Single Mom

Single Mom

Episode 1

Kerasnya kehidupan kota, tidak membuatnya menyerah begitu saja. Pahit ditelannya seorang diri, demi memberikan kehidupan manis untuk si buah hati. Pekerjaan kasar pun ia lakukan untuk mencukupi kebutuhan anak semata wayangnya itu.

Dia Viona, seorang ibu tunggal yang berjuang melawan kerasnya kehidupan. Tak kenal lelah, tak kenal waktu dia bekerja demi mempertahankan senyum Merlia--anak semata wayangnya.

****

"Viona! Tolong, bersihkan toilet guru terlebih dahulu, ya! Biar Merlia yang membersihkan toilet anak-anak, akan ada kunjungan hari ini," titah kepala sekolah SMA Guna Bhakti kepada Viona saat hendak membersihkan toilet bersama anaknya.

Viona mengangguk tanpa banyak bicara, ia mendatangi sang putri yang turut bekerja membantunya di sekolah tersebut. Merlia harus melakukan itu agar tetap bisa bersekolah.

"Lia, Ibu harus membersihkan toilet guru. Jika sudah selesai sebaiknya kau segera pergi menuju kelas. Tak perlu menunggu Ibu," pamit Viona sembari mengusap kepala putrinya.

Entah mengapa, ia merasa berat membiarkan Merlia bekerja sendirian. Padahal, mereka berada di tempat yang sama.

"Baik, Bu. Ibu tidak perlu khawatir," katanya sambil tersenyum manis. Senyum yang selama ini hanya dia tunjukkan kepada sang ibu.

"Berhati-hatilah! Jika sesuatu terjadi kau harus berteriak atau berlari mendatangi Ibu. Kau mengerti?" ingat Viona sembari menggenggam tangan putrinya.

Merlia menganggukkan kepala pasti, mereka berpisah. Keadaan sekolah masih sepi, belum banyak siswa yang datang. Hal itu dilakukan oleh ibu dan anak setiap hari. Datang lebih awal untuk membersihkan lingkungan sekolah.

Merlia menoleh ke belakang, ia merasa beberapa pasang mata sedang mengawasi. Tak ada siapapun yang terlihat.

"Mungkin hanya perasaanku saja. Sudahlah, sebaiknya aku segera bekerja," katanya seraya berjalan menuju lorong kamar mandi siswa untuk dibersihkan.

Sekali lagi, Merlia merasakan kehadiran beberapa orang. Ia menghentikan langkah, menoleh ke belakang. Tetap sepi, tak ada siapapun di sana karena belum ada siswa yang datang.

Merlia menghela napas, melanjutkan langkah menuju gudang penyimpanan alat-alat kebersihan. Ia menggantung tas di sana, mengambil alat pel dan ember, kemudian pergi menuju toilet.

"Tidak boleh mengeluh, aku harus semangat!" katanya menyemangati diri sendiri.

Ia tersenyum saat bayangan kerja keras Viona melintas dalam ingatan. Tak hanya membersihkan kamar mandi, Merlia pun menyapu halaman sekolah.

"Merlia!" panggil seseorang dari teras kelas saat melihat Merlia sedang membersihkan bagian depan toilet.

Gadis itu tersenyum, melambaikan tangan saja. Kemudian buru-buru melanjutkan pekerjaan untuk menemui temannya itu. Hanya gadis itu yang berteman dengannya, sedangkan yang lain merasa jijik harus berada dekat dengan petugas kebersihan sekolah seperti Merlia.

"Desi! Kenapa kau kemari? Aku belum menyelesaikan pekerjaanku," tanya Merlia mendatangi Desi setelah membersihkan toilet. Dengan membawa sapu lidi di tangan, ia akan menyapu halaman sekolah.

"Hari ini, aku mau izin. Ada keperluan bersama orang tuaku di luar kota. Jadi, aku tidak sekolah. Kau jangan dekat-dekat dengan mereka! Apapun yang mereka katakan, kau sebaiknya menghindar. Aku hanya ingin mengatakan ini kepadamu. Kau harus berhati-hati, Merlia," ucap Desi sedikit berbisik di telinga Merlia.

Gadis berkulit sawo matang itu tertegun. Selama ini dia selalu ingin bergabung dengan kelompok populer di sekolah agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Namun, tak pernah ada respon dari ketua gang tersebut. Merlia selalu dijadikan kacung oleh mereka sebagai syarat untuk bergabung.

Melakukan banyak pekerjaan, tapi terkadang Desi datang dan membawa Merlia pergi menjauh dari mereka.

"Mereka?" Dahi Merlia mengernyit, menatap bingung pada Desi.

"Iya, mereka!" Desi menegaskan, raut wajahnya tidak main-main. Serius dan ada sesuatu yang besar tersembunyi di sana.

"Baiklah, kali ini aku akan mendengar mu," ucap Merlia, keduanya duduk di bangku taman sekolah sebelum lanjut melakukan pekerjaan.

Desi berpamitan kepadanya saat melihat dua sosok paruh baya dengan penampilan berkelas keluar dari ruang kepala sekolah. Ia berlari sambil melambaikan tangan pada Merlia. Memperingati gadis itu sekali lagi dengan sebuah isyarat agar menjauh.

Merlia berdiri turut melambai, sambil tersenyum ia mengangguk kecil. Lalu, melanjutkan pekerjaannya menyapu halaman sekolah. Keadaan kembali hening, pukul enam tiga puluh pagi. Bunyi gerbang dibuka terdengar sampai ke tempatnya.

Merlia mengangkat wajah, menatap lorong kelas yang kosong. Suasana pagi itu terasa berbeda, padahal hal tersebut sudah biasa bagi dirinya. Ia melilau ke segala arah, tak ada siapapun. Di mana ibunya?

"Ibu!" Merlia membuang sapu dan berlari mencari ibunya ke gedung lain. Gedung khusus untuk para guru yang dipisahkan aula pertemuan.

Merlia berlari melewati lorong panjang kelas-kelas yang berderet. Entah mengapa hari itu semua siswa datang terlambat. Tak satu pun yang datang pagi sehingga sekolah menjadi menyeramkan. Ada ketakutan yang memenuhi ruang hatinya, Merlia berkali-kali menatap ke belakang seolah-olah sedang dikejar beberapa orang.

"Merlia!"

Sebuah panggilan cukup keras menghentak tubuh Merlia. Sontak langkahnya terhenti, ia membeku di tengah-tengah lorong yang panjang nan sepi itu. Desiran angin terasa seperti rayuan maut sang pencabut nyawa. Tirai-tirai kelas yang berterbangan, selayaknya kain yang akan membungkus tubuhnya.

"Ibu!" Suara Merlia bergetar, terlebih saat perlahan-lahan muncul beberapa bayangan dari balik dinding di ujung lorong. Kakinya gemetar, seluruh tubuhnya tak dapat digerakkan.

"Tidak! Aku tidak ingin ikut dengan kalian!" lirih Merlia seraya mencoba menggerakkan kedua kaki untuk mundur ke belakang.

Tangannya meraba-raba mencari pegangan, matanya tak berkedip mengawasi sosok-sosok yang muncul dengan wajah menyeramkan itu.

"Tidak!" Merlia menggelengkan kepala, terus mencoba untuk pergi menghindari mereka.

Ia berbalik dan mengayuh kaki dengan cepat, tapi ketakutan membuatnya lemah. Sesuatu mencengkeram pergelangan tangan Merlia, membuatnya tak dapat berkutik. Ia dibanting cukup keras hingga kepalanya membentur lantai.

"Argh!" Merlia menjerit memegangi kepalanya yang berdenyut.

Samar ia melihat sosok itu menyeringai dengan kejam. Tangannya yang panjang dengan kuku-kuku yang mencuat tajam. Merlia menggeleng, menangis tanpa suara.

Namun, tangan panjang itu menarik kerah bajunya, menyeretnya di sepanjang lorong dan membanting tubuh Merlia di dalam sebuah bangunan terbengkalai.

"Argh! Di mana ini?" Merlia membuka mata, menatap sekitar. Tak ada siapapun di sana selain dirinya sendiri.

"Hei!" Ia berteriak, berdiri tertatih mencoba meraih pintu.

"Buka!" Merlia berteriak sembari menggerakkan gagang pintu yang terkunci.

"Buka! Siapapun di sana, kumohon buka pintunya!" Teriakan Merlia menggema di kesunyian.

Brak!

Ia tersentak saat sebuah suara keras terdengar dari belakang tubuh. Merlia berbalik, lagi-lagi tidak ada apapun di sana. Ia kembali kepada pintu, mencoba membukanya.

"Ibu! Tolong Lia, Ibu! Ibu!" Merlia memanggil-manggil ibunya, tapi tak ada sahutan.

Entah di mana dia berada saat ini, ia sendiri tidak tahu.

"IBU!"

Apa yang terjadi pada Merlia?

****

Selamat datang di novel terbaruku, selamat membaca.

Terpopuler

Comments

Seojinni_

Seojinni_

Udh berdebar dari bab pertama.. semoga ini ga sejahat yg aku bayangin 😭

2025-02-16

1

Nor Azlin

Nor Azlin

kasihan Marlia nya pasti di lecehkan ni kebiasaan para orang kaya yah selalu memandang orang dengan sinis nya ...semoga Marlia bisa di selamatkan yah ...lanjutkan thor

2025-05-04

0

we

we

dak dik Duk.. nga sanggup ngebayangin

2025-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!