[Sambil menghadap layar komputer, berbicara dengan nada sarkastik]
"Jadi, tim yang hebat ini berhasil menyelesaikan kasus pertama. Apa selanjutnya? Haruskah saya menyiapkan pelatihan untuk lebih banyak kejutan dramatis seperti Buyung?"
Buyung Aril
[Dengan penuh percaya diri dan berputar di kursinya]
"Tenang saja, Tia. Saya akan menyiapkan pelatihan juga—tentang bagaimana menjadi agen rahasia yang tak terkalahkan."
Jefri
[Bergabung dengan Buyung, sedikit gugup tetapi bersemangat]
"Saya yakin kita bisa terus bekerja sama dengan lebih baik lagi. Tim ini luar biasa!"
Rio
[Dengan sedikit bersemangat, tapi cemas]
"Ya, tapi... harapannya sih kita tidak terlalu banyak melibatkan agen rahasia ya, Buyung?"
Datuk Didi
[Dengan nada serius, tetapi sedikit senyum di wajahnya]
"Jika kalian ingin melangkah lebih jauh, kalian harus menjaga disiplin. Jangan hanya mengandalkan kekonyolan semata. Kita punya tugas yang lebih besar, dan saya percaya kalian bisa melakukannya dengan baik."
Leni
[Menatap tim dengan penuh tekad]
"Datuk benar. Kita adalah tim, dan kita harus mematuhi aturan, meski itu terkadang berarti harus menahan tawa."
Buyung Aril
[Tersenyum lebar dan berdiri dengan semangat]
"Tapi... tidak ada yang salah dengan sedikit tawa, kan? Semua ini lebih menyenangkan ketika kita bisa menikmati perjalanan!"
Tim berkumpul di ruang rapat untuk memulai hari baru.
Datuk Didi
[Dengan tegas, berbicara di depan tim]
"Baiklah, tim. Kita akan menghadapi banyak tantangan di depan. Tapi saya yakin dengan kemampuan kalian, kita bisa menghadapinya. Ingat, bekerja sama adalah kunci kesuksesan kita."
Buyung Aril
[Sambil memeriksa dasinya yang aneh]
"Jangan khawatir, Datuk. Saya sudah menyiapkan strategi untuk setiap masalah yang datang... termasuk masalah dasi."
Leni
[Menahan senyum, tapi tetap serius]
"Semoga strategi itu juga mencakup mematuhi aturan, Buyung."
Comments