujung hidung itu.
"Laaah, kan gak salah yang aku bilang, kalau kamu gak jalang, kamu gak akan mau melayani lelaki yang belum jadi suamimu, ahhh... tapi sudahlah, gak usah dibahas lagi, semua sudah terjadi," jawab Saras dengan senyuman sambil memakai daster milik Siti. Tanpa kelakuan Yuli tentu ia tak bisa bebas seperti sekarang.
"Iya sih, semua udah terlanjur," jawab Yuli sambil merapikan bantal kemudian rebahan.
Saras lagi-lagi tampak kebingungan, Yuli melirik sahabatnya itu, "kamu kenapa lagi ?"
"Emmm.. aku tidur dimana ?" tanya Saras.
"Ya Allah, Sit ? kamu kenapa sih ? kamu sakit ? iya ? kamu boboknya di atas," kata Yuli bangkit lagi dan langsung menyentuh jidat sahabatnya. Memang rada anget sih.
"Okey," jawab Saras mulai mendaki tangga dan rebahan di atas sana sambil senyum-senyum.
"Aku matiin lampunya ya," kata Yuli.
"Iya," jawab Saras mulai menyelimuti dirinya dengan selimut dan meringkuk merayakan kebebasannya dalam hati.
***
Pagi pun tiba, Saras bangun dengan badan yang terasa segar penuh energi, "eeeemmmggh," ia merenggangkan otot dan turun dari kasurnya.
"Sit, ayo buruan wudhu ! aku tungguin, kita sholat jamaah, kamu yang jadi imam ya, aku banyak dosa, gak pantes jadi imam," ujar Yuli menggelar sajadah dan bersiap pakai mukenah.
"Sholat ? gak ah, males, kamu aja," jawab Saras.
"Lha ?! tumben kamu, biasanya malah kamu yang ngomel kalau aku males sholat, kesambet setan apa kamu, Sit ?" ucap Yuli benar-benar heran.
"Gak papa," ucap Saras keluar kamar sambil setengah loncat-loncatan bahagia.
Yuli menatap sahabat sekamarnya itu dengan tatapan curiga, "salah makan kah tuh anak ? aneh, kayak bukan Siti yang biasanya," gumamnya.
Saras celingukan mencari kamar mandi, biasanya ia akan mandi di aliran sungai, tapi ia tahu bahwa di alam manusia ada yang namanya kamar mandi, dimana ada gemericik air, di situlah tempatnya. Saras mengikuti suara sumber air berasal, ia menemukan beberapa pintu, salah satu pintu terbuka dan ia melongok sedikit ke dalam, ada bak mandi di sana, ada WC duduk juga.
"Ohhh jadi semua manusia zaman sekarang mandinya di sini ?" gumamnya meraih gayung lope-lope.
Saras pun tersenyum dan menutup pintunya, ia awalnya kesulitan menyalakan kran, setelah mikir dan mencoba-coba akhirnya ia bisa, ia tersenyum dan mulai melepaskan daster di badannya, 'jebur jebur jebur jebur,' mandi tanpa sabun ala bangsa jin pun selesai.
Setelah mandi, Saras menjentikkan jarinya sehingga tubuhnya langsung diselimuti dengan pakaian. Seperti bangsa jin lainnya, ia bisa mengenakan pakaian dengan cara instan. Kini ia pakai pakaian adat ala wanita jin, memakai jarik keemasan, kemben, pakai stagen merah di pinggangnya dan mengenakan selendang merah, tak lupa aksesoris seperti kalung, cuping telinga emas dan gelang menghiasi tubuhnya.
'Blak !!' Siti membuka pintu kamar mandi dan keluar dengan penuh percaya diri, "whalllaaa ! aku sudah cantik," ujarnya mengumumkan.
Yuli yang hendak mandi juga terkejut melihat penampilan itu, "Sit, mau karnaval kemana kamu pagi-pagi ? hahahha," tanyanya terbahak.
"Ada yang lucu ya ? aku cantik kan ?" jawab Saras sambil berputar memperlihatkan keanggunannya.
"Ya cantik sih, kamu emang dari dulu cantik, tapi kan kita mau kuliah, Sit, pake baju yang biasanya aja ngapa," jawab Yuli yang kini hanya pakai handuk terlilit sambil bawa gayung isi sabun.
"Oh... tapi aku nyaman pake pakaian begini," ucap Saras cemberut.
"Duh Sit, kamu tuh aneh dari semalem, terserah kamu aja lah," jawab Yuli sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
FiaNasa
kok.yuli gak curiga ya,,dari mana gitu Siti dapat baju gituan gitu lo
2025-05-19
1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
ya elah kan skrg tjuh belasan jdnya mau karnaval kali yul.. hahahaaa
hahaha lest gooo
2025-04-07
3