Malam itu, rumah Naya dipenuhi keheningan yang menyakitkan. Sang ibu duduk di lantai ruang tamu, menggenggam erat foto Naya. Matanya sembap karena air mata yang tidak berhenti mengalir sejak pagi.
Ibu Naya
(berbisik)
Kenapa harus kamu, Nak? Kenapa mereka begitu kejam padamu?
Ia memeluk foto Naya lebih erat, seolah berharap bisa memeluk putrinya sekali lagi. Dalam keputusasaan, ia mengangkat wajahnya ke langit-langit, berdoa dengan suara yang pecah.
Ibu Naya
Ya Tuhan, kalau Engkau mendengarku, aku mohon... aku mohon keadilan untuk anakku. Buat mereka merasakan sakit yang sama. Jangan biarkan mereka lolos tanpa hukuman!
Hujan di luar semakin deras, dan angin menerobos masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Lilin di meja tiba-tiba padam, meninggalkan ruangan dalam kegelapan.
Zyra
Doamu telah didengar.
Ibu Naya tersentak, melihat ke sekeliling dengan napas tertahan.
Ibu Naya
Siapa di sana?!
Dari bayangan gelap di sudut ruangan, sosok wanita dengan mata merah menyala muncul. Wajahnya cantik, tapi auranya memancarkan kekuatan yang menyeramkan.
Zyra
Aku datang karena panggilan hatimu yang pilu. Aku datang untuk memenuhi permintaanmu.
Ibu Naya
Siapa kamu?
Zyra
Aku adalah penghakiman. Mereka yang menghancurkan putrimu akan membayar lunas dosa mereka.
Angin berhenti, dan ruangan menjadi hening. Lilith perlahan menghilang ke dalam kegelapan, meninggalkan ibu Naya yang terdiam, tidak tahu apakah ia harus merasa lega atau takut.
Comments
anjay ngegantung bre /Curse/
2025-01-14
0