Pertemuan

Malam kian larut. Kafe akan segera tutup. Seyra duduk sendirian di kursinya, melamun. Pikirannya berkecamuk, haruskah ia kembali bekerja di klub malam ini atau melanjutkan cuti beberapa hari lagi?

Joya yang melihat Seyra sendirian melamun dan menghampirinya.

"Sey, sekarang nggak masuk kerja lagi?" tanya Joya berjalan mendekat ke arah Seyra.

"Gue masih bingung, Jo," jawab Seyra, lesu.

"Menurut gue, lo mending pergi aja deh. Lumayan kan waktu lo malam ini, daripada lo di sini cuma bengong," seru Joya, berusaha meyakinkan Seyra untuk menginjakkan kakinya ke klub itu lagi. Meskipun tempat itu adalah saksi bisu pengkhianatan orang yang ia sayang, Joya tahu Seyra butuh mengalihkan pikiran.

Seyra memikirkan perkataan Joya, ia setuju dengan perkataan sahabatnya. Buat apa dia berdiam diri di Kafe seperti orang yang kehilangan arah untuk melanjutkan hidup.

"Oke, kalo gitu, gue ke atas dulu, mau ambil baju kerja yang kemarin gue pakai pulang." Seyra berdiri dan berlari ke atas untuk mengambil baju kerja yang kemarin tidak sempat ia ganti saat perbincangan terakhir dengan Arga.

Rambut panjang hitam Seyra kini hanya terikat karet sederhana. Jedai kupu-kupu kesayangannya tertinggal di tas dalam loker. Biar tidak terlalu kegerahan saat berlari menuju tempat kerjanya, pikirnya.

Setelah selesai berdandan rapi, Seyra turun ke bawah dan berpamitan pada Joya.

"Jo, pergi dulu ya," pamit Seyra sambil berlari keluar membuka pintu kafe.

"Iya, Sey hati-hati" balas Joya.

Seperti biasa, Seyra menuju klub dengan berlari atau berjalan kaki, sesuai mood-nya. Namun, ia lebih sering berlari; katanya biar makin tinggi dan langsing. Padahal tingginya sudah 160 cm dan berat badannya hanya 50 kg, cukup ideal untuk wanita sepertinya.

Beberapa langkah sebelum tiba, ia melihat Tera di pintu masuk klub. Seyra memanggilnya.

"Ter, tunggu!" teriak Seyra, mendekat dengan napas terengah-engah.

"Sey, pelan-pelan," seru Tera prihatin melihat Seyra yang ngos-ngosan.

Sebelum masuk, Seyra bersandar di tembok dekat pintu, mencoba menormalkan napas.

"Lo kenapa kemarin ga kerja?" tanya Tera setelah Seyra mulai tenang.

"Kemarin lagi mau libur aja, pusing kerja mulu. Lo gak pusing?" tanya Seyra balik, mengalihkan pembicaraan.

"Ya, gue pusing juga sih, tapi kan ada pacar gue," ucap Tera terkekeh, memasang ekspresi meledek. Tera tahu Seyra sedang tidak punya pacar.

"Iya deh, si paling pacar," balas Seyra, merangkul Tera untuk masuk ke klub.

Di tengah perjalanan menuju ruang ganti, Tera memberitahu Seyra kalau sekarang mungkin akan ada tamu VIP lagi.

"Sey, kayaknya malam ini bakalan ada tamu VIP lagi deh," ujar Tera yang masih dalam rangkulan Seyra

Langkah mereka sontak terhenti. Seyra melepaskan rangkulannya. Ia agak trauma dengan tamu VIP. Bagaimana jika tamunya adalah orang yang ia kelan lagi?. Ia sudah muak dengan drama per-VIP-an itu.

"Kenapa Sey?" tanya Tera melihat tingkah aneh Seyra yang tiba-tiba melepaskan rangkulannya

"Gapapa, aneh aja, makin kesini makin banyak tamu VIP," jawab Seyra. Tidak ada yang tahu kalau tamu VIP kemarin adalah orang yang dia kenal

Lalu Seyra berjalan mendahului Tera ke arah ruang ganti. Seyra masih ingin berpikir positif, semoga tamu VIP yang sekarang memang bukan orang yang dia kenal.

Setelah selesai mengganti pakaian dan menggerai rambut panjang lurusnya yang berkilau, Seyra berdiri di depan cermin ruang ganti. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Malam ini, ia siap bekerja melayani para tamu.

"Sey, disuruh ke ruangan pak manajer sekarang!" suara Tera terdengar mendekati Seyra dari belakang

Seyra melihat Tera melalui cermin, menoleh ke arahnya yang sekarang sudah berdiri disampingnya. Sedikit kaget, karena Seyra merasa tidak pernah malakukan kesalahan apapun bahkan tidak pernah melanggar aturan sebagai pelayan di sana.

"Hah? Tiba-tiba banget?" Seyra sontak heran, kenapa tiba-tiba dia dipanggil ke ruangan manajer padahal dia tidak pernah merasa berbuat kesalahan selama bekerja

"Gue juga penasaran, kenapa lo bisa dipanggil mendadak begini, tumben banget," lanjut Tera yang ikut heran.

Seyra menghela napas panjang, kembali menatap dirinya di cermin. Mencoba untuk percaya diri, semoga tidak ada hal buruk yang terjadi

Tok tok tok

Seyra mengetuk pintu ruangan manajer dan dengan perlahan membuka pintu.

""Permisi, Pak, Bapak memanggil saya?" tanya Seyra dengan nada sedikit takut. Sejujurnya, Pak Manajer klub itu memang agak terlihat seram di matanya. Mungkin karena brewok pirangnya, atau mungkin karena Seyra memang tidak suka melihat pria berbrewok.

"Hey, Seyra Adlina kan?" tanya pak manajer memastikan.

"Iya pak, benar, saya Seyra. Ada apa ya pak?" Seyra bertanya lagi, memastikan maksud manajernya.

"Gini Sey, malam ini kan kita kedatangan tamu VIP. Nah, tapi dia hanya mau dilayani sama orang yang bernama Seyra Adlina, dan itu kamu," jawaban manajer atas pertanyaan-pertanyaan Seyra

Seyra yang mendengar itu, jelas merasa senang namun juga cemas. Kenapa seorang tamu VIP hanya ingin dilayani olehnya.

"Maaf sebelumnya pak, layani yang dimaksud bukan dalam artian (mengangkat dua jari telunjuk dan tengah, menggerakkannya seperti sedang menggambarkan orang yang akan tidur bersama) kan pak?" tanya Seyra polos

"Haha, tentu saja tidak dong Seyra, saya tidak sekejam itu untuk menjual kamu ke tamu VIP," manajer terkekeh mendengar pertanyaan tak terduga Seyra tadi.

"Saya kenal tamu itu, dulu sebelum kamu kerja di sini, setiap sebulan sekali dia pasti datang untuk menjadi tamu VIP Club Vibe," lanjut manajer

Seyra sedikit lega dengan pernyataan manajernya. Mengingat Seyra baru bekerja 6 bulan disana, mungkin tamu VIP itu juga terkenal dikalangan pegawai klub.

"Baik pak, saya akan menjalankan tugasnya." jawab Seyra percaya diri.

"Semangat Seyra."

Sekarang Seyra berdiri di depan ruang kamar VIP, dengan membawa tray botol. Dia mengingat kejadian malam itu, melihat ke arah kamar VIP yang berada diujung sana, namun untuk sekarang ia harus tetap fokus dengan pekerjaannya, melupakan semua yang telah lalu.

Seyra mengambil key card di saku roknya. Tadi sebelum ia keluar dari ruangan manajer, Seyra diberi key card kamar VIP. Mungkin agar ia mudah masuk ke kamar itu tanpa mengganggu waktu istirahat tamu.

Pintu terbuka, ruangan itu terlihat gelap, hanya sedikit cahaya remang-remang dari balik balkon. Melihat sosok pria yang tengah berdiri di sana yang terlihat sedang menikmati pemandangan malam hari.

"Permisi pak." izin Seyra menghampiri pria tersebut

Pria itu mendengar suara Seyra, membuatnya menoleh kebelakang. Mata mereka bertemu, Seyra berdiri di pintu balkon, hembusan angin malam di balkon lantai tiga mampu mengibas lembut rambut Seyra hingga wajah cantiknya terlihat jelas.

Mata mereka bertemu...

Terpopuler

Comments

Shinn Asuka

Shinn Asuka

Saya merasa seperti telah menjalani petualangan sendiri.

2025-02-07

0

Lia Marisa

Lia Marisa

saya udah berada di dalam khayalan saya sendiri

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Malam yang Tidak Terduga
2 Bangkit
3 First Kiss
4 Selangkah Menemukanmu
5 Pertemuan
6 Siapa Anda Sebenarnya?
7 Saya Mengingatnya
8 Peretas Identitas
9 Penguntit
10 Pengawal
11 Jalan Keluar
12 Perasaan Aneh
13 Rencana
14 Terperangkap
15 Dendam Masa Lalu
16 Calon Istri
17 Menentukan Tanggal
18 Nikah Kontrak
19 Tanda Tangan Kontrak
20 Hari Pernikahan
21 Pesta Pernikahan
22 Kehadiran Sosok Masa Lalu
23 Malam Pertama
24 Mengubah Poin Perjanjian
25 Hari ke-1 : Sarapan Bersama
26 Menyusun Strategi
27 Menyangkut Orang Masa Lalu
28 Ditinggal Joya
29 Siapa yang Datang?
30 Sahabat Lama
31 Berjumpa Lagi
32 Aneh
33 Hari ke-2 : Datang Bulan
34 Tamu Tak Diundang
35 Alergi
36 Dia tampan
37 Hari ke-3 : Vas Bunga
38 Permulaan
39 Asisten Pribadi
40 Cowok Gila
41 Mabuk
42 Hari ke-4 : Sedikit Berbeda
43 Mengungkit Kenangan
44 Pemakaman
45 Hadiah dari Ibu
46 Sesuatu yang Tersembunyi
47 Petunjuk
48 Persiapan
49 Hari ke-5 : Gudang
50 Badai
51 Bermalam di Rumah Nenek
52 Hari ke-6 : Isi Koper
53 Nama yang Janggal
54 L.P.K
55 Jalan
56 Hari ke-7 : Ungkapan
57 Undangan
58 Pelanggaran
59 Hari ke-8 : Pelabuhan
60 Kontainer Aneh
61 Hari ke-9 : Seyra Tumbang
62 Hari ke-13 : Galeri Akshara Dharma
63 Hilang Jejak
64 Bulan Madu
65 Hari ke-14: Rencana Liburan
66 Hari ke-15: Kepulangan Joya
67 Hari ke-16: Persiapan Liburan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Malam yang Tidak Terduga
2
Bangkit
3
First Kiss
4
Selangkah Menemukanmu
5
Pertemuan
6
Siapa Anda Sebenarnya?
7
Saya Mengingatnya
8
Peretas Identitas
9
Penguntit
10
Pengawal
11
Jalan Keluar
12
Perasaan Aneh
13
Rencana
14
Terperangkap
15
Dendam Masa Lalu
16
Calon Istri
17
Menentukan Tanggal
18
Nikah Kontrak
19
Tanda Tangan Kontrak
20
Hari Pernikahan
21
Pesta Pernikahan
22
Kehadiran Sosok Masa Lalu
23
Malam Pertama
24
Mengubah Poin Perjanjian
25
Hari ke-1 : Sarapan Bersama
26
Menyusun Strategi
27
Menyangkut Orang Masa Lalu
28
Ditinggal Joya
29
Siapa yang Datang?
30
Sahabat Lama
31
Berjumpa Lagi
32
Aneh
33
Hari ke-2 : Datang Bulan
34
Tamu Tak Diundang
35
Alergi
36
Dia tampan
37
Hari ke-3 : Vas Bunga
38
Permulaan
39
Asisten Pribadi
40
Cowok Gila
41
Mabuk
42
Hari ke-4 : Sedikit Berbeda
43
Mengungkit Kenangan
44
Pemakaman
45
Hadiah dari Ibu
46
Sesuatu yang Tersembunyi
47
Petunjuk
48
Persiapan
49
Hari ke-5 : Gudang
50
Badai
51
Bermalam di Rumah Nenek
52
Hari ke-6 : Isi Koper
53
Nama yang Janggal
54
L.P.K
55
Jalan
56
Hari ke-7 : Ungkapan
57
Undangan
58
Pelanggaran
59
Hari ke-8 : Pelabuhan
60
Kontainer Aneh
61
Hari ke-9 : Seyra Tumbang
62
Hari ke-13 : Galeri Akshara Dharma
63
Hilang Jejak
64
Bulan Madu
65
Hari ke-14: Rencana Liburan
66
Hari ke-15: Kepulangan Joya
67
Hari ke-16: Persiapan Liburan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!