Keseruan Acara Grand Opening

Melihat raut wajah Rafka yang sudah nampak tidak nyaman dengan obrolan kita, aku mengajak mereka untuk makan.

"Ngomong-ngomong, aku lapar sayang, makan yuk, sudah boleh ambil makanannya kan?" Pintaku.

Celo seakan mengerti, dia bergegas menggandengku menuju meja catering yang telah tersaji yang berada tepat di sebelah kanan panggung acara.

Rafka pun menyelenggarakan dan mempersilahkan kita untuk menikmati sajian yang telah dia siapkan dan mengikuti kita tepat di belakang aku dan Celo.

Lauk yang tersaji terlihat semuanya pilihan premium, aku mengambil beberapa potong daging sapi yang telah dimasak rendang, tak lupa disiram kuah sop yang sepertinya ada kandungan kaldu ayamnya, dalam pikirku baru kali ini aku melihat kaldu menjadi komposisi sayur sop, agak aneh tetapi cukup membuat penasaran dengan cita rasanya.

Sayur sudah dua yang mendarat di piringku, selanjutnya untuk menambah selera makan, aku mengambil beberapa kerupuk, dan apel sebagai buah cuci mulutnya.

Setelah dirasa cukup, aku kembali ke meja untuk menikmati makanan yang sudah ku racik di piring. Tak lama, Celo juga telah kembali, saat sedang menyantapnya, aku melirik ke piringnya, ternyata menu yang dia pilih jauh lebih menggoda daripada menu yang ada di piringku.

"Kamu mau punyaku?" Tanya Celo seakan peka dengan caraku melirik.

"Jika kamu mengizinkan, bolehkah kita bertukar menu, sayangku?" Pintaku lirih.

"Tentu saja boleh" Jawab Celo.

Mendengarnya aku seperti mendapat door prize tanpa diduga-duga, aku segera menukarnya, dan benar saja menu pilihan Celo jauh lebih enak dibandingkan punyaku yang menurut lidahku sangat aneh.

Sesi makan selesai, selanjutnya adalah bazar buku resep makanan, Rafka memang mengadakan di acara grand openingnya, peraturannya untuk setiap pembelian satu menu, maka pengunjung bebas memilih buku resep makanan jenis apa yang ingin dia bawa pulang.

Kalau menurut Celo, ide Rafka cukup cerdas, karena selain ada potongan harga, dengan metode gratis sebuah buku resep makanan di acara grand opening ini jarang dilakukan oleh kebanyakan pemilik usaha cafe. Padahal langkah ini bisa menjadi daya tarik konsumen untuk kembali berkunjung ke cafenya, karena mereka menganggap pemilik cafe tidak pelit membagi resep menu.

Jika ditelaah lebih jauh, hal ini juga menguntungkan bagi Rafka agar bisa memasarkan buku resepnya, dengan berbagi testimoni penggunaan buku resep dari konsumen. Dengan kata lain, digratiskan satu kali tetapi bisa menjadi jembatan untuk menciptakan peluang usaha baru.

Aku cukup memahami penjelasan dari Celo, apalagi kata Celo, jika Rafka adalah lulusan terbaik dibidang tata boga, pantas saja jiwa bisnis kulinernya sangat terperinci dan tanggap membaca peluang.

Melihat antusias pengunjung di hari pertama grand opening, aku jadi bersemangat, dan enggan untuk pulang, aku sangat nyaman turut serta melayani setiap pengunjung, tetapi ada satu pengunjung yang cukup menarik perhatianku yaitu ada seorang anak kecil yang menuntun kakeknya, saat ditanya sama salah seorang pelayan cafe, dia mengatakan jika mereka tidak membawa uang, namun karena lapar, dan melihat banyak orang mendatangi tempat ini, maka mereka mencoba ikut mengantre.

Aku mendengarkan penjelasan anak kecil itu dengan seksama, kemudian aku menceritakannya kepada Celo, awalnya dia berinisiatif untuk membelikannya dua porsi makanan, tetapi melihatnya mengeluarkan kartu debit dan memberikannya ke pelayan, Rafka kemudian menghampirinya, dan menanyakan hal yang terjadi, setelah Celo menjelaskan, Rafka justru memberikannya secara cuma-cuma, dan meminta pelayannya untuk membungkus kan lagi dua kotak nasi beserta lauknya agar dapat di bawa pulang oleh pengunjung spesialnya itu.

"Terimakasih Tuhan, kamu bukan hanya memberikanku seorang laki-laki yang baik, tapi semua orang-orang terdekatnya pun memiliki karakter yang serupa." Gumamku seraya tersenyum ke arah anak kecil itu.

Hingga aku tak sadar, kalau Celo terus memperhatikan mimik wajahku tersebut, karena usapan tangannya di rambutku juga lah yang membuatku tersadar, aku harap dia juga tidak mendengar ucapan gumamku tadi.

Meskipun aku sudah lama menjalin hubungan dengannya, tetapi tetap saja aku masih canggung setiap kali aku ingin menunjukkan rasa kagum ku pada Celo ataupun orang-orang sekitarnya.

Selesai melayani semua pengunjung yang datang hari pertama pembukaan cafe ini, Rafka berinisiatif untuk mengajak kita liburan minggu depan, kita semua pun setuju, dan tempat yang kita pilih adalah puncak, selain tempatnya yang sejuk, puncak juga menjanjikan destinasi yang cukup menarik bagi kita.

Obrolan liburan menjadi obrolan penutup hari itu, kita semua kembali ke rumah masing-masing, kecuali aku dan Celo yang masih ada satu tempat lagi untuk kita kunjungi yaitu ke acara pernikahan teman kuliah ku, jaraknya sekitar satu jam dari cafe Rafka, saat di perjalanan menuju lokasi kondangan, aku di kejutkan dengan gaya candaan Celo yang tak seperti biasanya, cukup agak fulgar bagiku.

"Sayang, ini namanya kondangan sekalian nobar malam pertama pengantin." Canda Celo.

"Hahaha...kamu kok bisa kepikiran sampai sejauh itu, cinta?'' Tanyaku dengan heran.

"Soalnya terlalu malam buat kondangan, pasti pengantinnya juga sudah ganti pakai baju tidur, hehe." Jawab Celo.

"Belum tentu, dia aja cerita kalau ada acara after party." Imbuhku dengan nada meledek Celo.

Kita pun tertawa karena se random apapun kita, tetapi kali ini obrolan kita tidak sejauh ini, mungkin karena memang semakin hari kita saling mengenal, jadi aku pikir perkembangan dari sebuah hubungan, sudah jadi hal umum dan pasti terjadi ke semua pasangan di seluruh penjuru dunia.

Obrolan-obrolan kita juga diiringi dengan suara musik dari bluetooth hp yang tersambung ke saluran CD mobil, lagu yang kita putar hari ini adalah dari Tiara Andini, kebetulan juga tentang tema pernikahan, Celo ikut menyanyikannya, suaranya terdengar standar, tetapi rasanya bikin adem dan tenang setiap kali mendengarnya bernyanyi.

Akhirnya kita sampai di tujuan, sesampainya di depan pintu hotel tempat acara terselenggara, aku masih saja tidak mampu menahan hasrat tertawa, Celo yang melihatku tak berhenti tertawa pun dengan sigap memelukku, dan berbisik lembut agar aku tidak terlalu teringat obrolan kita menuju kesini, menurutnya itu adalah obrolan yang sangat memalukan jika terdengar orang lain.

Para pengisi acara pun melirik ke arah kita, sadar jika kita menjadi pusat perhatian, aku melepaskan pelukan Celo, dan segera merapikan rambutku agar tidak kusut karena efek dipeluknya, tahap selanjutnya untuk membuat aku tidak tegang adalah menarik nafas, dan membuangnya secara perlahan, dan yang terakhir kita menyapa satu persatu pengisi acara.

Sampailah kita berhadapan dengan kedua pengantin, jabat tangan dan pelukan aku berikan untuk teman kuliahku itu, dia tampak begitu cantik dengan balutan gaun after party nya yang berwarna emerald gold, dan tatanan rambut di ikat ekor kuda dengan gaya curly, pernikahan impiannya kala itu terwujud juga, aku pun bahagia melihatnya.

Terpopuler

Comments

Avalee

Avalee

Andai Celo ada di real life, auto jd cegil sih gue 🤭🤭🤣🤣

2025-09-06

1

Mouzza Abirama

Mouzza Abirama

Kayaknya hubungan mereka baik baik aja, maaf kemaren sempet suudzon sama ceweknya 🙏🏻

2025-09-07

1

Lonafx

Lonafx

dua cogan baik begini, milih satu di antara mereka sambil merem pun gak masalah hehe😁

2025-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!