Ada banyak yang berubah dari desa, jalan yang dulu batu terjal sekarang sudah aspal, semak-semak yang biasa digunakan anak-anak bermain petak umpet sekarang sudah dipenuhi rumah-rumah warga.
Rania terus berjalan untuk melihat sejauh mana desanya berubah, namun tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan seseorang di warung bakso depan "Raniaaaaa.... " teriak Mila,
Mila adalah salah satu sahabat dekat Rania, dulu mereka bersahabat bertiga Rania, Mila dan Silvi, persahabatan mereka sudah terjalin sejak sebelum masuk sekolah karna rumahnya yang berdekatan.
"woi... Mila, gue kangen banget" ucap Rania sambil memeluk mila
"sok sokan bilang kangen loh t*i lah, kalo kangen tuh pulang jangan cuma ndekem aja di kota" ketus mila yang hanya di tanggapi dengan kekehan oleh Rania.
"sini duduk Ran kita bakso teh jupe dulu, kangen gak lo makan bakso disini? " tanya mila sabil menarik Rania untuk duduk disisinya
"ya kangen atuh, udah lama ya aku gak makan bakso disini!" ucap Rania sambil menerawang kenangan dulu.
"ya udah pesen sana, teh jupe pasti heboh nih kalo tau ada lo disini Ran, orangnya masih di dalem sih"
Rania pun pergi ke dalam rumah yang menyatu dengan kedai bakso untuk memesan pesanannya, dan benar saja apa yang dikatakan Mila teh jupe heboh dengan kedatangan Rania.
Rania dan Mila memakan bakso dengan di selingi cerita tentang masa kecil mereka, Rania dan Mila sempat renggang bukan karna permasalahan serius hanya pas masuk SMP mereka tidak satu kelas, hanya Rania dan Silvi yang satu kelas Mila berada di kelas lain jadilah mereka jarang bersama-sama.
"Ran kapan mau nikah? "tanya mila pada rania yang masih asik menikmati baksonya
"entar lah kapan-kapan" jawab Rania asal
"eh eta si p*a ditanya malah asal jawabannya, lo gak nikah-nikah bukan karna gamon sama si cucunguk Haris kan? " tanya mila hati-hati.
Haris laki-laki yang Rania pacari selama 6 tahun tapi malah selingkuh dengan silvi sampai menghasilkan janin, ya waktu itu masih janin mungkin sekarang sudah jadi manusia yang entah sudah sebesar apa, namun menurut perkiraan usianya mungkin sekarang sekitar 6 tahun kurang lebih.
"ya gak lah mil, aku sudah iklas Haris sama silvi mungkin haris bukan jodohku mungkin ada yang lebih baik buat aku selain si Haris" ucap Rania santai
"aku cuma takut Ran kalo kamu sampe trauma dan gak mau punya hubungan dengan lawan jenis, aku takut kamu milih sendiri selamanya" ringis Mila takut-takut
"tenang aja mil aku pasti nikah cuma gak sekarang masih belum ada yang srek"
"teman seangkatan kita kayaknya cuma tiga lagi yang belum nikah deh Ran, yang lain mah udah pada nikah udah beranak pinak, anaknya aja udah ada yang masuk tk" terang Mila
"oya siapa aja yang belum nikah mil? Aku kehilangan info soal teman-teman seangkatan kita soalnya" timpal Rania
"yang pertama jelas ya lo Ran terus ada Danang sama Dhika juga" tutur Mila pada Rania
"Danang belum nikah tah? Aku kira udah nikah dia secarakan jaman SMP dulu si Danang playboy nya minta ampun"
"belum bi marni aja sampe minta tolong aku buat nyariin jodoh buat si Danang"
"emang si Danang sekarang dimana? Kerja dia? "tanya Rania
"ia si Danang kerja di tangerang tapi katanya nanti tahun baru mau pulang, tahun baru seminggu lagi kan ya? Jadi kemungkinan minggu ini deh dia pulang"timpal Mila
Rania hanya ber oh ria aja karna udah lama tidak pernah bertemu dengan temannya yang satu itu, apalagi sekarang sudah pada dewasa mungkin akan canggung tidak seperti dulu yang selalu rame kalo lagi ngumpul.
"gak mau nanya soal Dhika Ran? " tanya Mila
"Dhika, kenapa dengan Dhika? " bingung Rania
"yakan dulu waktu kelas tiga SD lo di cengcengin sama Dhika, siapa tau lo penasaran gitu sama mantan crush" ledek Mila, Rania hanya mendelik sebal dengan temanya yang satu ini
"itu kan jaman SD mil, lagian kan pas udah Masuk SMP aku kan sekelas sama Dhika kita juga berteman biasa" elak Rania
" iya deh iya, tapi tau gak di antara teman satu kampung kita cuma si Dhika tau yang nasibnya mulus" puji Mila
"memang bagaimana si Dhika" tanya Rania yang mulai kepo gara-gara si Mila kompor sih
"si Dhika baru dua tahun pulang Ran, dia dapat beasiswa di kairo terus sekarang ngajar di SMP kita dulu, jadi guru agama dia juga udah Pns beberapa bulan lalu hebat banget kan dia Ran"
"lah kalo si Dhika udah gak aneh kali Mil dia kan emang dari dulu udah pinter, juara kelas terus kok" tutur Rania
"tapi Mil ngomongin SMP aku jadi kangen deh cilok mang udin kapan-kapan beli yu"ajak Rania pada mila
Mila hanya manggut-manggut aja, dengan senang hati dia bakal antar karna Mila tau Rania pasti traktir.
Setelah makan bakso dan berbincang banyak hal Rania dan Mila memutuskan untuk pulang, apalagi Mila yang sudah di panggil ibunya karna anggi anaknya Mila bangun dari tidurnya.
***
Pagi pagi sekali rumah sudah di hebohkan oleh Daren dan Rania yang saling menjahili dari daren yang membangunkan rania dengan musik dangdut yang melengking ditelinga sampai rania yang menyembunyikan kaos kaki daren.
ibu bapak hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya itu, namun tak menutup kemungkinan momen seperti inilah yang selalu di inginkan setiap harinya.
"Rania udah kasihan atuh eta si daren meni monyong kitu, kasihkan aja kaos kakinya udah siang nanti dia telat sekolahnya "ucap bapak sambil melerai kedua anaknya.
"iya deh iya, nih jangan monyong terus tapi nanti pulang bawain teteh somay yang di perempatan deket kecamatan ya" pinta rania daren hanya bergumam karna sudah terlanjur kesal dia selalu kalah kalo ngusilin rania.
"teh hari ini mau ke toko gak?" tanya bapak lagi
"Gak tau pak, aku janjian sama mila mau beli cilok mang udin di depan SMP soalnya" timpal rania
"oh ya sudah atuh, jangan lama-lama atuh nyantainya bapak kan nyuruh teteh pulang supaya ngurus toko" pinta pak bakri
"iya pak pokoknya satu minggu ini aku mau healing dulu mau jajan ah pokoknya mau menikmati hidup" kilah rania
"alah ai si teteh emang selama ini kamu gak menikmati hidup apa" sentak bu romlah
"ya sudah bapak sama ibu berangkat dulu ya, kamu hati-hati kalau mau main" ucap pak bakri sambil pamitan untuk meninggalkan rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Eni Mulyati
masih banyak typo nya, mohon maklum ya nanti di perbaiki.
2025-01-29
0