Awal Pertemuan Episode 2

Sekitar setengah jam aku menunggu, akhirnya Celo datang, sepertinya mobilnya sudah dengan kondisi yang baik.

"Sayang, ayo kita lanjutkan perjalanan." katanya sembari berjalan ke arahku.

"Iya sayangku." Jawabku.

Tak lupa kita juga mengucapkan rasa terimakasih kepada ibu pemilik warung karena sudah mengizinkanku berteduh di warungnya untuk menunggu Celo yang sedang membenarkan mobilnya.

Sepanjang jalan Celo bercerita apa saja yang harus diperbaiki dari mobilnya.

"Sayang, untungnya tadi kita tahu ban nya bocor, jika tidak kita akan mengalami masalah lebih parah." Ceritanya.

"Benarkah sayang?" Tanyaku.

"Iya cintaku, pas di bengkel tadi sekalian diperiksa kondisi mobilnya, ternyata air radiatornya juga perlu diganti, maafkan pacarmu ini ya lupa mengeceknya sebelum mengemudikannya." Jawab Celo.

"Tenang sayang, terkadang ada beberapa hal yang memang diluar kendali kita, lagi pula kan beberapa hari ini kamu sibuk." Timpal ku mencoba menenangkannya.

Mendengar kalimat yang ku ucapkan, Celo seketika mengusap rambutku dengan sangat halus, rasanya tenang sekali dengan perlakuan-perlakuan kecil yang selalu dia lakukan jika kita sedang menghabiskan waktu berdua.

Karena asik menikmati momen-momen manis selama perjalanan, tak terasa ternyata kita sudah sampai di lokasi acara grand opening cafe. Kita pun mencari lokasi parkir yang masih memungkinkan untuk memberhentikan mobil.

"Akhirnya sampai juga, aku sudah tidak sabar bertemu sahabatku itu, dan memberinya selamat." Celetuk Celo.

"Hahaha... Sayang, lebih baik segera masuk, agar dia tahu jika kamu seantusias ini." jawabku.

Celo pun menggandeng tanganku memasuki cafe, ternyata kita tidak terlalu buruk nasibnya hari ini, karena acara belum dimulai, aku lihat ada sinar kelegaan yang terpancar dari raut muka Celo, aku pun ikut bahagia dengan hal itu.

Tetapi di satu sisi aku juga penasaran seperti apa wajah dari owner cafe yang baru grand opening ini atau bisa dikatakan juga seseorang yang bisa dianggap sahabat terbaiknya pacarku.

Mata ini terus mencari dan mengamati satu per satu orang yang hadir di dalam cafe, sampai akhirnya terhenti ketika ada seorang laki-laki dengan postur setinggi 180 cm, yang artinya sedikit lebih tinggi dari Celo, dan memiliki warna kulit kuning langsat, dengan memakai setelan jas berwarna hitam, dan tatanan rambut formal.

"Sepertinya ini yang dimaksud Celo." Gumamku.

"Kenapa sayang?" Tanya Celo.

Dengan spontan aku menggelengkan kepala. Aku dikagetkan dengan pertanyaannya, aku pikir dia mengetahui jika aku sedang menduga-duga siapa sabahat nya itu.

"Sepertinya kamu kelelahan, kita cari tempat duduk yuk, lagipula sebentar lagi acaranya segera dimulai, jadi Rafka pasti langsung ke panggung." Ajak Celo.

"Iya sayang, aku juga daritadi kehausan." Jawabku.

Celo tertawa mendengarnya, dia berpikir ternyata bengong ku dari tadi adalah menahan rasa dahaga, melihat respon dari Celo, aku tersenyum malu, bagaimana bisa dia menganggap ku seperti itu, tetapi sepertinya lebih baik daripada dia tahu jika aku se penasaran itu dengan sahabatnya, nanti dia bisa terus meledekku.

Dia itu bukan sosok yang pencemburu buta, hanya saja karakter jail nya lah sering membuatku kesal, bayangkan saja jika dia tahu aku mengamati sabahat nya, aku pasti dikira orang yang sangat kepo, padahal nanti juga pasti dikenalkan Celo.

Padahal wajar saja jika seorang wanita ingin mengenal orang-orang terdekat dari pasangannya, walaupun Celo juga selalu melibatkan ku dalam hal apapun. Tetapi entah kenapa ada hal kepuasan tersendiri jika aku sudah mengetahui seperti apa orangnya, sebelum Celo yang memberitahu.

Kita menikmati hidangan yang tersaji di atas meja tempat kita duduk, pembawa acara membuka acara grand opening dengan sangat khidmat, tak lupa sabahat nya Celo juga mengundang seorang ustadz untuk memberikan doa, agar nantinya cafe bisa terus berjalan sesuai harapan dan hasil yang terbaik.

Ustadz telah memberikan doa dan sedikit ceramahnya, acara selanjutnya adalah gunting pita, dilanjutkan dengan beberapa ucapan selamat dari keluarga, dan orang-orang terdekat.

Perwakilan dari para sahabat diserahkan kepada Celo, dengan langkah yang sigap, dia pun menuju panggung, sesampainya diatas panggung, Celo memberikan beberapa kata, terdengar dengan sangat haru, dia mengungkapkan jika dia salah satu orang yang paling bangga atas tercapainya impian sang sahabat.

Selepas Celo memberikan ungkapan selamat, Rafka membalasnya dengan pelukan hangat, aku bisa melihat binar mata Celo yang berkaca-kaca, jika tidak di depan banyak orang, aku yakin pasti air matanya sudah tumpah.

Tengah asik mengabadikan momen dua orang sahabat yang tengah diselimuti rasa haru, tiba-tiba Celo memintaku untuk turut serta naik ke atas panggung, disana dia mengenalkan ku kepada Rafka.

Kita pun saling berjabat tangan, sesuai dugaanku, Rafka meledek kita dengan candaan siap bergantian datang ke undangan pernikahan kita, rasa bahagia, malu bercampur jadi satu. Salah tingkah pun tak bisa aku sembunyikan.

Melihat wajahku yang sudah sangat merah, Celo mengajakku segera turun dari panggung dengan dalih memberi ruang bagi pengisi acara yang lain. "Sayang, sebaiknya kita turun dari panggung, kasian Rafka menyewa band mahal, tetapi tampilnya hanya sebentar" ajak Celo. Aku mengiyakan ajakannya dengan senyuman.

Di sela-sela berjalan menuju meja tempat minuman kita tergeletak, aku berbisik kepada Celo bagaimana perasaanku saat ini.

"Aku malu sayang, tetapi aku juga senang sekali, artinya aku di terima baik sama orang-orang kepercayaanmu" Bisikku.

"Sayang aku tahu, maka dari itu aku mengajakmu turun, aku melihat pipimu sudah seperti kepiting rebus" Jawab Celo dengan sedikit nada ledekan.

Mendengar respon yang diberikan, aku mencubit tangannya, dia teriak kesakitan.

Aku tersenyum puas melihatnya, salah dia sendiri masih berani meledek seorang wanita yang tengah dihadapan dengan rasa salah tingkah sepertiku.

Ketika kita sedang asik berbincang sembari meneguk segelas minuman dingin, tiba-tiba terdengar suara, kita menoleh ke belakang.

Sial, kita disambut dengan senyuman jahil Rafka, sepertinya dia belum puas meledek kita di panggung tadi.

Pandanganku dan Celo saling bertemu, seakan saling mengerti jika Rafka ikut bahagia melihat keharmonisan hubungan kita, aku pun bisa menduga seperti itu terlihat dari semua responnya, memang penuh kejahilan, tetapi kata Celo jika karakter sahabatnya ini akan jahil hanya dengan orang-orang yang sekiranya membuatnya nyaman.

Aku tidak bisa berhenti bersyukur bisa mempunyai pasangan seperti Celo, dia benar-benar sesuai seperti sosok pasangan idaman yang sering aku harapkan selama ini, selain dia penuh tanggung jawab dalam menjagaku selama ini, dia juga bisa membuat orang-orang sekitarnya ikut serta menghargai ku sebagai pasangannya.

Di tengah-tengah obrolan kita bertiga, Celo membalas candaan Rafka, jika dia juga tidak sabar ingin melihat sahabatnya itu mengenalkan sosok gadis, Rafka melotot kearahnya, dia mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan kesibukanku sehari-hari, aku dan Celo pun tersenyum girang melihat tingkah laku Rafka.

Terpopuler

Comments

Mouzza Abirama

Mouzza Abirama

Semoga perasaanku saja, tapi aku mikir nanti ceweknya bakal sama Rafka

2025-09-05

2

Lonafx

Lonafx

mau juga dong berada di lingkaran cowok greenflag🤭

tp maaf kaka, aku blm kenal nama tokoh perempuannya, entah aku yg terlewat bacanya.. atau emang pakai tokoh 'Aku' saja? hehe, soalnya saat perkenalan dg Rafka jg gak di kasih tahu namanya /Chuckle/

2025-09-05

1

@dadan_kusuma89

@dadan_kusuma89

Akankah Rafka nantinya menjadi orang ketiga diantara hubungan mereka berdua?. Tiba-tiba aku curiga 😁

Ah... mudah-mudahan ini hanya prasangka ku saja.

2025-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!