Naya berjalan melewati lorong sekolah dengan buku-buku di pelukannya. Ia menundukkan kepala, berusaha menghindari tatapan dari para siswa lain. Namun, suara tawa terdengar dari arah belakangnya.
Dinda
(Dengan nada mengejek)
Eh, anak culun lewat. Mau kemana, Naya? Ke perpustakaan lagi? Kamu kan gak punya temen.
Mira dan Raka, yang berdiri di dekat Dinda, ikut tertawa keras. Naya mempercepat langkahnya, berusaha menjauh, tapi Dinda memanggilnya lagi.
Dinda
Hey, aku belum selesai ngomong! Kamu gak sopan banget, ya? Balik sini!
Naya berhenti. Napasnya berat, tapi ia tidak punya keberanian untuk melawan. Ia berbalik perlahan.
Naya
(Berbisik)
A-da apa, Dinda?
Dinda
Gak ada apa-apa sih, cuma mau bilang baju kamu ketinggalan jaman banget. Itu beli di pasar loak, ya?
Mira menyambar buku dari pelukan Naya, melemparkannya ke lantai.
Mira
Eh, aku juga pengen lihat bukunya. Wah, ternyata semua isinya catetan? Pasti kamu belajar Mulu ya, sampai lupa cara dandan.
Naya menunduk, mengambil bukunya tanpa berkata apa-apa. Tapi saat ia mencoba berdiri, Raka menyenggol bahunya hingga ia terjatuh ke lantai.
Raka
(Tertawa)
Eh, sorry. Tapi, kok kamu lemah banget sih? Kayak gak makan sebulan.
Suara tawa menggema di lorong. Naya menahan air mata, mengumpulkan bukunya satu per satu.
Saat itu, seorang guru muncul dari ujung lorong, dan mereka semua pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Hari-hari berlalu, dan pembulian semakin menjadi. Setiap kali Naya masuk ke kelas, kursinya diisi dengan sampah. Kadang-kadang ada catatan berisi hinaan di mejanya.
Catatan di meja Naya:
Kamu itu sampah. Gak ada yang mau jadi temen kamu.
Namun, semuanya memuncak pada hari yang paling menghancurkan hidup Naya.
Comments
Sunny Eclaire
ini mah satu sekolah isinya iblis pwmbully
2025-01-12
1
gokil /Sob//Sob//Sob//Sob/
2025-01-12
1