Di dalam sebuah kelas yang ribut dengan banyaknya mahasiswa yang tengah berebut kursi, lihatlah seorang gadis yang sama sekali tidak memperdulikan sekitarnya. Untuk apa dirinya berebut begitu, lagi pula tidak akan ada orang yang mau duduk di sebelahnya bukan? Oh jangan tanya mengapa, tentu saja karena semua orang takut padanya.
"CIA!!!!!!" Oh tidak suara berisik apa itu! Banyak mahasiswa yang menutup telinganya termasuk Valencia yang sedari tadi terlalu kalut dengan pikirannya. Suara itu melebihi gemaan gendang cakrawala.
"Apa kalian lihat-lihat! Tidak pernah lihat bidadari cantik sepertiku datang ya?" Ucapnya sembari berjalan menghampiri orang yang dia panggil, banyak yang sudah berbisik dan terang-terangan mengumpat padanya. Apa dia beduli? Tentu saja tidak!
Gadis berbaju mini itu duduk di sebelah Valencia dengan anggun bahkan wajahnya terlihat tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Gadis blasteran amerika dan rusia itu terlihat dengan cantik dengan bibir seksinya, gadis di depannya ini adalah Charlie teman dari taman kanak-kanaknya Valencia.
"Apakah jika datang tidak dengan kehebohan akan meruntuhkan dunia?'' Sindir Valencia dengan pedasnya, gadis yang sudah terbiasa dengan ucapan dan sikap kasar temannya hanya melengos.
"Benar tanpa kehebohan ini maka charlie akan mengganti namanya menjadi charlo!" Ledek seorang pria yang baru saja duduk di sisi kanan Valencia. Dia juga salah satu teman Valencia yang berani mendekatinya, namanya Gabriel. Mereka sudah lama berteman seperti charlie.
"Ckckck! Berhentilah menyindir diriku dengan ucapan tak berguna itu! Jika suatu hari nanti aku bersikap anggun itu tandanya kalau aku sudah menemukan calon suami!" Charlie berucap dengan menunjuk kedua wajah temannya dengan ekspresi sombong.
"Jadi karena aku masih singel maka biarkan aku untuk bersikap semauku!"
"Apa yang sedang kau pikirkan Cia?" Tanya Gabriel tidak menggubris ucapan Charlie, pria itu lebih penasaran dengan apa isi pikiran gadis cantik di sebelahnya.
"Dia akan datang minggu depan, mommy sudah mengancam kalau aku tidak boleh kabur dengan alasan apapun." Valencia menaruh kepalanya di atas meja dengan wajah kusutnya. Gabriel dan Charlie sudah tau siapa yang dimaksud oleh sahabat mereka ini, mereka sudah lama mengenal dan tau setiap kisah yang di alami satu sama lain tanpa terkecuali. Oh ya! Ada rahasia yang belum terungkap.
"Apa tidak ada alasan yang bisa kau katakan? Seperti study tour mungkin?" Tanya Charlie dengan kasihan, Valencia begitu menghindari pertemuan ini lalu bagaimana bisa dia akan betah di satu atap yang sama?
"Mungkin saja dia tidak datang? Tahun lalu dia tidak datang bukan? Dan sia-sia juga kamu menghindar." Sahut pria di sebelahnya ingin menghalau sedikit rasa gelisah di hati Valencia. Charlie mengangguk setuju, bisa jadi dia juga tidak datang minggu depan.
Valencia menatap Gabriel yang tersenyum yakin padanya lalu duduk dengan benar dan menatap Charlie yang juga tengah menatapnya dengan yakin. Apa benar pria itu tidak akan datang minggu depan? Melihat keyakinan di mata kedua sahabatnya membuat keyakinan tu juga hadir di hatinya. Ya! Dia pasti tidak datang bukan? Lagi pula pria sesibuk dirinya tidak mungkin hanya meluangkan waktu datang untuk bertemu denganya!
Semuanya terdiam saat seorang pria yang mereka kenal sebagai dosen mereka tengah memasuki ruangan. Pria tua itu tengah tersenyum dan menyapa mereka dengan ramahnya. Melihat itu, Charlie si mulut usil kini mendekatkan tubuhnya ke arah Valencia dengan di ikuti oleh Gabriel karena pasti, gadis itu punya hal yang ingin di katakan dan ia tidak mau melewatkan hal itu.
"Ternyata novel dan kenyataan itu sangat berbeda ya! Dicerita novel banyak pria tampan yang menjadi dosen, dan sekarang lihatlah dosen tersayang kita. Mungkin usianya sudah melebihi usia grandpa ku di rumah." Gabriel dan Valencia seketika menahan tawa saat sahabat mereka ini tertampar kenyataan.
"Berhentilah mengkhayalkan hal yang di luar kendalimu!" Ledek Gabriel dengan terkekeh geli. ''Mungkin dia belum bangun dari tidur nyenyaknya semalam." Valencia menimpali ucapan Gabriel, sedangkan Charlie hanya menatap pria tua yang sedang bicara di depan sana dengan ratapan nasib.
"Jadi hari ini hingga satu bulan kedepan saya akan di gantikan oleh pengusaha yang sukses di usianya yang masih terbilang sangat muda. Dia akan menjadi pembimbing kalian untuk kelas bisnis ini." Ucap pria itu, ketiga orang yang tengah bercanda tadi langsung diam dan mendengarkan.
"Silahkan masuk..." Ucap dosen itu sembari memberi intruksi pada orang yang ternyata ada di depan pintu.
Semuanya kini menoleh ada pintu ruangan yang terbuka dengan lebar. Semua mata tercengang melihat sosok tampan yang sedang berdiri depan semuanya dengan gagah. Bahkan pria itu di lihat dari sudut mana pun tidak ada celah sama sekali.
Berbeda dengan yang lain, seorang gadis tengah menatap dengan terkejut. Bahkan matanya seakan mau keluar dari tempatnya saking kagetnya ia saat ini.
"Ini yang di maksud dengan dosen tampan dan muda! Ini yang ku maksud Cia!" Charlie menggoyangkan badan Valencia yang membeku, Gabriel hanya menggeleng. Namun memang ia akui tampang pria yang sedang berdiri di depan mereka saat ini sangat tampan.
"Cia? Cia? Kenapa kau diam? Dosen tampan ini yang ku maksud! Lihat! Kau saja sampai tidak bekedip di buatnya! Lihat-lihat dia Briel!" Charlie menertawakan Valencia yang terdiam dengan masih tak bergeming sama sekali.
Gabriel menoleh wajah sahabat yang memang masih diam. "Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama dengan dosen itu?" Pertanyaan itu secara tidak langsung di angguki oleh Valencia membuat Charlie berteriak histeris, hingga semua mahasiswa menatap ke arahnya. Sedetik kemudian gadis itu kembali menggeleng.
"Ratu drama!" Umpat seorang wanita yang sudah muak dengan sikap Charlie selama ini.
"Sudah jangan membuat keributan! Sekarang dengarkan dosen baru kalian untuk memperkenalkan dirinya." Pria itu melerai mahasiswa yang mungkin sebentar lagi akan bertengkar jika tidak di pisahkan.
"Silahkan Pak, waktu dan tempat di persilahkan." Ucapnya sembari memberi pria tampan itu waktu untuk bicara. Meski begitu banyak yang mengaguminya tapi ekspresi pria itu hanya datar dan menatap satu persatu mahasiswanya hingga matanya bertemu pada mata gadis yang sedang diam dengan hanya mengedipkan matanya sesekali.
Di antara barisan meja lainnya, hanya deretan mejanya lah yang di isi oleh 3 orang saja. Sisanyanya penuh bahkan berdesak-desakan untuk duduk. Namun mengapa tak ada yang mau duduk satu bangku dengan mereka?
"Perkenalkan, saya Axel brandon! Saya akan menjadi dosen tamu kalian mulai hari ini hingga satu bulan kedepan!" Setelah perkenalkan itu teriakan kembali di dengar oleh mahasiswa, namun kini tak hanya satu orang.
"Aaaaaa!!!!" Teriak kedua orang yang langsung berdiri dari duduknya dan saling memandang, lalu menatap gadis yang masih diam membeku.
"Ada apa dengan kalian! Keluar sekarang dari kelas ini!" Perintah pria tua itu saat ia sangat malu mendapati anak didiknya histeris layaknya kesetanan. Padahal dia sudah sangat bangga dengan kelas terbaiknya ini. Yang mana banyak mahasiswa berbakat yang sedang menghadiri kelas ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments