KITA BERTEMU KEMBALI
Hai.... Aku Rania. Rania Majeswara, teman-teman dikota kadang memanggilku ukhti tapi kadang juga kunti haha, ya aku akui dari penampilan orang sekilas akan menilai aku perempuan solihah dan alim padahal aku sedikit bar bar juga.
10 tahun sudah aku berada di kota besar Jakarta, kalau kalian pikir aku sedang menempuh pendidikan kalian salah, aku hanya gadis lulusan SMP, selama 10 tahun di kota aku bekerja sebagai buruh pabrik gajinya lumayan.
Sudah 6 tahun aku tidak pernah pulang ke desa bukan tidak rindu kedua orang tua juga adikku hanya saja aku belum siap untuk bertemu dengan mereka.
Ya mereka laki-laki yang ku banggakan di hadapan orang-orang dan juga sahabat yang sangat aku sayangi, aku terlalu percaya dengan mereka sampai aku bodoh karna tidak bisa melihat kedekatan yang berbeda dari laki-laki ini dan sahabatku.
Aku juga terlalu malas untuk pulang ke desa karna pasti akan selalu ada pertanyaan KAPAN NIKAH??? Kadang aku ingin bertanya balik KAPAN MATI? tapi aku tidak seberani itu yang ada aku di amuk bapak karna sudah bersikap kurang ajar.
Tapi sekarang aku memutuskan untuk pulang bapak menyuruh ku untuk pulang dan mengelola toko klontong milikku, ya milikku dari hasil kerja 8tahun aku kumpulkan, toko ini baru berdiri sekitar 2tahun, tapi bapak mengeluh cape karna beliau juga seorang petani yang mana harus ngurus sawah ketika sudah musim hujan dan sawah bapak juga lumayan banyak.
Dan cerita ku dimulai dari sini...
************
"Assalamualaikum " ucap Rania di depan pintu yang tertutup rapat, "waallaikum salam" jawab bu Romlah sambil membuka pintu beliau cukup lama terdiam mungkin terkejut melihat anaknya yang sudah 6 tahun lupa jalan pulang tiba-tiba ada di hadapannya.
"ya allah teteh akhirnya pulang juga masih inget jalan pulang maneh teh hah?, astagfirullah jantungan ibu liat kamu teh, ayo masuk jangan berdiri terus kayak patung kamu teh" sentak bu Romlah heboh ya beliau memang selalu heboh
"kenapa mau pulang gak bilang-bilang teh kan kalo bilang bisa di jemput Daren" Daren dia adik Rania satu-satunya mereka hanya dua bersaudara.
"ya kan bapak udah bilang nyuruh teteh pulang, ya udah atuh teteh mah kan anak sholehah makanya nurutin mau nya si bapak buat pulang" sombong Rania, Rania memang sedikit narsis kalo sama ibuk bapak atau daren
"prett.. Anak solehah cenah teu eling maneh teh tos sabaraha sasih maneh hilap jalan pulang hah" semprot bu Romlah, Rania hanya cengengesan karna memang itu faktanya
"hehe ampun bu ampun"
"ya udah istirahat dulu sana teteh pasti cape kan abis perjalanan jauh" Rania hanya mengangguk dan pergi bersih-bersih lalu istirahat.
Tepat pukul 15:00 Rania dikejutkan dengan teriakan dan pelukan yang tiba-tiba, "Darennnnn aduh siah jangan peluk-peluk udah gede gak malu maneh teh?"
"hehe abisnya kangen teh, teteh sih gak pernah pulang kenapa masih gamon ya? " seringai Daren
"etah siah meni asal mangap congor teh nya cek saha gamon, nyaho naon siah masalah gamon? Kaya yang udah pengalaman aja padahal punya pacar aja gak pernah" sinis Rania
"ih si teteh meni senewon atuh di bilang gamon teh naha? "tanya Daren setengah meledek Rania
"udah sana kamu mah ganggu teteh tidur aja ah" usir Rania, Daren memang cukup menyebalkan kalau sudah mode usil.
"ih si teteh mah orang aku teh di suruh ibu bangunin teteh suruh makan katanya"
"ya udah sana teteh pake kerudung dulu nanti nyusul" usir Rania pada Daren.
Daren pun keluar kamar Rania dan duduk di meja makan yang sudah ada ibu dan bapak nya, tak lama Rania menyusul mereka pun makan bersama.
***
Pagi hari Rania bangun pukul 4:30 ia pun keluar kamar untuk ke kamar mandi cuci muka dan wudhu, setelah sholat itu Rania membantu ibunya menyiapkan sarapan, memasak dan beres-beres rumah bukan hal yang sulit untuk Rania lakukan karna sejak kecil ia sudah di didik bu Romlah dengan keras supaya bisa mengerjakan pekerjaan rumah.
Setelah sarapan Rania yang merasa bosan di rumah sendirian ia menyusul ibu bapak nya ke toko, tidak terlalu jauh dari rumah hanya tinggal jalan sekitar 100 meter ke depan gang maka sampailah di tokonya.
"loh neng kok kesini kenapa bosen ya di rumah? " tanya pak Bakri ayah Rania
"iya pak, gakpapa kan kalo aku kesini? "
"la ya gapapa malah bapak seneng apalagi kalo kamu mau ngurus ini toko jadi bapak bisa pokus di sawah aja" ujar pak Bakri
"ah nanti deh pak aku masih mau santai-santai dulu" kilah Rania karna jujur ia masih enggan kalo suruh ngelola toko.
Rania jalan-jalan di sekeliling toko melihat rumah-rumah dan jalan yang sudah banyak berubah, hanya satu yang Rania harap ketika jalan-jalan seperti ini ia belum sanggup kalau harus bertemu mantan biadabnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments