Episode 4

Viona membawa Merlia pulang ke rumah kontrakan mereka. Meletakkan gadis itu di atas sebuah tikar di ruang tengah dengan keadaan basah kuyup. Ia menatap sang putri dengan linangan air mata. Ada banyak lebam di wajah, bekas tamparan di kanan dan kiri pipinya. Juga sudut bibir yang robek.

Pandangannya turun pada leher Merlia, ada banyak bekas kebiruan di sana hampir menutupi. Jatuh air matanya, sesak serasa diremas hatinya. Viona berusaha menahan tangis agar sang anak tetap tenang.

Siapa yang tega melakukan ini kepadamu, sayang?

Hatinya bergetar, enggan menurunkan pandangan lebih jauh lagi. Namun, sesuatu menarik rasa penasarannya, kancing kemeja yang terlepas. Ada robek di beberapa bagian, juga bercak darah pada seragam itu.

Dengan tangan gemetar, Viona membuka kemeja Merlia. Ia menjerit tanpa suara sembari menutup mulut. Tubuhnya bahkan terjengkang seolah-olah ada sesuatu yang menghantam. Semakin perih luka di hatinya, air mata berlinang deras. Ia kembali mendekat. Tak berani menyentuh luka di bagian dada Merlia.

Luka robek bekas senjata tajam yang panjang meski tak dalam. Di dadanya tak luput dari tanda kebiruan sama seperti di leher. Viona tergugu, terisak-isak tak tertahan. Ia beranjak ke dapur mengambil air hangat dan handuk, pakaian ganti juga obat yang selalu dia sediakan.

Tanpa ia tahu, Merlia tengah menangis. Meratapi nasibnya yang malang, menyadari keberadaannya hanyalah beban untuk sang ibu.

Maafkan Lia, Ibu. Lia tidak mampu menjaga diri. Lia sudah kotor, Lia sudah tidak ingin hidup lagi.

Merlia merintih di dalam hati, tak hanya tubuhnya yang sakit, tapi jiwa serta mentalnya pun hancur berkeping-keping. Ia tak akan pernah lagi berani melihat dunia luar. Merlia membuka kelopak, air matanya jatuh tiada henti.

"Merlia! Apa yang kau lakukan?" pekik Viona seraya meletakkan baskom yang dibawanya di atas lantai, berlari mendekati Merlia yang berusaha meraih gunting di atas meja kecil. Ia merebut benda itu dan melemparnya jauh.

"Apa yang kau lakukan, sayang? Jangan lakukan hal-hal yang membuat ibu semakin sakit," ucap Viona menangkup wajah Merlia yang bersimbah air mata. Ia pun menangis.

Merlia menjerit di dalam pelukan Viona. Menumpahkan tangis sejadi-jadinya. Dia lemah dan tak berdaya.

"Aku sudah kotor, Bu. Aku malu, Bu! Lebih baik aku mati dari pada harus hidup menanggung malu, Ibu!" ucapnya sembari menangis pilu.

Viona memeluk erat anaknya, menggelengkan kepala menolak kata-kata itu. Dia tak kalah sakit, hatinya perih bagai disayat seribu sembilu.

"Tidak! Kau gadis yang kuat. Kau harus kuat, Merlia. Demi Ibu!" Viona melepas pelukan, kembali membingkai wajah Merlia dengan kedua tangannya.

"Kau dengarkan Ibu baik-baik. Kau tidak boleh melakukan hal bodoh sebelum membalas kejahatan mereka. Kau harus melihat bagaimana mereka menderita atas perbuatan yang telah mereka lakukan padamu malam ini. Apa kau mengerti, sayang? Kau harus kuat sampai waktu itu datang!" ucap Viona sembari menahan air mata untuk menguatkan putri semata wayangnya itu.

Viona menatap tegas kedua manik sayu Merlia, dia ingin anaknya menjadi kuat. Apapun yang terjadi di masa depan, Viona hanya ingin Merlia siap menerimanya.

Perlahan kepala Merlia mengangguk, air matanya tak henti berjatuhan. Dia tidak dapat menahan tangis. Viona mendekapnya kembali, beberapa saat menghantarkan ketenangan dan kehangatan pada hati Merlia.

Ia melepas pelukan, membuka perlahan pakaian sang anak. Bagaimana tak menangis? Ada banyak luka sabetan di bagian punggung. Seperti bekas ikat pinggang, luka berdarah.

Aku akan membalas seribu kali lipat atas semua luka di tubuh anakku malam ini!

Dia mengancam sembari mengusap bagian punggung Merlia dengan handuk lembut yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat. Sangat pelan dan hati-hati, ia akan berhenti ketika Merlia berdesis nyeri. Viona memejamkan mata, tak kuasa melihat semua luka itu.

"Tahan, sayang. Mungkin ini akan terasa sedikit sakit," bisiknya saat hendak mengoleskan salep pada semua luka Merlia.

Gadis itu memejamkan mata sembari menggigit bibir kuat-kuat. Tangannya mengepal, menahan semua rasa sakit yang mendera. Serasa seluruh tulang yang remuk luruh semuanya.

"Kau anak hebat!" puji Viona dengan suara bergetar seraya membalut luka-luka itu dengan plester dan kain kasa sebelum memakaikan baju pada Merlia.

Ia membawa sang anak pindah ke kamar agar dapat beristirahat dengan baik.

"Apa kau lapar? Ibu membelikan makanan kesukaanmu," tawar Viona menahan lidah agar tidak bergetar.

Merlia mengangguk, keadaannya jauh lebih baik. Ia merasa aman ketika berada di dekat sang ibu. Viona beranjak mengambil bungkusan yang sembarang ia lemparkan. Dibukanya bungkusan itu, dipindahkannya ke dalam sebuah piring.

"Ibu suapi," katanya disambut anggukan kepala oleh Merlia.

Perlahan-lahan ia menyuapi sang anak, sembari sesekali menguap air mata yang jatuh. Merlia benar-benar tak tega melihatnya, tapi dia harus kuat demi sang ibu. Dia tidak boleh membuatnya semakin kecewa.

"Ibu sudah makan?" tanyanya pelan.

Viona tersenyum, ia tak lagi lapar setelah melihat keadaan anaknya. Bagaimana dia bisa makan? Bayangan sekujur tubuh Merlia yang luka membuat perutnya penuh terisi oleh rasa dendam yang membara.

"Ibu akan makan setelah kau kenyang, sayang. Kau harus makan banyak agar cepat sembuh," jawab Viona sembari mengusap pipi sang anak.

Merlia menggelengkan kepala, sudah merasa kenyang. Padahal biasanya dia habiskan nasi bungkus itu.

"Baiklah. Sisanya ini Ibu yang akan menghabiskan. Kau sebaiknya cepat beristirahat," ucap Viona sembari tersenyum getir.

Merlia mendongak, matanya yang sedikit membiru menatap wajah lelah Viona.

"Ibu, aku ingin pergi dari sini. Aku tidak ingin tinggal di sini lagi. Bisakah kita pergi, Ibu?" pinta Merlia menggenggam tangan Viona yang terasa dingin.

Wanita itu menyeka air mata dengan kepala tertunduk. Lalu, tersenyum saat mengangkat wajah dan mengangguk.

"Kita akan pergi dari sini, tapi kau harus sembuh terlebih dahulu. Kau mengerti, sayang?" jawab Viona diangguki Merlia.

Ia membantu gadisnya berbaring miring, menyelimutinya, mengusap kepalanya dan memberikan sebuah kecupan penuh kasih sayang.

"Tidurlah!" katanya seraya beranjak.

Viona menatap lekat-lekat wajah sang putri, senyumnya hilang berganti tatapan dingin menusuk. Wajah Viona berubah bengis, sesuatu yang coba dia kubur harus naik ke permukaan kembali.

Ia berjalan tanpa suara, keluar dari kamar. Berdiri menyandarkan punggung pada dinding di samping pintu. Air matanya kembali luruh, ia tutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Apa yang telah aku perbuat sehingga anakku harus mengalami penderitaan seperti ini?" Ia menengadah, menatap langit-langit ruangan yang sudah kusam.

Viona menarik udara, menegakkan tubuh. Dia tidak boleh lemah, harus kuat untuk membalas kesakitan anaknya.

"Aku akan mencari tahu siapa saja yang sudah melakukan ini kepada putriku," katanya dengan tangan terkepal.

"IBU!"

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

pergi lah dari tempat itu dulu jangan tunggu Marlia sembuh deh kerana manusia2 jahat ada di sekeliling mu ...pergi bukan kerana takut tapi memantapkan diri mu dulu & menguatkan mentel anak mu yang sudah terluka zahir batin nya itu ...sembuhkan anak mu dulu di tempat lain apa bila kamu udah siap untuk mwncari tau & membalaskan nya maka kamu datamg lah menagih hutang darah dari mereka semu ini yang terpenting jaga & sembuhkan zahir & batin anak mu yang sangat rapuh itu dulu sebelum kamu memberikan keadilan buat anak mu tersayang ....lanjutkan thor

2025-05-04

0

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

sehat2 viola blas siapapun yg sdh menghncurkan anakmu nanti klu ketemu kebiri jngn kasih ampun smuanya

2025-02-17

1

Aisyah Putri Angel

Aisyah Putri Angel

rasa sakit yg mendalam bisa melahirkan dendam yg membara.
siapa yg menabur dia yg menuai lebih sadis dan kejam

2025-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!