Eps 5: Bayangan dikelas

Lampu masih padam. Bayangan gelap di sudut ruangan kini bergerak, merayap perlahan ke tengah kelas. Para murid menjerit ketakutan, sementara Zara, Kenji, dan Arka mencoba tetap tenang.
Guru Fisika
Guru Fisika
(cemas) "Semua tetap di tempat! Jangan panik!"
murid-murid
murid-murid
"Pak, itu apa?! Ada sesuatu di pojok!"
Zara melirik ke arah Elvina, yang sudah siap dengan kekuatannya. Adelia menggenggam tangannya erat, berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Zara
Zara
(berbisik) "Kenji, Arka, kita harus bergerak cepat sebelum makhluk ini menyerang."
Kenji
Kenji
(mendesah) "Duh, selalu ada aja masalah waktu sekolah."
Arka
Arka
(dingin) "Gue duluan. Lo backup dari belakang."
Arka tanpa basa-basi maju ke depan dengan langkah tenang, berlagak seperti sedang mengambil sesuatu dari tasnya.
Arka
Arka
(berkata pelan namun tegas) "Shuriken."
Bayangan pedang muncul di tangannya, samar-samar seperti kabut hitam. Dengan gerakan cepat, ia melemparkan pedang bayangan itu ke arah makhluk di sudut kelas.
“ZZRRRRT!”
Makhluk itu bergetar dan berteriak pelan, suaranya seperti angin berdesir tajam.
Zara
Zara
(langsung berdiri) "Saatnya gue nyetrum lo!"
Zara mengepalkan tangannya, kilatan listrik muncul di telapak tangannya. Ia berlari ke arah bayangan itu dan melepaskan serangan listrik.
Zara
Zara
"Electro Shock!"
Listrik berwarna biru menyambar bayangan tersebut, membuat seluruh ruangan terang sesaat. Makhluk itu berteriak keras sebelum akhirnya menguap menjadi kabut hitam dan lenyap.
Lampu tiba-tiba menyala kembali. Semua murid yang tadi panik hanya bisa terpaku, bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Guru Fisika
Guru Fisika
(gugup) "Huh, sepertinya masalah listriknya selesai... Kembali ke tempat duduk kalian!"
murid-murid
murid-murid
(berbisik) "Apa tadi itu? Kok serem banget..."
Zara, Kenji, dan Arka kembali duduk di bangku masing-masing seolah tidak terjadi apa-apa. Elvina menatap mereka tajam sambil menulis sesuatu di bukunya.
Elvina
Elvina
(berbisik ke Yuna) "Kita harus cari tahu kenapa makhluk itu bisa muncul di sini."
Yuna
Yuna
(menunduk) "Aku juga merasa... sekolah ini semakin aneh akhir-akhir ini."
[Di atap sekolah – setelah jam pelajaran berakhir]
Zara dan tim berkumpul di atap sekolah. Angin sepoi-sepoi bertiup, tapi suasana tetap tegang.
Kenji
Kenji
(menyandarkan tubuh di pagar atap) "Gue heran, kenapa tiba-tiba makhluk-makhluk itu jadi agresif? Bahkan di sekolah."
Arka
Arka
(dengan tatapan tajam) "Ini bukan kebetulan. Ada sesuatu yang memicu mereka."
Elvina
Elvina
(menunjukkan buku catatan) "Simbol kemarin mungkin jadi petunjuk. Tapi gue butuh waktu buat analisis lebih dalam."
Adelia
Adelia
(dengan nada khawatir) "Terus kalau makhluk itu muncul lagi? Apa kita bisa ngejaga sekolah ini sendirian?"
Zara
Zara
(menatap serius) "Kita nggak punya pilihan, Lia. Ini tanggung jawab kita sebagai anggota Luminari."
Semua terdiam. Zara menatap langit, kilatan petir samar-samar terlihat di kejauhan, seakan merespons pikirannya.
Yuna
Yuna
(suara pelan) "Aku punya firasat... ini baru permulaan."
Kenji
Kenji
(menoleh) "Firasat lo biasanya bener, Yuna. Jadi kita harus siap."
[Malam Hari – Markas Luminari]
Setelah memastikan semua murid sudah pulang, Zara dan tim pergi ke markas rahasia Luminari di bawah sekolah. Ruangan itu dipenuhi peralatan canggih dan simbol-simbol kuno.
Elvina
Elvina
(menatap layar komputer) "Ada pola kemunculan makhluk-makhluk ini. Semua terjadi di sekitar sekolah. Kita harus mencari sumbernya."
Adelia
Adelia
(memegang tangannya) "Berarti sekolah kita jadi target mereka?"
Arka
Arka
(dingin) "Bukan sekolahnya. Tapi seseorang di sini yang menarik perhatian mereka."
Zara
Zara
(mengangguk) "Kalau gitu, kita mulai penyelidikan besok. Gue nggak mau ada makhluk lain yang muncul di depan anak-anak nggak bersalah."
Semua mengangguk. Mereka menyadari tugas ini tidak akan mudah, tapi tidak ada yang mundur.
Kenji
Kenji
(dengan seringai kecil) "Gue harap besok nggak ada lagi yang sok ngagetin di kelas. Bener-bener bikin darah naik."
Adelia
Adelia
(tertawa kecil) "Tenang aja, Ken. Gue bakal sedia snack biar lo nggak cranky."
Kenji
Kenji
(memutar bola mata) "Halah, banyak omong lo."
Zara hanya tersenyum kecil, lalu menatap serius simbol Luminari yang terpampang di dinding.
Zara
Zara
(berbisik) "Apa sebenarnya rahasia di balik sekolah ini...?"
[Bersambung ke Episode 6]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!