Jembatan Jadi Tiang

Jembatan Jadi Tiang

Jembatan Jadi Tiang

"Ran.. ada cowok yang nanyain kamu tuh" kata Bilqis di saat kedua sahabat ini sedang makan siang di kantin sekolah.

"Cowok..? nanyain aku..? siapa..?" tanya Kirani penasaran.

"Namanya Bara" jawab Bilqis.

"Bara? Bara yang mana?" tanya Kirani tambah penasaran.

"Dia temannya Reza, pacarku" jawab Bilqis.

"Reza? ooohh... pacarmu yang sampai detik ini belum pernah ketemu kamu itu ya?" tanya Kirani polos.

"Iihh.. kamu kok gitu amat pertanyaannya" protes Bilqis.

"Iya. Kamu kan yang bilang kalau kalian belum pernah ketemuan"

"Tapi kami sering video call"

"Video call doang? ketemuan langsung kan belom"

"Ya udah.. udah.. aku bukan mau ngomongin itu sekarang" potong Bilqis.

"Terus.. mau ngomong apa?" tanya Kirani.

"Itu... ada tuh cowok temennya Reza, dia minta dicariin pacar"

"Hmm... teruus... ?" tanya Kirani yang mulai paham maksud Bilqis.

"Makanya Reza nanya aku punya temen cewek yang jomblo nggak?"

"Hmm... nah, teruus... " tanya Kirani yang sudah sangat paham dengan maksud Bilqis.

"Yaa... aku bilang ada.. "

"Yang kamu maksud itu pasti aku. Iya kan?" tebak Kirani sambil tertawa.

"Wow.. kamu pandai sekali. Seratus buat kamu. Emang iya.." jawab Bilqis.

"Tapi aku nggak mau" sahut Kirani tegas.

"Lho.. kenapa? kamu kan lagi jomblo. Apa kamu ingin menua sendirian?" Bilqis mulai mempengaruhi sahabatnya ini.

"Menua sendiri? ya enggaklah. Kan di rumah aku ada saudara-saudaraku yang lain. Aku pasti menua bareng mereka" jawab Kirani sekenanya.

"Maksudku bukan itu, Kiran... " kata, Bilqis sambil menepuk jidatnya.

"Terus apa?" tanya Kirani polos.

"Ya udah. Terserah kamu deh menua sama siapa. Tapii... " Bilqis sengaja membuat Kirani penasaran.

"Tapi apa?"

"Nomormu udah aku kasih ke dia" jawab Bilqis seenaknya.

"Haa..? apaaa..?" Kirani terpekik kaget.

"Iya. Nomormu udah aku kasih ke dia, biar dia nelpon kamu" ulang Bilqis.

"Gila kamu, Qis" umpat Kirani.

"Dari semua kita yang ada di kelas, hanya kamu kan yang belum punya pacar. Ya aku cariin lah"

"Kalau caramu gini, terkesan itu kau sedang menjualku, Bilqis"

"Enggak ah. Itu hanya perasaanmu saja. Pokoknya tunggu aja dia nelpon kamu" ujar Bilqis.

Kring.... kring... kring...

Ponsel Kirani berdering. Spontan Kirani dan Bilqis saling pandang.

"Naahh... itu mungkin dia" kata Bilqis senang.

Kirani menengok ponselnya. Sebuah nomor baru menghubunginya.

'Jangan-jangan bener, ini yang barusan diceritain Bilqis' pikir Kirani.

"Buruan.. angkat.. " suruh Bilqis.

Dengan malas Kirani pun menerima panggilan telepon dari orang yang di seberang.

"Halo... " Kirani bersuara.

"Assalamu alaikum... " terdengar suara dari seberang. Suara seorang pria.

Kirani dan Bilqis saling pandang.

"Nah.. ini orangnya" kata Bilqis pelan.

"Waalaikum salam" balas Kirani.

"Bener ini nomornya Kirani?" tanya si penelepon dengan sangat hati-hati.

Deg... dada Kirani terasa berhenti berdegup.

"Iya bener.. " jawab Kirani.

"Ehm... mohon maaf sebelumnya, apa saya ganggu?" tanya yang di seberang masih dengan hati-hati.

'Ya ganggu lah. Bikin dada gue terasa berhenti berdegup aja' dalam hati Kirani.

Bilqis mencolek lengan kawannya ini.

"Bilang nggak" bisik Bilqis di telinga Kirani.

"Eh.. enggak.. " jawab Kirani pada si penelepon.

"Ini siapa ya?" tanya Kirani memastikan.

"Saya Bara, temennya Bilqis" jawab yang di seberang.

"Yes... " Bilqis berseru gembira, karena orang yang digaitkannya dengan sang teman sudah nelpon.

Kirani melirik Bilqis dengan bete.

"Oya, Bilqis udah cerita tentang saya belum?" tanya Bara.

"Eee.. belum" jawab Kirani.

"Tadi udah kok.. " protes Bilqis di telinga Kirani.

Kirani cuek aja.

"Itu... saya temennya Reza, pacarnya Bilqis. Kebetulan saya lagi nggak punya pasangan. Makanya minta tolong Reza sama Bilqis untuk nyariin. Makanya di kasih nomor kamu. Nggak apa-apa ya" Bara menjelaskan.

"Bilang nggak apa-apa" bisik Bilqis di telinga Kirani lagi.

"Eh iya, nggak apa-apa" jawab Kirani ke Bara.

"Kalau aku sering-sering nelpon kamu, boleh nggak?" tanya Bara.

"Boleh.. " lagi-lagi Bilqis berbisik di telinga sebelah Kirani.

"Iya boleh.. " jawab Kirani nurut saja perintah Bilqis. Bukannya apa-apa, hanya saja dia menghargai Bara yang sudah sangat sopan nada bicaranya.

"Oya, kamu sekelas ma Bilqis ya" Bara mulai mencari bahan ngobrol.

"Iya" jawab Kirani tanpa menunggu komando dari kawannya lagi.

"Di SMU 1?" Bara memastikan.

"Iya" jawab Kirani. Dari tadi jawabannya singkat melulu.

"Kalau boleh tau, kamu sekarang lagi apa?"

"Kebetulan sekarang masih waktunya istirahat, jadi kita sekarang lagi di kantin" jawab Kirani mulai bisa ngomong agak panjang dikit.

"Kamu ke kantinnya sama siapa?"

"Sama Bilqis"

"Oh.. Bilqisnya ada ya?" tanya Bara agak kaget.

"Ada.. "

"Kok suaranya nggak kedengeran"

"Hai Bara... " sapa Bilqis setelah merebut ponsel itu dari tangan Kirani.

"Hai... dari tadi kok diem aja" Bara basa-basi.

"Kan aku lagi memberikan kesempatan biar kalian ngobrol dulu" jawab Bilqis sambil terkekeh.

"Oh.. gitu yah. He.. he.. "

Kring... kring... bel sekolah berbunyi, tanda jam istirahat berakhir.

"Eh Bar.., kita balik kelas dulu ya. Udah bel neh nih" tutup Bilqis.

"Oke.. oke.. bilangin sama temenmu nanti aku telpon lagi ya" kata Bara.

"Iya. Dia denger langsung kok" jawab Bilqis.

"Udah ya" tutup Bilqis.

"Iya" jawab Bara dan panggilan pun terputus.

Kirani dan Bilqis segera berjalan ke kelas.

"Namanya Bara. Pasti orangnya ganteng. Nanti kalian bisa video call" kata Bilqis ke Kirani.

Kirani tak menjawab. Tapi dalam hatinya berbunga-bunga, dan berharap semoga yang dikatakan Bilqis barusan benar, kalau dilihat dari namanya, pasti Bara itu orangnya ganteng.

......................

"Iya sayang"

Suara Bilqis yang lagi ngobrol dengan seseorang lewat ponsel terdengar dari kamar Kirani.

Kirani tau siapa orang yang lagi ngobrol dengan sahabatnya itu. Pasti itu si Reza, pacar onlinenya Bilqis. Soalnya kan Tiap malam pasti mereka berdua ngobrol romantis-romantis gitu.

"Eh Za, temenmu si Bara lagi ngapain?" tanya Bilqis.

Dari kamarnya Kirani yang mendengar Bilqis menyebut nama Bara jadi pasang telinga.

"Dia nggak nelpon Kirani? soalnya tadi siang waktu kita di sekolah dia janji mau nelpon Kirani lagi" kata Bilqis pada pacarnya.

'Si@l@n Bilqis, dia kok nawar-nawarin aku ke Bara sih, malu-maluin aja. Dikiranya aku cewek murahan apa?' umpat Kirani yang berada dalam kamarnya.

'Biarin. Kalau temennya telpon, aku nggak mau angkat' Kirana mengambil kesimpulan.

Kring... kring... kring...

Kirani tersentak kaget dengan dering ponselnya. Ditengoknya si penelepon. Bara........

Kirani tak mau menerima telepon dari Bara gara-gara kelakuan Bilqis yang seolah menawarinya pada pria. Dia merasa malu.

Bilqis yang berada di luar mendengar dering ponsel Kirana.

"Kir... HP kamu bunyi tuh" teriak Bilqis dari teras.

(bersambung)

Episodes
1 Jembatan Jadi Tiang
2 Jembatan Jadi Tiang
3 Jembatan Jadi Tiang
4 Jembatan Jadi Tiang
5 Jembatan Jadi Tiang
6 Jembatan Jadi Tiang
7 Jembatan Jadi tiang
8 Jembatan jadi tiang
9 Jembatan Jadi Tiang
10 Jembatan Jadi Tiang
11 Jembatan Jadi Tiang
12 Jembatan Jadi Tiang
13 Jembatan Jadi Tiang
14 Jembatan Jadi Tiang
15 Jembatan Jadi Tiang
16 Jembatan Jadi Tiang
17 Jembatan Jadi Tiang
18 Jembatan Jadi Tiang
19 Jembatan Jadi Tiang
20 Jembatan Jadi Tiang
21 Jembatan Jadi Tiang
22 Jembatan Jadi Tiang
23 Jembatan Jadi Tiang
24 Jembatan Jadi Tiang
25 Jembatan Jadi Tiang
26 Jembatan Jadi Tiang
27 Jembatan Jadi Tiang
28 Jembatan Jadi Tiang
29 Jembatan Jadi Tiang
30 Jembatan Jadi Tiang
31 Jembatan Jadi Tiang
32 Jembatan Jadi Tiang
33 Jembatan Jadi Tiang
34 Jembatan Jadi Tiang
35 Jembatan Jadi Tiang
36 Jembatan Jadi Tiang
37 Jembatan Jadi Tiang
38 Jembatan Jadi Tiang
39 Jembatan Jadi Tiang
40 Jembatan Jadi Tiang
41 Jembatan Jadi Tiang
42 Jembatan Jadi Tiang
43 Jembatan Jadi Tiang
44 Jembatan Jadi Tiang
45 Jembatan Jadi Tiang
46 Jembatan Jadi Tiang
47 Jembatan Jadi Tiang
48 Jembatan Jadi Tiang
49 Jembatan Jadi Tiang
50 Jembatan Jadi Tiang
51 Jembatan Jadi Tiang
52 Jembatan Jadi Tiang
53 Jembatan Jadi Tiang
54 Jembatan Jadi Tiang
55 Jembatan Jadi Tiang
56 Jembatan Jadi Tiang
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Jembatan Jadi Tiang
2
Jembatan Jadi Tiang
3
Jembatan Jadi Tiang
4
Jembatan Jadi Tiang
5
Jembatan Jadi Tiang
6
Jembatan Jadi Tiang
7
Jembatan Jadi tiang
8
Jembatan jadi tiang
9
Jembatan Jadi Tiang
10
Jembatan Jadi Tiang
11
Jembatan Jadi Tiang
12
Jembatan Jadi Tiang
13
Jembatan Jadi Tiang
14
Jembatan Jadi Tiang
15
Jembatan Jadi Tiang
16
Jembatan Jadi Tiang
17
Jembatan Jadi Tiang
18
Jembatan Jadi Tiang
19
Jembatan Jadi Tiang
20
Jembatan Jadi Tiang
21
Jembatan Jadi Tiang
22
Jembatan Jadi Tiang
23
Jembatan Jadi Tiang
24
Jembatan Jadi Tiang
25
Jembatan Jadi Tiang
26
Jembatan Jadi Tiang
27
Jembatan Jadi Tiang
28
Jembatan Jadi Tiang
29
Jembatan Jadi Tiang
30
Jembatan Jadi Tiang
31
Jembatan Jadi Tiang
32
Jembatan Jadi Tiang
33
Jembatan Jadi Tiang
34
Jembatan Jadi Tiang
35
Jembatan Jadi Tiang
36
Jembatan Jadi Tiang
37
Jembatan Jadi Tiang
38
Jembatan Jadi Tiang
39
Jembatan Jadi Tiang
40
Jembatan Jadi Tiang
41
Jembatan Jadi Tiang
42
Jembatan Jadi Tiang
43
Jembatan Jadi Tiang
44
Jembatan Jadi Tiang
45
Jembatan Jadi Tiang
46
Jembatan Jadi Tiang
47
Jembatan Jadi Tiang
48
Jembatan Jadi Tiang
49
Jembatan Jadi Tiang
50
Jembatan Jadi Tiang
51
Jembatan Jadi Tiang
52
Jembatan Jadi Tiang
53
Jembatan Jadi Tiang
54
Jembatan Jadi Tiang
55
Jembatan Jadi Tiang
56
Jembatan Jadi Tiang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!