"Apa kau yakin ini jalannya??"
"Menurut pendengaranku, kita berada di jalan yang benar."
"Bagaimana menurut Anda, Master Diva??"
"Ikuti saja."
Sekian lama berjalan, sampai akhirnya mereka bertemu pada dua jalan. Pendekar Batu masih terus mempertajam indra pendengarannya. Pendekar Mie menunggu kabar terbaru sambil menyantap mie yang dibawanya.
"Anda mau, Master??" Ucapnya menawarkan mie kepada Diva.
"Tidak," jawab Diva. Pendekar Mie mengangguk mengerti. Bukan karena sudah kenyang, melainkan Diva lebih mengutamakan nasib Aleyna.
"Dia ke sini. Ayo!"
Selain Pendekar Batu yang mempertajam indra pendengarannya, Diva juga melakukannya. Ia heran, mengapa Aleyna mengejar pencuri sampai sejauh ini? Diva tetap berpikir positif dan yakin bahwa Aleyna tidak mengalami kejadian yang buruk.
Aleyna!!!
Tiba-tiba, Diva merasakan sesuatu. Aleyna dalam bahaya! Sontak, Diva langsung berlari kencang. Bahkan, Pendekar Batu yang sedang menempelkan telinganya ke tanah, terkejut bukan main. Tanpa berpikir panjang, Pendekar Mie dan Batu segera berlari menyusul Diva.
"Ada apa, Master??" Tanya Pendekar Batu. Diva tidak menjawab, justru ia mempercepat larinya. Pendekar Batu dan Mie kewalahan mengimbanginya.
"Aleyna!!"
Diva berseru memanggil Aleyna karena ia merasa bahwa Aleyna ada di hadapannya. Bersamaan dengan itu, Diva menyadari bahwa ada bola api raksasa yang mengarah kepada Aleyna.
Dengan selendang miliknya, Diva menciptakan pusaran angin yang besar, membuat bola api tersebut seketika menghilang.
"Aleyna!! Kamu dimana??!!"
"Di.... Sini.... Ibu..."
Kekuatiran Diva bertambah ketika mendengar suara Aleyna terbata-bata dan lemas. Diva mendapati Aleyna sedang duduk lemas tak berdaya bersandar pada pohon sambil memegangi dadanya yang sakit.
Pendekar Mie dan Batu yang baru saja tiba, terkejut melihat ada seseorang bertopi caping. Dibelakangnya, banyak orang yang kemungkinan adalah anak buah orang tersebut. Mereka berdua bersiap-siap menghadapi pasukan tersebut.
"Izinkan aku yang menghadapinya sendirian. Tolong bawa Aleyna ke desa Anagata," kata Diva. Pendekar Mie dan Batu mengangguk lalu Pendekar Mie segera menggendong Aleyna.
"Ibu.... Aku....berhasil...hehe..." Aleyna menunjukkan kantong milik Diva sambil tersenyum. Tangannya lemas sekali.
Walaupun Diva tidak dapat melihat kondisi Aleyna, tetapi dari suaranya Diva dapat merasakan bahwa Aleyna dalam keadaan tidak baik-baik saja. Diva mengambil kantong miliknya kembali lalu mengelus-elus kepala Aleyna.
"Lain kali, jika ini dicuri, biarkan saja. Ibu tidak ingin kamu kenapa-kenapa lagi," kata Diva.
"Ya, baiklah, Bu."
Pendekar Mie dan Batu pamit pergi, membawa Aleyna ke desa Anagata. Awalnya, Aleyna sempat menolak. Ia berpikiran bahwa Diva tidak mungkin dapat menghadapi pasukan sebanyak itu sendirian.
Namun, mereka berdua menjawab bahwa pasukan sebanyak itu bukanlah tandingan Diva. Akhirnya, Aleyna pasrah saja.
"Diva Dinandra! Kau mengganggu urusanku!!" Seru wanita itu ketika Aleyna dan dua pendekar sudah pergi.
"Urungkan niatmu itu. Dia adalah anak yang baik. Aku yang mendidiknya," ucap Diva.
"Benarkah?? Menurut ramalan, dia adalah anak yang mempunyai kekuatan besar. Jika kita tidak mengambil keputusan yang benar, maka anak itu akan menjadi ancaman."
"Aku justru berpikir bahwa ancaman itu datang dari kau sendiri, Edolie ."
Sesaat Diva mengatakan hal demikian, wanita itu yang diketahui bernama Edolie , tersenyum sambil melepas topi capingnya. Edolie menyuruh pasukannya untuk pergi dan meninggalkannya berdua dengan Diva.
"Diva, kau begitu naif sekali! Selalu beranggapan bahwa manusia dapat berubah sifatnya. Wajar jika kedua matamu menjadi terluka," ucap Edolie . Diva diam membisu lalu teringat masa lalu.
Flashback
"Diva! Edolie ! Ada misi untuk kalian! Ikut denganku!"
Diva dan Edolie yang masih berstatus sebagai pendekar tingkat pertama, diminta oleh guru mereka untuk menuntaskan sebuah misi. Diva dan Edolie menerimanya dengan senang hati.
"Dia ikut, Diva??"
"Mungkin."
Ketika di dalam ruangan, rupanya ada seorang pria yang ikut ditugaskan bersama mereka. Baik Diva maupun Edolie mengenali pria tersebut karena sering bertemu.
"Aku akan berhati-hati dengannya, Diva. Dia adalah orang yang jahat," bisik Edolie .
"Jangan berpandangan negatif terlebih dahulu, Edolie ," balas Diva.
"Apa kau tidak mengingat kejadian waktu itu??"
"Tetapi, dia tidak bersalah karena tidak adanya bukti yang kuat."
"Terserah padamu, Diva."
Sang guru menugaskan mereka bertiga untuk mengawal seorang utusan kerajaan Asmaraloka membawa bahan obat-obatan. Alasan mengapa harus dikawal karena bahan tersebut sangat langka dan hanya dijumpai di Asmaraloka saja.
Ditambah, bahan tersebut bukan hanya dapat dijadikan sebagai obat-obatan. Dalam pengolahan tertentu, bahan tersebut dapat berubah menjadi racun yang berbahaya. Oleh karena itu, pihak kerajaan Asmaraloka tidak memperjualbelikannya.
Setelah mendapat tugas tersebut, mereka bertiga segera berangkat menuju perbatasan kerajaan. Di sana, sudah menunggu seorang utusan yang akan dikawal oleh mereka menuju ke kerajaan lain yang sudah bekerjasama dengan Asmaraloka.
Selama perjalanan, Diva tidak henti-hentinya memandangi pria yang disebelahnya, tampan sekali. Tubuhnya tegap dan kekar. Diketahui bahwa pria tersebut telah menjabat sebagai pengawal raja.
Edolie selalu memperingatkan Diva untuk berhati-hati dalam pergaulan. Tidak semua orang berwajah tampan adalah orang yang baik. Namun, Diva berkilah bahwa jika seseorang tersebut buruk, sifatnya dapat diubah dengan cinta dan kasih sayang. Edolie sendiri sudah bosan mendengar perkataan yang keluar dari mulut Diva.
"Berhenti! Ada seseorang di sana!" Seru pria itu. Diva dan Edolie segera berhenti.
Di depan mereka, ada beberapa orang yang menghadang. Si pria segera mengeluarkan pedangnya. Tanpa diduga, si utusan kerajaan tiba-tiba rubuh. Diva dan Edolie segera menoleh ke belakang.
Ada tiga orang yang telah menghabisi nyawa si utusan kerajaan lalu mengambil bahan tersebut.
"Menjauhlah! Aku yang akan mengahadapi mereka," ucap si pria sambil melangkah mendekati ketiga orang tersebut. Diva percaya dengan perkataannya, tidak bagi Edolie yang menaruh kecurigaan padanya.
Tanpa diduga, si pria mengambil tas berisi bahan tersebut lalu menyuruh pasukan yang lain pergi.
"Kau!!! Dasar pengkhianat!!" Teriak Edolie . Diva sedikit terkejut dan tak menyangka bahwa pria idamannya tega mengkhianati kerajaan.
"Maaf, Gadis-gadis. Aku terpaksa melakukan hal ini untuk menguasai kerajaan besar tersebut," ucap pria tersebut.
Edolie yang sudah marah besar, segera mengeluarkan pedangnya, hendak menyerang. Namun, Diva mencegahnya. Ia akan bernegosiasi dengannya. Menurut Diva, pria tersebut masih dapat diperbaiki.
Ada perdebatan antara Diva dan Edolie .
Edolie bersikukuh bahwa tidak ada manusia yang dapat mengubah sifatnya, selain dirinya sendiri. Jika ia dilahirkan menjadi orang yang buruk, maka selamanya akan buruk. Jikapun berubah, itu hanya sementara saja.
Diva bersikukuh bahwa dengan cinta dan kasih sayang, seseorang dapat berubah menjadi lebih baik. Tidak ada penjahat di dunia ini, menurut Diva. Hanya jalannya saja yang salah.
"Biarkan aku berbicara padanya," kata Diva sambil berbalik badan.
"Diva!!!!"
Baru saja Diva berbalik badan, pria itu mengayunkan pedangnya ke arah wajah Diva yang tidak siap menghadapi serangan tersebut dan melukai kedua mata Diva. Edolie berteriak memanggil Diva lalu maju menyerang si pria, namun tiga rekannya menghadang Edolie .
Diva sendiri jatuh terduduk sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, menahan rasa sakit di kedua mata dan hatinya. Darah mengalir deras dari sela-sela jarinya.
Di sisi lain, Edolie melawan ketiganya dengan susah payah dan berakhir dengan Edolie tergeletak tak berdaya.
"A...aaa...apa yang terjadi padamu??" Tanya Diva sambil menahan rasa sakit.
"Sebaiknya kau percaya dengan temanmu itu, Diva. Aku sudah terlahir menjadi orang yang jahat dan selamanya akan selalu begitu," jawabnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Edolie yang masih mampu bangkit segera membawa Diva kembali ke kerajaan untuk mendapat pengobatan.
"Bertahanlah, Diva!!"
Tidak mungkin dia sejahat itu. Apa yang terjadi padanya??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Daisuke Jigen
Menyelami emosi
2024-12-21
1