Twilight Blood

Twilight Blood

Eps 1

(*) = batin //=senang, sedih, marah dll *(ejjwksk)* = narator sementara
Nana dengan bersemangat mencatat ketika Profesor Weissman sedang menjelaskan materi, sudah seminggu Nana Mengikuti kelas antropologi, dan Ia menyukainya!
Professor berbicara tentang berbagai budaya dari waktu ke waktu—persamaan dan perbedaannya. Saat Nana menulis, ia merasakan sesuatu yang menusuk di belakang lehernya.
Nana
Nana
(Hah?)
Nana menoleh perlahan ke kanan dan ke belakang. Bertemu dengan sepasang mata merah menyala, ia terkesiap pelan. Seorang pria yang sangat tampan tengah mengamatinya bagaikan elang yang menemukan mangsanya.
Nana
Nana
(Aku belum pernah melihatnya di kelas atau di kampus sebelumnya... Dan aku pasti akan memperhatikan pria seperti itu!)
Ketika pria itu menyadari Nana balas menatapnya, sisi kiri mulutnya terangkat.
Nana
Nana
(Apa itu lesung pipit? Serius?! Ya Tuhan. Nana, berhentilah melongo!)
Nana segera mengalihkan pandanganya, menghadap Profesor setengah baya itu lagi. Namun, ia masih bisa merasakan tatapan mata pria itu padanya.
Nana
Nana
(Ya Tuhan, sulit sekali untuk fokus kalau ada yang menatapku seperti itu... Aneh rasanya pindah ke kelas di bulan Januari, pertengahan tahun ajaran...)
Untungnya, kelas Nana di Universitas York berakhir dalam hitungan menit. Nana segera mengemasi tas bukunya dan mulai pergi. pria itu masih menatap Nana seperti lem.
Sambil menguatkan diri sendiri, Nana menoleh. Pria itu juga berjalan menuju pintu. Tapi dia berjalan di sepanjang deretan meja belakang sementara Nana di depan.
Dan matanya masih tertuju pada Nana. Nana membalas pandangannya dengan sikap menantang dan tak tergoyahkan miliknya sendiri.
Nana
Nana
(Ha! Dua orang bisa main dalam permainan ini!)
Dia mengangkat salah satu alis hitamnya ke arahku. Kegembiraan terukir di wajah pria itu.
Nana
Nana
//Menyipitkan matanya dan mempertahankan kontak mata
Kaki Nana tersangkut di kursi terakhir di barisan. Ia jatuh ke lantai dengan dada lebih dulu.
Brakk!!
Nana
Nana
Aduhh... //kesakitan
Mahasiswa lain yang ada di sana, membantuku berdiri.
Nana
Nana
Uh.. Terimakasih
Setelah berdiri kembali, Nana bergegas keluar. Ia tidak berani melirik pria itu. Tapi Ia masih bisa mendengarnya terkekeh.
(Jerk)
Nana menarik syalnya lebih erat ke leher, menggigil di udara musim salju yang dingin.
Saat berjalan keluar kampus yang cantik dan tertutup oleh salju putih, nana menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda pria itu lagi.
Nana hampir kecewa. Antropologi 351 adalah kelas terakhirnya pagi ini.
Saat Nana berjalan, pikirannya melayang ke pria tampan di kelas Weissman. Dan itu membuatnya berpikir tentang budaya manusia yang dibicarakannya.
Nana
Nana
(Aku penasaran apa yang akan dikatakan profesor Weissman jika dia tahu.... Ada lebih banyak dari sekedar budaya manusia di dunia ini)
Tapi tidak mungkin Nana mengatakan itu padanya. Atau hal lainnya, dalam hal ini. Kebanyakan manusia percaya bahwa vampir hanyalah mitos.
Namun, Nana mengetahuinya. Kebetulan Ia sendiri adalah seorang vampir. Nana berhenti sejenak dan menatap sepasang mata biru yang familiar.
Nana
Nana
Hey, Dilan! Maaf aku hampir menabrakmu!
Dilan
Dilan
Hei, Nana. Jangan khawatir, kamu boleh saja menabrakku kapan saja.
Aku tertawa, dan dia ikut tertawa, pipinya yang pucat memerah.
Nana
Nana
(Ah, dia menggemaskan seperti biasanya!)
Nana
Nana
Aku belum melihatmu sejak awal semester. Bagaimana kabarmu? Apa kamu tidak baik-baik saja sebelumnya?
BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!