Menerima Kenyataan Hidup

Seminggu kemudian
disore hari, terlihat gracia baru pulang kerja.
Gracia
Gracia
(*mengetuk pintu*)
Gracia
Gracia
aku pulang
gracia menuju sofa kemudian menjatuhkan tubuhnya disofa tersebut dan menghela nafas panjang.
Ayah nya yang melihat itu, datang menghampiri nya.
Ayah
Ayah
Kamu kenapa, gracia.
Gracia
Gracia
huhh,,.. tau gak, Pa. Hari pertama di tempat kerja baru... rasanya canggung banget. Aku takut gak bisa menyesuaikan diri.
Ayah
Ayah
Aku paham, Gracia. Hari pertama memang selalu berat, tapi percayalah, kamu pasti bisa.
Gracia
Gracia
Tapi Pa, semuanya berbeda. Lingkungan baru, orang-orang baru... Aku merasa asing.
Ayah
Ayah
Terkadang, kita memang harus melewati rasa asing itu dulu sebelum merasa nyaman. Tapi ingat, kamu bukan orang asing di dunia ini. Kamu punya banyak potensi.
Gracia
Gracia
Tapi Pa, kadang aku merasa kayak aku nggak cukup baik untuk semua ini. Kayak aku gak pantas ada di tempat itu.
Ayah
Ayah
Gracia, kamu lebih dari cukup. Ingat, kita gak pernah tahu seberapa besar kekuatan kita sampai kita mencobanya. Kamu sudah berusaha sampai sejauh ini.
Gracia
Gracia
Aku cuma takut, Pa. Takut kalau aku gagal lagi.
Ayah
Ayah
Gagal bukan akhir dari segalanya. Itu cuma langkah menuju sukses. Yang penting, kamu gak menyerah.
Gracia
Gracia
Pa, aku pengen bilang... aku sangat merindukan ibu. Kadang aku merasa seperti semua ini nggak berarti tanpa dia.
Ayah
Ayah
Aku juga, Gracia. Tapi ibu pasti bangga banget sama kamu. Kamu jauh lebih kuat daripada yang kamu kira.
Gracia
Gracia
Iya, Pa. Mungkin ibu memang udah gak ada di sini, tapi rasanya dia tetap ada di setiap langkah kita.
Ayah
Ayah
Betul, Gracia. Dia ada dalam setiap kenangan dan setiap perjuangan kita.
Gracia
Gracia
Pa, aku sempat mikir, apakah ibu akan bangga sama keputusan-keputusan yang aku buat sekarang?
Ayah
Ayah
Ibu selalu percaya kamu bisa membuat pilihan yang terbaik untuk dirimu. Mungkin kita gak tahu semua jawabannya, tapi yang penting kita terus berusaha untuk yang terbaik.
Gracia
Gracia
Aku akan terus mencoba, Pa. Aku janji. Aku tahu ibu pasti ingin kita terus maju.
Gracia
Gracia
Pa, gimana kalau kita mulai fokus untuk hal-hal kecil? Mungkin kita bisa mulai dengan merawat kebun di belakang rumah. Aku yakin itu bisa bikin kita lebih tenang.
Ayah
Ayah
Itu ide yang bagus, Gracia. Merawat tanaman bisa jadi cara yang bagus untuk melepaskan penat, dan juga mengenang kenangan indah yang ada di rumah ini.
Gracia
Gracia
Iya, Pa. Mungkin ini cara kita untuk tetap dekat meskipun kita berdua sibuk dengan kehidupan masing-masing.
Ayah
Ayah
Setuju. Mari kita mulai lagi, sedikit demi sedikit.
Gracia
Gracia
hehehe
Gracia
Gracia
Pa, terima kasih ya. Karena kamu selalu ada, walaupun aku kadang ngerasa kesepian.
Ayah
Ayah
Aku selalu ada, Gracia. Gak ada yang lebih penting buat aku selain kamu. Kita keluarga, dan kita akan selalu bersama.
Gracia
Gracia
Iya, Pa. Aku mulai percaya kalau semua akan baik-baik saja. Walaupun jalan hidup gak selalu mudah.
Ayah
Ayah
Karena kita saling punya, Gracia. Itu yang penting. Kita gak pernah sendirian.
Gracia
Gracia
Pa, aku tahu kita gak bisa balik ke masa lalu, tapi aku merasa lebih siap sekarang. Untuk masa depan.
Ayah
Ayah
Kamu sudah lebih siap dari yang kamu kira, Gracia. Masa depanmu cerah, dan aku akan selalu mendukungmu.
Gracia
Gracia
Terima kasih, Pa. Aku gak tahu apa yang aku lakukan tanpa dukunganmu.
Ayah
Ayah
Kamu bisa, Gracia. Kamu sudah bisa melangkah jauh, dan aku bangga sama kamu.
Gracia yang mulai menerima kenyataan hidup, meski ada rasa takut dan keraguan.
Bapak tetap menjadi tempat pelarian dan kekuatan, sambil bersama-sama mereka mulai membangun kembali rutinitas dan harapan baru, baik dalam kehidupan pribadi maupun hubungan mereka sebagai keluarga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!