Bab 3 : Tersentuh Akan Kebaikannya

“Bos, kita harus kembali ke Las Vegas dalam minggu ini, karena ada beberapa perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan kita dan mereka meminta untuk bertemu dengan anda secara langsung,” lapor anak buah Leo ketika pria itu baru saja sampai di rumahnya.

“Oke kita akan ke sana tiga hari lagi, aku masih ada perlu di sini.” Anak buah itu lalu menunduk dan pergi dari hadapan Leo, pria itu melepaskan jaket serta kaos yang dia kenakan, membiarkan tubuh atasnya tidak mengenakan apapun.

Leo menuangkan alkohol ke dalam gelas yang berisi es batu lalu meneguknya, Leo masih terbayang dengan Kania, wanita yang membawanya semalam.

“Menarik,” gumam Leo sembari menarik sudut bibirnya membentuk senyuman.

Leo bukan jatuh miskin ataupun bangkrut, semua itu dia lakukan hanya untuk menguji kesetiaan Hanum padanya, karena beberapa bulan terakhir, wanita itu sangat mencurigakan bagi Leo.

“Andai kau tidak mengkhianati aku Hanum, mungkin saat ini aku akan menjadikan kamu sebagai wanita satu-satunya dan akan meratukan kamu dengan semua materi seperti yang kamu inginkan, tapi sayangnya kau malah mengkhianatiku saat aku bilang akan jatuh miskin, cih, wanita sialan,” gerutu Leo lalu membawa gelas kaca itu ke mulutnya dan meminum cairan itu hingga tandas.

Leo meminta orang kepercayaannya untuk mencari tahu mengenai Kania, entah kenapa, tapi Leo memiliki tujuan penting dengan Kania.

Leo beranjak dari tempat duduknya lalu menuju ke ruang bawah tanah, di sana dia sedang menyekap dua orang yang masih berhubungan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh Hanum, yaitu April dan Bagas, pria yang telah menjadi selingkuhan Hanum.

Leo membuka ruangan pengap itu, dia dapat melihat kalau saat ini April begitu lemah dengan tubuh penuh darah, kalau Bagas tidak berdaya karena selalu diberi cairan beracun yang melumpuhkan daya imunnya.

“Apa kabar April? Kenapa kau terlihat lemah begini hm? Dulu kau begitu semangat meminta pertanggung jawaban dariku, ayo keluarkan lagi suara tegasmu itu,” ujar Leo sambil mengangkat wajah April untuk menatapnya.

“Hanum bilang, aku berkali-kali tidur denganmu, padahal untuk melihat dirimu saja aku sangat jijik tapi sepertinya kau memang wanita yang senang ditiduri, baiklah, aku sangat lelah harus bermain-main dengan kalian berdua dan hari ini suasana hatiku sedang baik, aku akan tidak akan menyiksa kalian, aku akan mengakhiri penderitaan kalian segera.” Suara Leo memang santai tapi mampu membuat Bagas dan April ketakutan.

“Tolong jangan bunuh aku Leo, aku sedang hamil,” mohon April.

“Apa peduliku? Yang kau kandung juga bukan anakku, kau sangat lancang mengatakan itu anakku sedangkan waktu itu, aku sangat sadar bahwa aku tidak melakukan apapun padamu dan usia kehamilanmu itu sudah bisa menjelaskan kalau itu bukan anakku.”

Leo langsung saja mengayunkan sebuah kapak ke kepala April hingga kepala itu terbelah seketika, Bagas yang melihat hal itu langsung kicep, dia ingin memohon tapi lidahnya telah di potong oleh Leo sehingga tak mampu lagi berucap apapun.

“Giliranmu Bagas, kau sangat salah dalam memilih lawan kali ini.” Leo menghidupkan sebuah bor listrik lalu membor kepala Bagas hingga kepala itu tak berbentuk sama sekali, karena Leo melakukannya dengan sangat brutal.

Leo tersenyum senang, dia puas sudah menghabisi semuanya dengan tangannya sendiri.

“Sekarang aku bisa tenang kembali ke Las Vegas.” Leo menyeret tubuh utuh itu tanpa memotongnya terlebih dahulu dan melemparkannya ke dua harimau yang tengah kelaparan saat ini.

Malam harinya Leo pergi menjemput motornya yang masih tertinggal di club malam kemarin, dia berniat untuk menghancurkan benda itu karena motor tersebut adalah permintaan dari Hanum, dia tidak ingin menyimpan barang apapun yang menjadi kenangan bersama Hanum.

Sesampainya di club, Leo kembali melihat gadis yang kemarin malam membantunya.

“Kania,” sapa Leo pada gadis itu.

“Ah iya.” Kania memalingkan wajahnya dari Leo dan menghapus air matanya.

“Kamu bekerja di sini?” tanya Leo.

“Haha enggak kok, aku hanya ada urusan di sini, ini juga mau pulang.”

“Kamu lagi sedih?”

“Sedikit, oh iya kamu mau ngapain di sini?”

“Ngambil motor, kan semalam tinggal di sini.” Kania mengangguk.

“Ya udah, kalau gitu aku balik dulu ya.” Kania pergi dari hadapan Leo namun pria itu menahannya.

“Pulang dengan apa?”

“Taksi.”

“Kita bareng aja Kania, aku akan mengantarkanmu pulang.”

“Tidak usah, aku bisa pulang sendiri, permisi.” Leo tidak mau memaksa lagi, dia mengambil motor dan membawanya kembali.

Leo tidak sengaja melihat Kania sedang cekcok dengan seorang wanita yang Leo sendiri tidak tahu itu siapa, wanita itu bahkan menarik kuat rambut Kania yang membuat Kania meringis.

“Hei, ada apa ini?” tanya Leo menghampiri mereka, wajah Leo tertutupi dengan helm.

“Jangan ikut campur kamu urusan saya.”

“Kamu sudah menyakiti Kania, jelas aku akan ikut campur.”

“Memang kau siapanya Kania hah?”

“Calon suaminya.” Wanita itu melirik Leo dan seakan ingin memanfaatkan keadaan.

“Aku tau kau berbohong, kau bukan calon suaminya, begini saja, kalau kau memang mau melindungi Kania, berikan aku sejumlah uang sebagai tebusan untuk gadis manis ini.” Kania menggeleng.

“Berapa kau mau?” tanya Leo.

“Jangan, dia hanya memanfaatkanmu,” cegah Kania pada Leo.

“Diam sayang,” wanita itu kembali menjambak kuat rambut Kania yang membuat Leo geram namun dia tahan.

“Satu miliyar rupiah, apa kau sanggup?” Kania membulatkan matanya, itu nominal yang sangat fantastis.

“Tidak, kau memerasnya,” teriak Kania pada wanita itu, sejurus kemudian Kania ditampar oleh mucikari yang akan menjualnya.

“Hei tenanglah, aku akan memberikan uang itu padamu, kau bisa datang ke alamatku.” Leo memberikan kartu namanya, wanita itu tersenyum.

“Jika kau membohongiku, kau akan tau sendiri akibatnya, kali ini kau bebas anak manis.” Jambakan di rambut Kania terlepas, dia mengusap kepalanya yang sakit.

Wanita itu melenggang masuk ke dalam club, Kania mendekati Leo untuk mencegah agar Leo tidak memberikan uang apapun pada Kiran.

“Dia itu licik, jangan berikan uang apapun padanya, dia hanya memanfaatkanmu. Dia itu tante ku, hanya karena dia pernah mendonorkan ginjal pada ibuku, dia jadi semena-mena.” Leo membuka helm yang dia gunakan, begitu tampan wajah Leo ketika tersenyum ramah pada Kania. Leo memegang tangan Kania dengan lembut dan menatap mata gadis tersebut.

“Aku sudah sering menghadapi wanita seperti tantemu itu Kania, kamu tenang saja, biar dia menjadi urusanku.” Leo mengusap lembut wajah Kania yang saat ini merah akibat tamparan dari Kiran tadi.

“Terima kasih, namamu siapa?”

“Leo Maximilian, panggil saja Leo.”

Mengangguk, “Terima kasih Leo.”

“Naiklah, aku akan mengantarkan kamu pulang.” Kania tidak menolak lagi, dia menaiki motor Leo dan mereka meluncur ke kontrakan milik Kania.

“Masuklah dulu Leo, aku akan membuatkan minum.” Leo mengangguk, dia memasuki kontrakan itu untuk kedua kalinya.

Kania meletakkan minuman untuk Leo dan duduk di hadapan Leo saat ini.

“Memang kamu akan bayar pakai apa Leo? Satu miliyar bukan nominal yang sedikit.”

“Mungkin aku akan mencicilnya, aku juga akan menjual motor itu sebagai tambahan untuk Kiran.”

“Hah? Jangan, aku yang akan menebus diriku dari tante Kiran, kamu tidak perlu repot-repot untuk menjual motormu itu.” Leo hanya tersenyum menanggapi perkataan Kania.

“Aku memang akan menjual motor itu Kania, kamu tidak perlu khawatir.”

“Kalau untuk memberikan uang pada Tante Kiran, lebih baik jangan.”

“Bukan, hm aku memang sedang butuh uang.” Leo bingung harus menjawab apa.

“Memang kamu butuh berapa?”

“Hm 500 juta,” jawab Leo asal, padahal motornya itu juga tidak akan terjual semahal itu.

“Apa kau butuh uang cepat?”

“Yah.”

Kania berdiri lalu memasuki kamarnya, dia mengambil satu set perhiasan serta beberapa ikat uang yang kalau ditotal mencapai lima ratus juta rupiah. Kania memberikan semua itu pada Leo yang membuat Leo bingung.

“Buat apa ini?” tanya Leo pada Kania, dia cukup kaget saat Kania menyodorkan semua itu padanya.

“Kau bilang butuh uang, aku ada sedikit simpanan dari hasil warisan yang diberikan oleh ayahku, kamu pakailah dulu, kamu tidak perlu menjual motormu dan untuk Tante Kiran, aku bisa menghadapinya kok.”

“Kau sangat baik Kania, bagaimana jika aku tidak bisa mengembalikan uang ini?”

“Ya anggap saja itu bukan rezeki ku.” Leo tersentuh dengan kebaikan Kania, dia tersenyum dan kini bertekad untuk menghabisi Kiran yang sudah mengusik hidup Kania.

...•••BERSAMBUNG•••...

Terpopuler

Comments

Jenny's

Jenny's

😭😭 kamu kenapa punya ide begini Thor 😂

2025-03-03

1

Maryam Nushaibah

Maryam Nushaibah

Aku download noveltoon cuma buat baca cerita ini doang /Grin/

2025-04-13

0

Maryam Nushaibah

Maryam Nushaibah

Idemu bagus thor

2025-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menghabisi Pengkhianat
2 Bab 2 : Dibawa Wanita Asing
3 Bab 3 : Tersentuh Akan Kebaikannya
4 Bab 4 : Memeras Orang Yang Salah
5 Bab 5 : Terhina
6 Bab 6 : Sama Saja
7 Bab 7 : Bunuh Diri
8 Bab 8 : Merasa Sedih
9 Bab 9 : Ternyata Satu Kota
10 Bab 10 : Sentuhan Lembut Sang Ayah
11 Bab 11 : Sisi Lembut
12 Bab 12 : Itu Menjijikkan
13 Bab 13 : Kehilangan
14 Bab 14 : Membalas Kekejian
15 Bab 15 : Menonton Film Romantis
16 Bab 17 : Meminta Kebebasan
17 Bab 18 : Keluar Dari Rumah
18 Bab 19 : Memenuhi Keinginan Maureen
19 Bab 20 : Dibawa Paksa
20 Bab 21 : Menyesal Telah Pergi
21 Bab 22 : Mencoba Hal Baru
22 Bab 23 : Menjadi Bahan Perundungan
23 Bab 24 : Hampir Terlambat
24 Bab 25 : Lamaran Leo
25 Bab 26 : Mulai Membalas
26 Bab 27 : Melepas Rindu
27 Bab 28 : Malam Ini Cukup Melelahkan
28 Bab 29 : Hari Pernikahan
29 Bab 30 : Kolam Renang
30 Bab 31 : Apa Itu Benar?
31 Bab 32 : Ke Pasar
32 Bab 33 : Terpikir Mengenai Kehamilan
33 Bab 34 : Positif Hamil
34 Bab 36 : Kenapa Harus Dihabisi?
35 Bab 37 : Menabrak Ulat Bulu
36 Bab 38 : Kekerasan Yang Hampir Meregang Nyawa
37 Bab 39 : Jangan Membunuh Lagi!
38 Bab 41 : Diganggu Siluman Rubah
39 Bab 42 : Pengacau Hidup Sudah Tiada
40 Bab 43 : Target Selanjutnya
41 Bab 44 : Pergi Ke Meksiko
42 Bab 45 : Dilecehkan Orang Tak Dikenal
43 Bab 46 : Dipakai Secara Bersamaan
44 Bab 47 : Tidak Bisa Mengelak
45 Bab 48 : Menyatakan Rasa
46 Bab 49 : Aku Lelah Axelo
47 Bab 50 : Keadilan Untuk Safa
48 Bab 51 : Memulai Pembalasan
49 Bab 52 : Sudah Tamat
50 Bab 53 : Pembunuh Yang Meresahkan
51 Bab 54 : Motif Pembunuhan
52 Bab 55 : Menjerat Maureen
53 Bab 56 : Kecemasan Leo
54 Bab 57 : Perselingkuhan
55 Bab 58 : Bertemu Dengannya
56 Bab 59 : Pergi Keluar Kota
57 Bab 60 : Menguji Kesabaran Leo
58 Bab 61 : Kedatangan Pelakor
59 Bab 62 : Akan Mengakhiri Semuanya
60 Bab 63 : Jebakan
61 Bab 64 : Mengajukan Tuntutan
62 Bab 65 : Situkang Jajan
63 Bab 66 : Hasrat Membunuh
64 Bab 67 : Membawa Jaminan
65 Bab 68 : Merasa Bersalah dan Terbebani
66 Bab 69 : Kematian Yang Diinginkan
67 Bab 70 : Selama Dia Hamil, Kau Aman
68 Bab 71 : Wanita Asing
69 Bab 72 : Jajan Solusi Terbaik
70 Bab 73 : Kasus Perampokan
71 Bab 74 : Menyelidiki Kasus Kembali
72 Bab 75 : Berakhir Malam Ini
73 Bab 76 : Ibu Mereka?
74 Bab 77 : Kepribadian Ganda
75 Bab 78 : Memperbaiki Hubungan
76 Bab 79 : Penggeledahan
77 Bab 80 : Beban Yang Terlepaskan
78 Bab 81 : Kelimpungan
79 Bab 82 : Apa Kamu Bahagia?
80 Bab 83 : Lamaran Axelo
81 Bab 84 : Kegiatan Pertama Di Meksiko
82 Bab 85 : Dia Datang
83 Bab 86 : Ancaman Untuk Leo
84 Bab 87 : Tidak Bisa Dibiarkan
85 Bab 88 : Menekan Sang Istri
86 Bab 89 : Kekacauan Beruntun
87 Bab 90 : ICU
88 Bab 91 : Proses Pemulihan
89 Bab 92 : Menghancurkan Bisnis
90 Bab 93 : Persembunyian Musuh
91 Bab 94 : Tidak Ditakdirkan Menikah
92 Bab 95 : Menghabiskan Sisa Liburan Bersama
93 S2 Bab 1 : Kebersamaan
94 S2 Bab 2 : Penyebab
95 S2 Bab 3 : Perubahan
96 S2 Bab 4 : Malam Minggu
97 S2 Bab 5 : Kesedihan di Balik Kebahagiaan Semu
98 S2 Bab 6 : Apartemen
99 S2 Bab 7 : Telah Tiada
100 S2 Bab 8 : Halusinasi
101 S2 Bab 9 : Cold Hands
102 S2 Bab 10 : Jangan Bangunkan Luka
103 S2 Bab 11 : Mengintai
104 S2 Bab 12 : Mama Kesakitan, Pa
105 S2 Bab 13 : Bakso
106 S2 Bab 14 : Tingkah Aneh Geera
107 S2 Bab 15 : Pengkhianatan
108 S2 Bab 16 : Ruangan Gelap
109 S2 Bab 17 : Kondisi Menyedihkan
110 S2 Bab 18 : Dalang
111 S2 Bab 19 : Trauma Akan Pembantaian
112 S2 Bab 20 : Selesai Tanpa Membunuh
113 S2 Bab 21 : Dua Cinta Kecil di Ujung Layar
114 S2 Bab 22 : Rekaman Itu
115 S2 Bab 23 : Hari Terakhir di Paris
116 S2 Bab 24 : Kembali dan Pergi
117 S2 Bab 25 : Belanja Pagi
118 S2 Bab 26 : Teater Berdarah
119 S2 Bab 27 : Pantauan Tetangga
120 S2 Bab 28 : Creepy Smile
121 S2 Bab 29 : Wanita Itu
122 S2 Bab 30 : Kekacauan
123 S2 Bab 31 : Teror Yang Mengganggu
124 S2 Bab 32 : Memberi Kesempatan
125 S2 Bab 33 : Di Balik Tirai Maestro
126 S2 Bab 34 : Liar Malam Ini
127 S2 Bab 35 : Kabaji
128 S2 Bab 36 : Pengakuan
129 S2 Bab 38 : Romansa Merah
130 S2 Bab 39 : Menonton Secara Live
131 S2 Bab 40 : Harapan dan Keraguan
132 S2 Bab 41 : Pulau Triald
133 S2 Bab 42 : Tidak Diizinkan Pergi
134 S2 Bab 43 : Cukup Rumit
135 S2 Bab 44 : Teater Hidup
136 S2 Bab 45 : Bayi Malang
137 S2 Bab 46 : Pertempuran Malam
138 S2 Bab 47 : Harta Di Bawah Pulau
139 S2 Bab 48 : Tetaplah Di Sini
140 S2 Bab 49 : Liburan Ke Bali
141 S2 Bab 50 : Pelukan Matahari di Tanah Dewata
142 S2 Bab 51 : Teror Sekitaran Kompleks
143 S2 Bab 52 : Pengambilan Ginjal
144 S2 Bab 53 : Kegiatan Amal
145 S2 Bab 54 : Teror Kembali Datang
146 S2 Bab 55 : Kejelasan
147 S2 Bab 56 : Penolakan
148 S2 Bab 57 : Bukti Kejahatan
149 S2 Bab 58 : Tertuduh
150 S2 Bab 59 : Dipaksa Mengaku
151 S2 Bab 60 : Perkelahian
152 S2 Bab 61 : Keributan
153 S2 Bab 62 : Kerjasama
154 S2 Bab 63 : Pembunuhan Sipir Penjara
155 S2 Bab 64 : Blok Penjara
156 S2 Bab 65 : Sedikit Kecerobohan
157 S2 Bab 66 : Pelenyapan Barang Bukti
158 S2 Bab 67 : Angkuh
159 S2 Bab 68 : Dibuat Kesal
160 S2 Bab 69 : Permohonan Dengan Nada Aneh
161 S2 Bab 70 : Merendahkan
162 S2 Bab 71 : Peringatan Ringan
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1 : Menghabisi Pengkhianat
2
Bab 2 : Dibawa Wanita Asing
3
Bab 3 : Tersentuh Akan Kebaikannya
4
Bab 4 : Memeras Orang Yang Salah
5
Bab 5 : Terhina
6
Bab 6 : Sama Saja
7
Bab 7 : Bunuh Diri
8
Bab 8 : Merasa Sedih
9
Bab 9 : Ternyata Satu Kota
10
Bab 10 : Sentuhan Lembut Sang Ayah
11
Bab 11 : Sisi Lembut
12
Bab 12 : Itu Menjijikkan
13
Bab 13 : Kehilangan
14
Bab 14 : Membalas Kekejian
15
Bab 15 : Menonton Film Romantis
16
Bab 17 : Meminta Kebebasan
17
Bab 18 : Keluar Dari Rumah
18
Bab 19 : Memenuhi Keinginan Maureen
19
Bab 20 : Dibawa Paksa
20
Bab 21 : Menyesal Telah Pergi
21
Bab 22 : Mencoba Hal Baru
22
Bab 23 : Menjadi Bahan Perundungan
23
Bab 24 : Hampir Terlambat
24
Bab 25 : Lamaran Leo
25
Bab 26 : Mulai Membalas
26
Bab 27 : Melepas Rindu
27
Bab 28 : Malam Ini Cukup Melelahkan
28
Bab 29 : Hari Pernikahan
29
Bab 30 : Kolam Renang
30
Bab 31 : Apa Itu Benar?
31
Bab 32 : Ke Pasar
32
Bab 33 : Terpikir Mengenai Kehamilan
33
Bab 34 : Positif Hamil
34
Bab 36 : Kenapa Harus Dihabisi?
35
Bab 37 : Menabrak Ulat Bulu
36
Bab 38 : Kekerasan Yang Hampir Meregang Nyawa
37
Bab 39 : Jangan Membunuh Lagi!
38
Bab 41 : Diganggu Siluman Rubah
39
Bab 42 : Pengacau Hidup Sudah Tiada
40
Bab 43 : Target Selanjutnya
41
Bab 44 : Pergi Ke Meksiko
42
Bab 45 : Dilecehkan Orang Tak Dikenal
43
Bab 46 : Dipakai Secara Bersamaan
44
Bab 47 : Tidak Bisa Mengelak
45
Bab 48 : Menyatakan Rasa
46
Bab 49 : Aku Lelah Axelo
47
Bab 50 : Keadilan Untuk Safa
48
Bab 51 : Memulai Pembalasan
49
Bab 52 : Sudah Tamat
50
Bab 53 : Pembunuh Yang Meresahkan
51
Bab 54 : Motif Pembunuhan
52
Bab 55 : Menjerat Maureen
53
Bab 56 : Kecemasan Leo
54
Bab 57 : Perselingkuhan
55
Bab 58 : Bertemu Dengannya
56
Bab 59 : Pergi Keluar Kota
57
Bab 60 : Menguji Kesabaran Leo
58
Bab 61 : Kedatangan Pelakor
59
Bab 62 : Akan Mengakhiri Semuanya
60
Bab 63 : Jebakan
61
Bab 64 : Mengajukan Tuntutan
62
Bab 65 : Situkang Jajan
63
Bab 66 : Hasrat Membunuh
64
Bab 67 : Membawa Jaminan
65
Bab 68 : Merasa Bersalah dan Terbebani
66
Bab 69 : Kematian Yang Diinginkan
67
Bab 70 : Selama Dia Hamil, Kau Aman
68
Bab 71 : Wanita Asing
69
Bab 72 : Jajan Solusi Terbaik
70
Bab 73 : Kasus Perampokan
71
Bab 74 : Menyelidiki Kasus Kembali
72
Bab 75 : Berakhir Malam Ini
73
Bab 76 : Ibu Mereka?
74
Bab 77 : Kepribadian Ganda
75
Bab 78 : Memperbaiki Hubungan
76
Bab 79 : Penggeledahan
77
Bab 80 : Beban Yang Terlepaskan
78
Bab 81 : Kelimpungan
79
Bab 82 : Apa Kamu Bahagia?
80
Bab 83 : Lamaran Axelo
81
Bab 84 : Kegiatan Pertama Di Meksiko
82
Bab 85 : Dia Datang
83
Bab 86 : Ancaman Untuk Leo
84
Bab 87 : Tidak Bisa Dibiarkan
85
Bab 88 : Menekan Sang Istri
86
Bab 89 : Kekacauan Beruntun
87
Bab 90 : ICU
88
Bab 91 : Proses Pemulihan
89
Bab 92 : Menghancurkan Bisnis
90
Bab 93 : Persembunyian Musuh
91
Bab 94 : Tidak Ditakdirkan Menikah
92
Bab 95 : Menghabiskan Sisa Liburan Bersama
93
S2 Bab 1 : Kebersamaan
94
S2 Bab 2 : Penyebab
95
S2 Bab 3 : Perubahan
96
S2 Bab 4 : Malam Minggu
97
S2 Bab 5 : Kesedihan di Balik Kebahagiaan Semu
98
S2 Bab 6 : Apartemen
99
S2 Bab 7 : Telah Tiada
100
S2 Bab 8 : Halusinasi
101
S2 Bab 9 : Cold Hands
102
S2 Bab 10 : Jangan Bangunkan Luka
103
S2 Bab 11 : Mengintai
104
S2 Bab 12 : Mama Kesakitan, Pa
105
S2 Bab 13 : Bakso
106
S2 Bab 14 : Tingkah Aneh Geera
107
S2 Bab 15 : Pengkhianatan
108
S2 Bab 16 : Ruangan Gelap
109
S2 Bab 17 : Kondisi Menyedihkan
110
S2 Bab 18 : Dalang
111
S2 Bab 19 : Trauma Akan Pembantaian
112
S2 Bab 20 : Selesai Tanpa Membunuh
113
S2 Bab 21 : Dua Cinta Kecil di Ujung Layar
114
S2 Bab 22 : Rekaman Itu
115
S2 Bab 23 : Hari Terakhir di Paris
116
S2 Bab 24 : Kembali dan Pergi
117
S2 Bab 25 : Belanja Pagi
118
S2 Bab 26 : Teater Berdarah
119
S2 Bab 27 : Pantauan Tetangga
120
S2 Bab 28 : Creepy Smile
121
S2 Bab 29 : Wanita Itu
122
S2 Bab 30 : Kekacauan
123
S2 Bab 31 : Teror Yang Mengganggu
124
S2 Bab 32 : Memberi Kesempatan
125
S2 Bab 33 : Di Balik Tirai Maestro
126
S2 Bab 34 : Liar Malam Ini
127
S2 Bab 35 : Kabaji
128
S2 Bab 36 : Pengakuan
129
S2 Bab 38 : Romansa Merah
130
S2 Bab 39 : Menonton Secara Live
131
S2 Bab 40 : Harapan dan Keraguan
132
S2 Bab 41 : Pulau Triald
133
S2 Bab 42 : Tidak Diizinkan Pergi
134
S2 Bab 43 : Cukup Rumit
135
S2 Bab 44 : Teater Hidup
136
S2 Bab 45 : Bayi Malang
137
S2 Bab 46 : Pertempuran Malam
138
S2 Bab 47 : Harta Di Bawah Pulau
139
S2 Bab 48 : Tetaplah Di Sini
140
S2 Bab 49 : Liburan Ke Bali
141
S2 Bab 50 : Pelukan Matahari di Tanah Dewata
142
S2 Bab 51 : Teror Sekitaran Kompleks
143
S2 Bab 52 : Pengambilan Ginjal
144
S2 Bab 53 : Kegiatan Amal
145
S2 Bab 54 : Teror Kembali Datang
146
S2 Bab 55 : Kejelasan
147
S2 Bab 56 : Penolakan
148
S2 Bab 57 : Bukti Kejahatan
149
S2 Bab 58 : Tertuduh
150
S2 Bab 59 : Dipaksa Mengaku
151
S2 Bab 60 : Perkelahian
152
S2 Bab 61 : Keributan
153
S2 Bab 62 : Kerjasama
154
S2 Bab 63 : Pembunuhan Sipir Penjara
155
S2 Bab 64 : Blok Penjara
156
S2 Bab 65 : Sedikit Kecerobohan
157
S2 Bab 66 : Pelenyapan Barang Bukti
158
S2 Bab 67 : Angkuh
159
S2 Bab 68 : Dibuat Kesal
160
S2 Bab 69 : Permohonan Dengan Nada Aneh
161
S2 Bab 70 : Merendahkan
162
S2 Bab 71 : Peringatan Ringan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!