Episode 3

"Di mana kau menemukan ini?" tanya Viona seraya bangkit dari lantai. Semangatnya kembali datang menggebu, harapan kembali hadir memenuhi relung kalbu. Mereka pasti bertemu.

"Di bagian gedung paling belakang, tapi setahuku tempat itu sudah tidak boleh dikunjungi siswa," jawab si penjaga keamanan sembari menatap liar pada Viona.

Tanpa berpikir, wanita satu anak itu bergegas pergi ke gedung paling belakang dari lingkungan sekolah tersebut. Gedung terbengkalai yang tak pernah digunakan, berisi barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Kotor dan berdebu.

Langkah kaki wanita itu tidak terlihat ragu sama sekali. Sudah banyak bahaya yang dia hadapi di masa mudanya. Sekarang, demi si buah hati bahaya apapun akan dia hadapi seorang diri.

"Viona! Kau benar-benar bodoh!" Penjaga keamanan menyeringai jahat, menatap sekeliling memastikan tak ada orang lain di sekitar tempat tersebut sebelum menyusul Viona.

Brak!

Viona membuka pintu gudang, debu-debu berterbangan menyambut dirinya. Tempat yang gelap gulita, hanya mengandalkan cahaya-cahaya dari luar yang menyelinap lewat celah.

"Merlia!" Dia memanggil sang anak seraya masuk lebih dalam ke tempat tersebut.

Ada banyak tumpukan bangku dan meja rusak, papan tulis, juga segala macam peralatan yang sudah tak layak pakai. Viona menyusuri tempat tersebut jengkal demi jengkal. Melongo ke bawah, mendongak ke atas, menoleh ke kanan dan kiri, memastikan keberadaan Merlia.

Namun, sepanjang mata memandang, tak ada siapapun di dalam sana. Mata Viona melebar ketika melihat tas sekolah milik Merlia yang tersembunyi di bawah tumpukan meja. Ia mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk penyambung tangan, meraih benda tersebut dan mendekapnya dengan linangan air mata.

"Merlia!" Viona bergetar, pikiran buruk pun memenuhi kepalanya.

Sekali lagi dia memastikan tempat tersebut, dan menemukan benda lainnya. Satu bagian sepatu Merlia yang terlempar di sudut ruangan. Viona berlari mengambil benda itu. Menyatukan ketiganya dengan hati yang pilu.

"Merlia, di mana kau, sayang?" Air matanya menganak sungai, dia berlari keluar setelah tidak menemukan sosok sang anak.

Tak ingin membuang waktu, Viona ingin mencari ke tempat lain. Namun, sosok bertubuh tinggi besar, menghadang di ambang pintu. Si penjaga keamanan tersenyum mencurigakan.

"Apa yang kau inginkan? Apa kau yang melakukan semua ini terhadap anakku?" hardik Viona dengan kobaran panas di dalam dadanya.

Tangannya mengepal kuat, kedua matanya yang sipit memancarkan kemarahan luar biasa. Viona tak akan pernah mengampuni mereka yang sudah berbuat jahat terhadap anaknya.

"Viona! Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi terhadap anakmu. Sudah aku katakan, sejak pagi dia tidak berada di sekolah. Mungkin pergi bersama teman laki-lakinya. Itu hal biasa, mereka sedang belajar caranya menjadi dewasa. Kau tak perlu secemas itu," ucap si penjaga keamanan sembari melangkah masuk mendekati Viona.

"Merlia diseret ke tempat ini. Jika bukan kau, siapa lagi yang datang pagi-pagi setelah kami?" selidik Viona tanpa beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri meski tahu bahaya sedang mengintai.

"Ayolah, Viona! Merlia datang atau tidak ke sekolah, hanya kau yang tahu. Lagi pula selama ini bukankah kau tidak pernah meninggalkannya? Kenapa hari ini kau bisa kehilangan dia?" tanya penjaga keamanan sembari terus mengikis jarak antara mereka.

Kepalan tangan Viona semakin menguat, selama ini penjaga keamanan itu cukup bersikap baik terhadap mereka. Entah apa yang terjadi hari ini, yang pasti Viona akan menyelidiki nya sampai tuntas.

"Viona, sudah lama sekali aku memendam rasa terhadapmu, tapi kau sangat menjaga jarak. Malam ini, izinkan aku menyentuhmu sedikit saja. Aku berjanji akan bersikap lembut terhadapmu," katanya merayu.

Viona memicingkan mata tak senang, dia sudah tidak mempercayai laki-laki dan bersumpah untuk tidak menikah lagi seumur hidupnya.

Melihat Viona yang tidak bergerak menjauh, dia mengira wanita itu pun menginginkannya. Sebagai seorang janda yang sudah lama tak merasakan sentuhan, dia yakin Viona merindukan semua itu. Senyumnya bertambah lebar seiring jarak yang kian menipis.

Dengan berani, dia menjulurkan tangan hendak menyentuh Viona. Namun, hal yang tak terduga dari respon wanita itu, Viona meraih tangannya. Meremas jemari besar itu hingga membuatnya memekik kesakitan.

"Argh! Le-lepaskan tanganku!"

Viona memutar tangan tersebut ke belakang tubuh penjaga keamanan. Ia yang dikuasi amarah dan rasa cemas melampiaskan semuanya kepada laki-laki itu. Viona menghantam punggung si penjaga keamanan cukup keras hingga tubuhnya menabrak kursi-kursi yang bertumpuk.

"Argh!"

Tak puas, Viona menerjang, menendang sekali lagi. Dia tidak suka terhadap laki-laki yang memandang lemah wanita. Tubuh besar laki-laki itu terjatuh di lantai, darah merembes dari sela-sela bibirnya. Viona berjalan mendekat, kali ini dia terlihat bagai malaikat pencabut nyawa yang akan melenyapkannya dari muka bumi ini.

"Jangan! Maafkan aku, Viona. Tolong, aku benar-benar meminta maaf kepadamu," ucapnya mengangkat tangan ke depan menolak kedatangan Viona.

Namun, bukan persetujuan, tapi Viona justru menginjak kaki laki-laki itu dengan sangat keras.

"Argh!"

Sendi-sendi yang terasa sakit karena hantaman tadi, bertambah ngilu ketika Viona menginjaknya.

"Di mana anakku?" tanyanya dengan rahang mengeras dan gigi-gigi yang saling beradu satu sama lain.

"Ti-tidak tahu. Sungguh, aku tidak tahu di mana Merlia. Aku tidak melihatnya sama sekali hari ini. Kumohon percaya padaku," ucapnya lagi memohon.

Apa yang dia katakan memanglah benar. Dia tidak bertemu dengan Merlia hari itu. Viona menelisik wajah berjanggut itu dengan teliti. Ia beranjak dan tanpa mengatakan apapun, pergi dari tempat tersebut. Dia berjalan cepat keluar sekolah, bahkan tidak menyapa Parta, penjaga keamanan yang lain.

"Viona!" Parta memanggil, tapi Viona terus berjalan tanpa menoleh.

Semua orang mencurigakan baginya dan tak ada siapapun yang dapat dipercaya. Viona hanya mempercayai diri sendiri. Ia menyusuri jalan sembari menggendong tas sekolah Merlia. Malam semakin larut, tak ada bintang di langit. Awan hitam bergumpal-gumpal, menghalangi cahaya rembulan. Jalanan sudah mulai lengang, dan kejahatan baru saja akan dimulai.

Duar!

Petir menyambar, rintik hujan turun membasahi bumi malam itu, tapi langkah Viona sama sekali tidak surut. Ia terus berjalan menyusuri tepian, berharap akan melihat sosok Merlia di jalan pulang.

Hujan semakin deras, dan langkah Viona tetap berlanjut sembari menatap ke semua tempat. Di kejauhan, dia melihat keramaian. orang-orang mengerubungi sesuatu di tepi jalan sepi itu.

Deg!

Jantung Viona berpacu dengan prasangka. Dia berlari mendekati kerumunan itu, berharap bukan anaknya di sana. Ia menyingkirkan satu per satu orang-orang yang menghalangi jalannya. Seorang gadis tergeletak tak berdaya di sana dengan pakaian yang compang camping dan ada banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Merlia!" lirih Viona dengan hati bergetar.

Air mata berlomba dengan hujan, ia mendekat ingin memastikan penglihatannya tak salah. Viona jatuh berlutut di samping gadis tersebut, menelisik dengan saksama wajah yang hampir tak dikenali itu.

"Merlia!" panggilnya sekali lagi dengan suara yang lirih.

Merlia membuka mata, menatap ibunya.

"Ibu!" katanya lemah.

Viona meraung, meraih tubuh sang anak dan mendekapnya. Menjerit tanpa suara.

"Merlia! Anakku!" katanya dengan hati yang menjerit sakit.

Desas-desus orang-orang yang berkerumun tak ia pedulikan.

"Ibu, aku kedinginan," bisik Merlia.

Viona mengangguk-anggukkan kepala, ia beranjak mengangkat tubuh Merlia seorang diri tanpa meminta bantuan warga. Tak ada siapapun yang dapat menolongnya. Jika mereka ingin menolong, sudah sejak tadi Merlia tidak dibiarkan di sana.

Apa yang terjadi hari ini padamu, akan Ibu cari pelakunya walau harus ke penghujung dunia.

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

ikutan mendidih drahku ayo viona jadi prempuan kuat jngn dngerin omongan orang2 laknat bin kejam iku cari siapapun orang yg telah merendahkan martbat anakmu dan kehidupanmu

2025-02-17

1

Yura-Chan!

Yura-Chan!

dibuat nangis aku ni thor😭😭

2025-03-19

2

kaylla salsabella

kaylla salsabella

kasihan Melina

2025-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!