Menikah Dengan Musuhku
Pagi hari di kota London, kabut gelap masih menyelimuti negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Ini akhir bulan November yang mana sebentar lagi London akan memasuki musim dingin alias salju.
Suhu udara rata-rata berkisar 41°F atau 5°C hingga 48°F atau 9°C dan sering terjadi suhu beku.
Zuri merapatkan lagi mantelnya. Ia harus bergegas pulang jika tidak ingin ketinggalan bis terakhir menuju rumahnya di distrik Brixton dimana itu adalah lingkungan para mahasiswa yang berasal dari luar negeri.
"Huft... untung saja tidak ketinggalan" ujarnya saat ia baru saja menaiki bus.
Zuri memilih duduk di kursi belakang bagian dekat dengan jendela. Ia sangat suka melihat jalanan ketika bus berjalan.
Ini adalah tahun terakhirnya di London.
Ia telah lulus dari universitas terbaik dengan nilai terbaik pula.
Jika boleh jujur, ia enggan pulang ke Indonesia. Tapi sang papa memintanya untuk pulang karena sudah lebih dari tujuh tahun ia memilih tinggal dan bersekolah dinegeri orang.
Zuri masih menatap trotoar dengan isi pikiran yang berkecamuk.
Kemarin malam, kekasih yang ia pacari sejak beberapa bulan yang lalu meminta Zuri untuk menikah dengannya.
Ethan adalah pemuda yang telah memikat hatinya sejak mereka masih kanak-kanak..
Jika bisa dibilang, Zuri lah yang mengejar Ethan Aviel Leon yang merupakan putra dari sahabat papanya Abraham Nicholas Wesley.
Ethan akhirnya luluh akan perhatian yang diberikan oleh Zuri.
Nanti setelah kembali ke Indonesia, Zuri akan bicara pada papanya perihal rencana pernikahannya dengan sang kekasih.
Ethan dan Zuri bertemu kembali saat mereka sama-sama mengikuti seminar yang diadakan oleh pihak kampus. Ethan kini sedang menyelesaikan study S2 disalah satu kampus ternama di London.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Akhir pekan yang sangat dinanti.
Hari ini, Zuri dan Ethan telah berjanji akan menghabiskan akhir pekan mereka dengan berjalan-jalan dan nonton film yang telah lama ia nantikan penayangannya.
Sejak pagi-pagi sekali, Zuri telah bersiap dengan penampilan terbaiknya.
Menanti sang kekasih hati yang berjanji akan menjemputnya.
"Yang mau kencan... Kau terlihat cantik Zuri. Aku yakin Ethan akan semakin tergila-gila padamu nanti" puji rekan sekamar Zuri.
"Terima kasih Adelline" sahut Zuri.
Hingga tiga jam kemudian....
Adelline yang baru pulang dari menghadiri misa di gereja heran melihat Zuri masih berada dikamarnya.
"Kau tidak jadi pergi Zuri? ini sudah lewat pukul sebelas siang" tanya Adelline.
"Ethan belum datang" sahut Zuri dengan raut sedih.
"Coba kau hubungi Ethan lagi, barangkali dia ketiduran. Atau kau saja yang menghampirinya" usul Adelline.
Zuri kembali mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Ethan.
Mau berapa kalipun Zuri menghubungi tetap tak ada sahutan dari seberang.
"Tidak diangkat juga?" tanya Adelline.
Zuri menggeleng lemah.
"Susul saja...! Lagipula, kalian juga akan pergi, jadi tidak apa disusul keapartemennya sekalian langsung berangkat setelahnya" kata Adelline lagi.
"Baiklah..."
Akhirnya, dengan segala pertimbangan, Zuri menyusul Ethan ke apartemennya.
Raut khawatir tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
Awalnya Zuri menekan bel tapi pintu tak kunjung dibuka.
Akhirnya, Zuri menekan password unit milik Ethan dan langsung masuk kedalam. Ia khawatir jika dugaan Adelline benar jika Ethan ketiduran atau bahkan terjadi sesuatu padanya.
Beruntung Zuri sering kesana mengantarkan makanan atau merawat pria itu ketika sakit jadinya ia tahu kode unit milik kekasihnya itu.
Pemandangan pertama sungguh membuat hati Zuri galau sekaligus meringis.
Pakaian berserakan dilantai. Matanya juga menangkap sepasang sepatu wanita yang tergeletak tak beraturan berikut dengan sepatu milik Ethan disampingnya.
Dada Zuri makin bergemuruh.
Kakinya ikut gemetar. Rasanya ia tak sanggup lagi melangkah.
Sayup-sayup Zuri mendengar suara aneh dan rintihan dari dalam kamar.
Zuri mencoba menguatkan hatinya untuk lebih menggali asal suara.
"Oh... lagi Ethann... yeaah... disanaa... ahh kau hebat.." racau suara wanita dengan rintihannya.
"Ssshiit... Kau tetap enak Leona... Sial... aku ketagihan..." balas suara pria yang sangat Zuri kenal.
Zuri menutup mulutnya. Rasa kesal dan amarah tertahan darinya. Apalagi ia mendengar nama adik disebut-sebut.
Brakkk....!!!
Zuri melakukan hal paling gila.
Ia membuka pintu kamar dengan paksa hingga menimbulkan bunyi gaduh.
Dua orang yang sedang bergumul panas terperanjat dibuatnya.
Posisi yang tidak ingin Zuri lihat sebenarnya.
"Zuri.. kau...?" panggil Ethan yang langsung bangkit dari baringnya dan menghempas Leona hingga jatuh terjengkal kelantai karena posisi Leona berada diatas Ethan.
Leona mengaduh tapi tidak diperdulikan oleh Ethan.
Cepat-cepat Ethan membungkus tubuh telanjangnya dengan selimut meski si benda tak bertulang itu masih berdiri tegak.
Zuri tersenyum kecut.
"Silahkan lanjutkan...! Sorry mengganggu aktivitas panas kalian..." usai mengucapkan itu, Zuri beranjak dari sana.
Tak ada airmata yang jatuh. Tak ada kalimat makian yang keluar dari bibirnya.
Dia hanya tersenyum seolah mengejek si adik yang terlihat kesal dan masih duduk dilantai dengan tubuh polos tanpa busana hingga memperlihatkan betapa bergairahnya waktu yang kedua orang itu lalui sebelum Zuri tiba.
Sekujur tubuh Leona dipenuhi bekas cu**ngan hingga tak ada satu titik yang terlewatkan.
"Zuri... dengarkan penjelasanku.. Ini... Ini tak seperti yang kau pikirkan" Ethan mencegat lengan Zuri.
Zuri yang kadung kesal namun tak bisa lagi marah itu menghempas tangan Ethan dengan kasar.
Matanya memandang dada telanjang milik Ethan yang juga dipenuhi jejak percintaan keduanya.
"Tidak ada penjahat yang akan jujur. Manusia munafik akan tetap menyalahkan orang lain dan membela dirinya agar tetap sempurna dimata orang lain..." ucap Zuri sungguh menusuk.
Zuri melepaskan cincin yang pernah diberi oleh Ethan beberapa hari lalu.
"Aku kembalikan cincin pemberianmu dan kau bisa berikan padanya..."
Zuri berbalik dan meninggalkan Ethan dengan kekesalannya.
Selangkah lagi kaki Zuri mencapai pintu, ia berbalik dan menatap kearah Leona.
"Tong sampah hanya akan menerima sampah dari orang lain. Tidak perduli bagaimana bentuk dan rupanya" ucap Zuri dan setelahnya ia pergi dari sana.
Leona yang marah serta benci pada Zuri tersenyum puas dari dalam kamar. Ia puas kembali bisa menghancurkan hidup kakaknya.
Ia telah berpakaian lengkap.
"Aku pergi dulu. Kita lanjutkan nanti malam saja" katanya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ethan kembali mengumpat kesal.
Ia memang menyukai Leona dan hanya memanfaatkan Zuri. Tapi ia juga tidak menyangka akan dipermalukan begini apalagi Zuri telah melihatnya dalam posisi yang tidak wajar bersama gadis yang sama-sama mereka kenal.
"Sial... Awas kau Leona...!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zuri menyusuri jalanan dengan suhu dingin kota London.
Ia belum ingin pulang. Sejak dari apartemen Ethan tadi siang, kakinya hanya ingin berjalan tanpa arah dan tujuan.
Hatinya sakit tapi airmata tidak juga keluar.
Ia tidak menangis ataupun tertawa.
Perasaannya hancur tapi ia tidak bisa meluapkannya.
Zuri seperti lupa caranya menangis.
Lagi dan lagi ia dikecewakan oleh orang-orang terdekatnya.
Leona Agatha Wesley bukan orang lain bagi Zuri. Gadis itu adalah adik kandungnya sendiri. Tapi juga adalah orang yang selalu membuatnya tersisih dan terluka.
Bukan tanpa alasan Zuri akhirnya terdampar jauh dinegeri orang. Ia harus rela jauh dari keluarganya dan hidup sendiri.
Sakit dan airmata ia tanggung sendiri.
Apakah Zuri gadis yatim piatu?
Tidak...!!
Kedua orangtuanya masih lengkap bahkan kakeknya juga masih ada meski sang nenek sudah lebih dulu pergi saat usianya masih 15 tahun.
Dia juga bukan orang miskin. Keluarga mereka cukup terpandang. Keluarga Wesley memiliki beberapa jenis usaha dibidang properti, beberapa hotel dan juga villa.
Tapi ia tetap tersisih dan terbuang.
Sejak kejadian dua puluh tahun lalu, semua anggota keluarga membenci dirinya. Bahkan sang mama pernah menyumpahinya agar mati saja.
Berawal dari sebuah kejadian diwaktu ia berusia lima tahun. Zuri pernah secara tidak sengaja menyebabkan Leona hampir mati tenggelam di kolam ikan milik sang kakek saat mereka masih kecil.
Itu bukan sepenuhnya salah Zuri.
Ia telah melarang sang adik yang masih berusia tiga tahun untuk tidak bermain ditepi kolam ikan. Namun larangannya diabaikan oleh Leona hingga akhirnya ia tergelincir masuk kedalam kolam ikan yang dalamnya setinggi dada orang dewasa.
Sepanjang hari sejak kejadian itu, hanya cacian dan makian yang ia dapatkan.
Dan ingatan itu akan membekas dibenaknya hingga kapanpun.
Zuri menghela nafas. Dadanya begitu sesak.
Salju pertama turun menyentuh pipinya, membuat malam kota London semakin dingin.
Zuri menengadah, menatap langit malam.
"Salju pertama yang indah tapi hatiku terasa hampa..." lirihnya.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
akunnyamshhidupcmjrngup
alooooo
2025-09-29
0