Aku belum melihatmu sejak awal semester. Bagaimana kabarmu? Apa kamu tidak baik-baik saja sebelumnya?
Dilan setahun lebih muda dari Nana-mahasiswa tahun kedua.
Dilan
Aku baik-baik saja, kamu tidak usah khawatir.
Dilan
Mau ke Serikat mahasiswa?
Kita bisa minum kopi dan mengobrol?
Nana
(Awwww, lihat betapa berharapnya dia!)
Nana
Kedengarannya menyenangkan! Ayo.
Mereka berdua pergi ke Serikat Mahasiswa
Wajah Dilan terlihat berseri-seri
Dilan
Wow! Enak juga kalau dihangatkan dengan minuman hangat!
Mereka duduk di dalam kafe lucu yang terletak di serikat mahasiswa.
Nana
//minum kopi moka pappermint
Nana
(Ah, surga. Bahkan ada toping candy yang diiris-iris di atas krim kocok)
Nana
//membersihkan krim kocok yang tumpah di tutupnya
Dilan
//Menatap tajam kearah mulut Nana
Nana
(Ugh, apakah diwajahku ada krim kocok?)
Nana
//Segera menyeka krim yang ada di mulut
Dilan
Itu terlihat, um... Bagus sekali. //Suaranya sedikit bergetar dan ia menatap mata Nana lagi
Dilan
Hampir saja aku berharap mendapatkannya daripada latte biasa
Nana
//Mengangkat bahu, dan sedikit gugup
Nana
(Um... Aku belum pernah melihat Dilan menatapku seperti tadi. Dia selalu seperti adikku sendiri, tapi sekarang...)
Nana
(Kapan dia punya janggut tipis? itu terlihat agak seksi... )
Nana
(Tunggu, apa yang sedang kupikirkan?! Ini Dilan yang sedang kita bicarakan!)
Nana
//Menampar kecil pipinya agar tersadar dari pikirannya
Nana segera mengalihkan pandangannya dari janggut tipis Dilan ke matanya yang berwarna biru gelap
Nana
Apa kamu mau mencobanya?
Dilan tampak ragu sejenak lalu tersenyum kecil kepada Nana.
Nana
(Baiklah, sejak kapan senyum kecilnya menjadi begitu menarik?)
Dilan
Tentu, terima kasih
Jari-jari mereka saling bersentuhan saat dia mengulurkan tangannya untuk mengambil cangkir minuman Nana.
Percikan kecil beterbangan di tangannya.
Nana
(Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apakah aku menyukai Dilan?)
Mata Dilan melebar saat mereka bersentuhan, pipinya memerah.
Nana
Jadi.. Bagaimana kabar kalian para orang jenius?
Dia selalu menjadi orang yang sangat pintar dan kutu buku.
Dia sudah berada di kelas teknik elektronik.
Dilan
Hah! Kami bukan orang jenius
Dilan
//menyeruput minuman peppermint moca milik Nana.
Dilan
Tapi kelasku berjalan dengan baik.
Dilan
Aku menargetkan untuk lulus pada akhir tahun ajaran berikutnya, seperti yang aku rencanakan.
Nana hanya setengah mendengarkan, matanya melirik ke mulut Dilan. Ada sedikit krim kocok di sudut bibirnya.
Nana
(Bibirnya terlihat sangat... sangat lembut. Bisa dicium, bahkan.)
Sebelum Nana bisa menahan diri, jari-jarinya meraih ke seberang meja... Dan ia dengan lembut mengusap krim itu, menggosoknya pada serbet. Mata Dilan terbelalak dan Nana melihat percikan di matanya.
Nana
(Oh tuhan!!!! Apa yang aku lakukan)
Nana
//menenangkan diri, kemudian kembali ke topik
Nana
Uh, begitu. Jadi kamu ingin lulus dalam tiga tahun sesuai rencana. Kerja bagus, Tuan Jenius.//berkata dengan agak ceria
Dilan
//mengangguk-angguk perlahan
Dilan
uh, ya. jadi bagaimana dengan kelasmu? //suara melengking
Nana
Ya, begitu...
Sisa obrolan kami diselingi dengan beberapa keheningan yang canggung. Kami bertukar nomor telepon sebelum berpisah.
Saat Nana menuju perpustakaan untuk belajar, kepalanya dipenuh dengan pertanyaan.
Comments