Jajan

Setelah siap siap Rania keluar rumah dan mengunci pintu, ia berjalan keluar gang rumah terus belok kiri tiga rumah dari gang ia berdiri dan memanggil Mila.

"Mila " panggil Rania di depan pintu rumah mila, mila pun membuka pintu.

"eh, Ran bentar ya nunggu mamak ku dulu masih nyuci mau aku titipin si anggi soalnya" terang mila pada rania

"lah kenapa gak di bawa aja sih mil, gak enak aku sama mamak mu gara gara mau nganter aku kamu jadi nitipin si anggi" ringis Rania karna merasa tak enak.

"aduh gak bisa Ran kalo di bawa ribet yang ada aku gak bisa jajan tapi dia yang jajan" ucap mila sambil cengengesan tanpa dosa

"ya udah deh serah kamu aja, tapi aku gak bawa motor mil, motor di pake si daren sekolah ada motor bapak males aku harus engkol"

"ya udah enggak papa pake motor aku aja hadi gak bawa motor kok" usul mila

Setelah menggu ibunya mila untuk menitipkan anggi, Mila dan Rania gegas pergi meninggalkan rumah mila.

Sesampainya di depan SMP suasana sangat ramai oleh anak anak yang sedang jajan sebelum masuk kelas, Mila memarkirkan motor di dekat warung kopi pinggir balai desa, sekolah SMP dan balai desa berdekatan hanya terhalang jalan.

"Ran mau langsung beli cilok apa mau yang lain dulu? " tanya mila

"aku kok kangen gorengan bi pur ya Mil" timpal Rania

"ya udah tinggal beli kalo mau gorengan"

"masalahnya aku malu Mil masih rame banget itu" Ringis rania sambil menunjuk anak anak yang berkerumun

"ya elah si Rania mau beli gorengan aja malu sama anak anak dulu lu mana tau malu Ran"

"itu dulu Mil sekarang kan aku udah bisa mikir buat jaga image"

"halah jaga image, gak cocok lu Ran ayo cepetan" ucap Mila sambil menarik tangan Rania.

"bi pur Mila datang nih, mau gorengan nya bi pur" teriak mila pada bi pur yang masih menggoreng tempe

" alah si Mila kalo datang pasti teriak teriak, udah ambil aja sendiri kayak biasa mila pake acara kudu dilayani segala" semprot bi pur

"hehe, bi pur gak mau liat sini dulu bi? Gak mau tau aku bawa siapa? " goda mila

"siapa lagi palingan si Hadi atau si Anggi kamu kan udah gak punya temen" ledek bi pur

Kamila hanya merengut mendengar ledekan bi pur.

"sini dulu atuh liat makanya" kekeh mila

Bi pur pun berbalik sambil membawa tempe yang sudah di goreng untuk di taruh di wadah.

"eleuh saha ieu geulis pisan? " tanya bi pur sambil menatap kagum pada Rania

"bibi inget gak siapa ini kira kira" tanya Mila

"saha nyah, garis wajah nya gak asing tapi bibi masih poek saha kira kira? " ucap bi pur sambil terus berfikir.

"elah si bibi mah giliran si Mila di inget mulu giliran aku lupa, ngambek aku nih bibi lupa sama aku" ucap Rania sambil pura pura marah

"heh mila saha eta teh, sok nyien panasaran maneh mah tub budak na ngambek geningan" bi pur kembali bertanya pada Mila

"itu si Rania bi masa lupa sih" ucap Mila sambil makan gorengan, tentu ia tak mau nganggur mulutnya ada gorengan depan mata ya udah embat aja.

"hah Rania, ya allah pangling bibi neng geulis pisan atuh ayeuna mah, pantesan asa teu asing ningali garis wajahnya" bi pur menatap Rania cengo, ia tidak menyangka bakal bertemu Rania kembali pasalnya setelah lulus SMP bi Pur tidak pernah melihat Rania lagi berbeda dengan Mila dan beberapa teman yang lain nya.

Setelah makan gorengan dan membungkus untuk di bawa pulang Rania tak lupa membayar setelahnya mereka pergi ke dekat gerbang SMP untuk beli cilok mang udin.

Mila duduk di bangku yang sudah di sediakan menunggu cilok semntara Rania pergi ke warung depan untuk membeli es teh.

"teh mau es teh nya dua ya" ucap Rania

"iya sebentar ya neng ini masih buat punya anak anak dulu" timpal si penjual. Rania belum mengenal penjual di warung ini karna dulu gak ada.

"teh mau rokoknya satu sama minuman dinginnya dua ya" ucap seseorang di belakang Rania menyerobot antrian

"eh iya pak sebentar di ambilkan" ucap si penjual

" maaf ya teh nyerobot antrian soalnya saya lagi buru buru bentar lagi ngajar" ucap si laki laki pada Rania

"oh iya enggak apa" ucap Rania santai namun ia seakan tak asing tapi siapa.

Setelah membeli es teh Rania kembali pada Mila yang sudah menunggunya sambil merenggut.

" apasih mil kok di tekuk gitu mukanya gak enak banget liatnya sepet" goda Rania

" kesel aku kamu lama banget soalnya, mana belom di bayar lagi ciloknya mang udin gak biarin aku pergi nih katnya takut gak di bayar" adu Mila

" hehe maaf tadi ngantri, kamu liat kan tadi banyak anak anak" ucap Rania, ia lalu membayar cilok dan bersiap pulang

Di perjalanan mila bertanya " Ran ketemu sama Dhika gak tadi? "

"enggak, dimana emangnya?" tanya Rania balik, karna dia memang tidak bertemu dengan laki laki itu apalagi ia sudah lupa sama wajahnya

"masa aku tadi ketemu sama Dhika sama Akbar, Akbar sih ngobrol sama aku kalo Dhika ke warung tadi" timpal Mila heran

" enggak tuh, aku gak ketemu Dhika kenapa emang gak penting juga kan? " tanya Rania lagi

" ya enggak apa sih, eh ini kamu turun disini apa aku anterin sampe rumah mu?"

" sini aja lah aku mau ke toko pulangnya gak langsung ke rumah" timpal Rania sambil turun, ya mereka sudah sampai di depan rumah Mila dan di sambut tangisan Anggi.

Rania berjalan beberapa meter melewati gang rumahnya untuk sampai ke toko, di toko ibu bapak serta dua orang yang kerja sedang sibuk melayani para pembeli akhirnya Rania memutuskan untuk membantu orang tuanya sebelum pulang.

"teh itu teteh mah bantuin si Tita aja, jangan main tepung Disini, ini biar si Aji aja sama bapak " ucap pak Bakri, tadinya Rania mau bantu bapaknya untuk bungkusin tepung karna setoknya udah sedikit sedangkan orang yang belnja rame.

"eh iya pak" tampak Rania

"Tita apa nih yang harus teteh bantuin?" tanya Rania pada Tita yang sibuk mondar mandir ngambil barang

" eh teh nia itu aja teh ada yang belum sempat aku layani, coba teteh tanya mau apa gitu nanti sekalian siapin barangnya, maaf ya teh jadi nyuruh teteh" ucap Tita takut takut, Rania berjalan ke depan dan menanyakan mau pesan apa butuh apa si ibu pun menjawabnya, setelah selesai membayar si ibu melihat Rania berdiri di depan ia pun menghampirinya.

" ini Rania ya anaknya pak Bakti? " tanya si ibu

"iya bu saya Rania ibu siapa ya? " tanya Rania hati hati

"kamu lupa ya sama saya, saya Mae saroh ibunya Mahardhika, kamu masih ingat Mahardhika? "

"oh ya allah bu Mae aku kira siapa tadi maaf ya bu, ingat bu aku ingat kok sama Dhika cuma kalo wajahnya emang udah lupa" timpal Rania tak enak

" kalo lupa pasti itu, soalnya kalian kan sudah tidak pernah bertemu kan"

" iya bu usah sepuluh tahun lebih belum pernah ketemu lagi sama Dhika"

" main aja atuh kerumah Dhika mah susah ibu suruh mainnya, katanya cape abis ngajar mending diam di rumah, tapi kamu hebat Nia sudah bisa punya toko begini" puji bu Mae

"hehe bisa aja bu, tapi lebih hebat Dhika bu dari pada saya Dhika mah sarjana terus jadi guru, saya mah apa atuh" ringis Rania, setelah berbincang dengan bu Mae Rania pamit pulang pada bapaknya.

Terpopuler

Comments

Koko Lie

Koko Lie

up lagi masih mau baca

2025-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!