Bab 2 : Dibawa Wanita Asing

...•••Selamat Membaca•••...

“Cecil, ayo kita pergi nonton, aku sudah membeli dua tiket untuk kita berdua,” ajak Agung pada Cecil.

“Hari ini aku banyak kerjaan Gung, nggak bisa ditinggal.”

“Ayolah Cecil, sekali aja kamu ikut aku, mau ya.” Cecil tampak berpikir, dia sebenarnya begitu malas ikut dengan Agung, pria yang selama ini selalu mengejar-ngejar dia padahal Cecil sudah berkali-kali menolak.

“Baiklah, hanya kali ini.”

“Oke.”

Cecil bersiap untuk pergi bersama dengan Agung, pria itu dengan wajah sumringah membukakan pintu mobil untuk Cecil, penampilan Cecil membuat Agung semakin tergila-gila padanya.

“Kenapa sih kamu suka banget nonton horor begini? Padahal film lain banyak loh yang seru,” kata Cecil karena memang hari ini Agung mengajaknya untuk menonton film horor.

“Banyak sih iya tapi nggak ada yang aku suka, emang kamu nggak suka horor?”

“Sebenarnya nggak sih, soalnya kebanyakan horor itu menakutkan dan ada adegan sadisnya, aku nggak suka yang begitu.”

“Kamu coba aja sekarang deh, pasti ketagihan kamu nonton horornya.”

“Ya ya.”

Cecilia Akselly seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta yang sangat terkenal, karena kepiawaiannya, Cecilia menjadi karyawan teladan tahun ini dan hal itu membuat teman kerja Cecil banyak yang iri.

Mereka duduk di bangku paling belakang, penonton hari itu sangat banyak karena di Indonesia, film horor begini sangat laku keras dibanding film lainnya.

Cecil duduk dengan santai, berusaha untuk tidak kontak langsung dengan Agung karena pria itu terus mencuri-curi kesempatan agar bisa menyentuh Cecil. Mereka berdua ini teman satu kerja, Agung menyukai gadis 23 tahun itu dari semenjak dia masuk ke perusahaan setahun yang lalu, Agung sendiri merupakan seorang manajer.

Saat film berlangsung, Cecil tidak begitu fokus menonton karena memang dia begitu takut untuk melihat adegan sadis yang ditayangkan. Cecilia berusaha untuk tetap tenang agar Agung merasa kalau dia menikmati setiap adegan film tersebut.

Cecilia semakin risih saat Agung terus-terusan mencoba untuk menyentuh dirinya, Cecilia sudah berusaha untuk menjauh tapi Agung tetap mepet padanya.

“Agung, aku mohon, tetaplah dalam batasanmu, aku risih dipepet begini terus, kalau kamu masih begini, aku akan keluar dari sini,” ancam Cecilia.

“Kamu itu kenapa sih Cecil? Kamu itu kan tau kalau aku suka sama kamu, kasih aku sedikit kesempatan.”

“Aku kan juga udah bilang sama kamu kalau aku nggak suka sama kamu Agung, udahlah, aku malas debat, aku mau pulang.” Cecil berdiri dari duduknya dan melangkah keluar.

“Cecil!” Agung mengikuti Cecilia, wanita itu keluar dari bioskop.

Cecil menaiki taksi dan meninggalkan Agung sendiri di mall, dia menggerutu kesal, bisa-bisanya Agung mencoba menyentuhnya.

Di tengah jalan, taksi yang ditumpangi oleh Cecilia dicegat oleh sebuah mobil, pria pengendara mobil itu keluar dan mendekati taksi Cecil.

Sopir taksi itu membuka kaca jendela lalu tak disangka, pria itu langsung menancapkan sebuah pisau ke dahi si sopir hingga darah mengucur hebat dari kepalanya, kondisi jalanan begitu sepi karena memang sudah malam.

“Aaaaa,” teriak Cecilia saat melihat adegan sadis di depan matanya, dia segera keluar dari taksi dan berlari namun dia langsung dicekal oleh pria itu dan menarik Cecil dengan kuat masuk ke dalam mobilnya, pria tersebut memukul Cecil hingga wanita itu pingsan seketika.

...***...

Kepala Cecil terasa begitu pusing, dia terbangun di sebuah kamar yang tidak dia ketahui milik siapa, pandangannya perlahan mulai jernih, dia kembali teringat dengan kejadian di taksi dan segera beranjak dari kamar itu namun sialnya, Cecilia tidak menggunakan pakaian sehelai benangpun, tubuhnya hanya ditutupi dengan selimut tipis.

Leo Maximillian, pria yang membawa Cecil dan membunuh sopir taksi tadi berjalan santai mendekati Cecilia. Wanita itu mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya, di lantai bahkan tidak ada baju miliknya yang membuat dia kebingungan harus mengenakan apa.

“Kau sudah sadar ternyata, apa kau lapar?” tanya Leo dengan suara rendah tapi menakutkan.

“Kk..kau si..siapa? Kenapa membawa aku ke sini?” tanya Cecilia dengan nada takut.

“Aku ke sini untuk membunuhmu Cecilia.” Wanita itu membulatkan matanya dengan sempurna.

“Apa kesalahanku?”

“Kau tentu kenal wanita bernama Hanum Permata bukan?” Cecilia berpikir sejenak dan mengangguk.

“Iya, dia teman kos ku, kenapa memangnya?”

“Bagus kalau kau mengingatnya, aku hanya ingin balas dendam padamu karena kau dan Hanum sudah berani menjebakku.” Cecilia mengerutkan dahinya, dia bingung dengan apa yang dikatakan oleh Leo.

“Kapan aku menjebakmu? Aku bahkan tidak mengenalmu.”

“Baiklah, aku akan kembali mengingatkan kamu,” ujar Leo sambil mendekati Cecilia lalu menarik kuat selimut Cecilia hingga tubuh polos itu terpampang jelas.

Cecilia berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan tangan namun percuma, tidak membantu banyak.

“Hanum menjadi dalang atas semua jebakan yang dia lakukan padaku sehingga aku terjebak dengan wanita bernama April, bahkan wanita itu tengah hamil sekarang dan Hanum merencanakan hal ini agar bisa selingkuh denganku dan membuat aku seolah seperti seorang pecundang karena telah main api di belakangnya. Tapi ide gila serta saran untuk melakukan setiap rencana itu disusun olehmu bukan?” Cecilia kembali teringat memang dia yang memberikan ide gila pada Hanum untuk membantu Hanum lepas dari kekasihnya.

“Kk..kau Leo?”

“Iya Cecilia, aku Leo.”

“Aku awalnya hanya bercanda dengan Hanum, aku tidak tau kenapa dia malah menjalankan semua bualanku itu, aku juga tidak mengerti, aku tidak sepenuhnya bersalah dalam hal ini.” Cecilia terus mencoba untuk membela dirinya yang membuat Leo tertawa.

“Aku membawamu ke sini juga bercanda kok, jadi santai saja.”

Senyuman Leo memang begitu mempesona, bahkan Leo memiliki wajah blasteran yang begitu tampan, wanita manapun akan tergila-gila ketika melihatnya.

“Kenapa kau membantu Hanum waktu itu hm?”

“Hanum bilang padaku kalau dia tidak tahan menjalin hubungan denganmu Leo, kau selalu melakukan kekerasan fisik padanya dan dia tidak kuat dengan semua itu.” Leo menampar kuat pipi Cecilia.

“Asal kau tau, selama aku menjalin hubungan dengannya, aku tidak pernah mengasarinya, jangankan itu, membentaknya saja aku tidak pernah sialan,” geram Leo.

“Ya aku hanya mengetahui dari cerita Hanum saja.” Cecilia memegangi pipinya yang terasa panas.

“Dia meninggalkanku karena semua usaha yang aku jalankan gagal total, semua hartaku sudah mulai habis, aku memberikan segalanya pada Hanum tapi saat aku terpuruk, dia malah meninggalkanku.”

“Aku tidak tau kalau Hanum seperti itu Leo.”

“Kau hanya pura-pura tidak tau, coba lihat ini.” Leo memutarkan sebuah video di layar televisi besar yang ada di kamar itu.

“Kalau dia sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dan tidak memiliki apa-apa, lebih baik kau tinggalkan saja dia Hanum, buat apa punya kekasih yang sudah kere.” Cecilia kaget saat rekamannya bersama Hanum di sebuah cafe diketahui oleh Leo, kali ini Cecilia tidak bisa mengelak lagi.

“Tolong maafkan aku Leo, maafkan aku.” Cecilia bersujud di kaki Leo dan dengan mudah Leo menendang Cecilia hingga wanita itu terdorong.

Leo menjambak rambut Cecilia lalu merebahkan wanita itu di atas ranjang, Leo mulai melakukan kekerasan secara seksual pada Cecilia hingga wanita itu mengerang kesakitan.

“Sakiitttt, ampun Leooo.” Teriak Cecilia ketika miliknya dihujam brutal oleh Leo sedangkan tangan Leo meremas kuat kedua buah dada ranumnya.

Tubuh Cecilia terhentak kuat seiring dengan kuatnya dorongan yang Leo lakukan di area kewanitaannya.

Cecilia merasa kesakitan, bagian bawahnya begitu perih, Leo memasukkan sebuah dildo ke lubang belakang Cecilia tanpa melepaskan penyatuannya, hal ini membuat Cecil merasa sesak luar biasa dan terus memohon ampun tapi Leo seakan diserang penyakit tuli.

Setelah puas dengan penyiksaan yang menurutnya nikmat itu, Leo membawa Cecil ke ruang penyiksaan dan mulai menyiksanya di sana. Teriakan kesakitan Cecilia terdengar menggema di ruangan itu, silet yang dipegang oleh Leo terus menyayat setiap permukaan kulit putihnya, wajah Cecilia tak luput dari sayatan itu hingga wajah cantik yang tadinya begitu mulus, kini sudah berubah menjadi hancur tak berbentuk, daging di wajah itu mulai terlihat.

Leo mengambil sebuah pedang tajam lalu memenggal kepala Cecilia sehingga kepala itu langsung terjatuh ke lantai dan darah dari tubuh Cecilia keluar seperti air mancur.

Leo memotong tubuh Cecilia menjadi beberapa bagian lalu memberikannya pada hewan peliharaannya.

Leo membersihkan dirinya dan memilih keluar malam ini, tujuan utamanya adalah club malam, semua orang yang mengkhianati dirinya kini telah tiada. Leo memilih keluar dengan sepeda motor besar miliknya, Leo minum di club itu sampai teler.

Melupakan semua pengkhianatan yang telah dilakukan oleh wanita yang sangat dia cintai selama ini, dia bahkan rela memberikan apapun yang Hanum minta tapi ketika dia jatuh, Hanum malah mencampakkannya.

Keesokan paginya, Leo membuka mata dengan perlahan, dia mengedarkan pandangannya. Leo berada di sebuah kamar yang dia yakini kalau itu kamar seorang wanita, dia bangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sangat pusing.

Leo keluar dari kamar dan menuju dapur, karena dia mendengar seseorang sedang memasak.

“Anda sudah bangun? Duduklah, aku akan buatkan minum.” Wanita itu tersenyum dengan lembut pada Leo.

“Kenapa aku bisa di sini dan kau siapa?” tanya Leo.

“Semalam kamu mabuk berat, kamu ingin pulang dengan motor yang kamu gunakan, itu sangat berbahaya, jadi aku membantumu dan membawamu ke sini karena aku tidak tau di mana rumahmu,” jawab Wanita itu dengan lembut sambil membuatkan minuman untuk Leo.

“Kau bisa melihat di kartu tanda pengenalku.”

“Aku tidak mau membuka dompet orang sembarangan, aku tidak melakukan apapun padamu, jika kamu sudah mendingan, kamu bisa pulang, motormu masih ada di club karena aku tidak bisa membawa motor besar begitu.”

“Siapa namamu?”

“Kania.” Leo mengangguk dan menyeruput teh hangat yang dibuatkan oleh Kania.

“Kenapa kau ada di club?”

Wajah Kania berubah menjadi sendu namun beberapa detik kemudian dia kembali tersenyum lembut.

“Minumlah dan ini sarapan untukmu, aku harus pergi bekerja, jika nanti kamu mau pulang, tolong taruh saja kunci rumah di bawah pot bunga yang ada di depan rumahku itu.” Kania meninggalkan Leo sendirian di meja makan, dia keluar dari rumah dan menuju ke tempat kerjanya dengan menggunakan sepeda motor maticnya.

...•••BERSAMBUNG•••...

...~LEO MAXIMILLIAN~...

...~KANIA GUZEL~...

Terpopuler

Comments

Jenny's

Jenny's

banyak ya Thor tokohnya 😁

2025-03-03

0

Maryam Nushaibah

Maryam Nushaibah

diplot ke sini kah? 😊

2025-04-10

0

Maryam Nushaibah

Maryam Nushaibah

anjiiiirrr

2025-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menghabisi Pengkhianat
2 Bab 2 : Dibawa Wanita Asing
3 Bab 3 : Tersentuh Akan Kebaikannya
4 Bab 4 : Memeras Orang Yang Salah
5 Bab 5 : Terhina
6 Bab 6 : Sama Saja
7 Bab 7 : Bunuh Diri
8 Bab 8 : Merasa Sedih
9 Bab 9 : Ternyata Satu Kota
10 Bab 10 : Sentuhan Lembut Sang Ayah
11 Bab 11 : Sisi Lembut
12 Bab 12 : Itu Menjijikkan
13 Bab 13 : Kehilangan
14 Bab 14 : Membalas Kekejian
15 Bab 15 : Menonton Film Romantis
16 Bab 17 : Meminta Kebebasan
17 Bab 18 : Keluar Dari Rumah
18 Bab 19 : Memenuhi Keinginan Maureen
19 Bab 20 : Dibawa Paksa
20 Bab 21 : Menyesal Telah Pergi
21 Bab 22 : Mencoba Hal Baru
22 Bab 23 : Menjadi Bahan Perundungan
23 Bab 24 : Hampir Terlambat
24 Bab 25 : Lamaran Leo
25 Bab 26 : Mulai Membalas
26 Bab 27 : Melepas Rindu
27 Bab 28 : Malam Ini Cukup Melelahkan
28 Bab 29 : Hari Pernikahan
29 Bab 30 : Kolam Renang
30 Bab 31 : Apa Itu Benar?
31 Bab 32 : Ke Pasar
32 Bab 33 : Terpikir Mengenai Kehamilan
33 Bab 34 : Positif Hamil
34 Bab 36 : Kenapa Harus Dihabisi?
35 Bab 37 : Menabrak Ulat Bulu
36 Bab 38 : Kekerasan Yang Hampir Meregang Nyawa
37 Bab 39 : Jangan Membunuh Lagi!
38 Bab 41 : Diganggu Siluman Rubah
39 Bab 42 : Pengacau Hidup Sudah Tiada
40 Bab 43 : Target Selanjutnya
41 Bab 44 : Pergi Ke Meksiko
42 Bab 45 : Dilecehkan Orang Tak Dikenal
43 Bab 46 : Dipakai Secara Bersamaan
44 Bab 47 : Tidak Bisa Mengelak
45 Bab 48 : Menyatakan Rasa
46 Bab 49 : Aku Lelah Axelo
47 Bab 50 : Keadilan Untuk Safa
48 Bab 51 : Memulai Pembalasan
49 Bab 52 : Sudah Tamat
50 Bab 53 : Pembunuh Yang Meresahkan
51 Bab 54 : Motif Pembunuhan
52 Bab 55 : Menjerat Maureen
53 Bab 56 : Kecemasan Leo
54 Bab 57 : Perselingkuhan
55 Bab 58 : Bertemu Dengannya
56 Bab 59 : Pergi Keluar Kota
57 Bab 60 : Menguji Kesabaran Leo
58 Bab 61 : Kedatangan Pelakor
59 Bab 62 : Akan Mengakhiri Semuanya
60 Bab 63 : Jebakan
61 Bab 64 : Mengajukan Tuntutan
62 Bab 65 : Situkang Jajan
63 Bab 66 : Hasrat Membunuh
64 Bab 67 : Membawa Jaminan
65 Bab 68 : Merasa Bersalah dan Terbebani
66 Bab 69 : Kematian Yang Diinginkan
67 Bab 70 : Selama Dia Hamil, Kau Aman
68 Bab 71 : Wanita Asing
69 Bab 72 : Jajan Solusi Terbaik
70 Bab 73 : Kasus Perampokan
71 Bab 74 : Menyelidiki Kasus Kembali
72 Bab 75 : Berakhir Malam Ini
73 Bab 76 : Ibu Mereka?
74 Bab 77 : Kepribadian Ganda
75 Bab 78 : Memperbaiki Hubungan
76 Bab 79 : Penggeledahan
77 Bab 80 : Beban Yang Terlepaskan
78 Bab 81 : Kelimpungan
79 Bab 82 : Apa Kamu Bahagia?
80 Bab 83 : Lamaran Axelo
81 Bab 84 : Kegiatan Pertama Di Meksiko
82 Bab 85 : Dia Datang
83 Bab 86 : Ancaman Untuk Leo
84 Bab 87 : Tidak Bisa Dibiarkan
85 Bab 88 : Menekan Sang Istri
86 Bab 89 : Kekacauan Beruntun
87 Bab 90 : ICU
88 Bab 91 : Proses Pemulihan
89 Bab 92 : Menghancurkan Bisnis
90 Bab 93 : Persembunyian Musuh
91 Bab 94 : Tidak Ditakdirkan Menikah
92 Bab 95 : Menghabiskan Sisa Liburan Bersama
93 S2 Bab 1 : Kebersamaan
94 S2 Bab 2 : Penyebab
95 S2 Bab 3 : Perubahan
96 S2 Bab 4 : Malam Minggu
97 S2 Bab 5 : Kesedihan di Balik Kebahagiaan Semu
98 S2 Bab 6 : Apartemen
99 S2 Bab 7 : Telah Tiada
100 S2 Bab 8 : Halusinasi
101 S2 Bab 9 : Cold Hands
102 S2 Bab 10 : Jangan Bangunkan Luka
103 S2 Bab 11 : Mengintai
104 S2 Bab 12 : Mama Kesakitan, Pa
105 S2 Bab 13 : Bakso
106 S2 Bab 14 : Tingkah Aneh Geera
107 S2 Bab 15 : Pengkhianatan
108 S2 Bab 16 : Ruangan Gelap
109 S2 Bab 17 : Kondisi Menyedihkan
110 S2 Bab 18 : Dalang
111 S2 Bab 19 : Trauma Akan Pembantaian
112 S2 Bab 20 : Selesai Tanpa Membunuh
113 S2 Bab 21 : Dua Cinta Kecil di Ujung Layar
114 S2 Bab 22 : Rekaman Itu
115 S2 Bab 23 : Hari Terakhir di Paris
116 S2 Bab 24 : Kembali dan Pergi
117 S2 Bab 25 : Belanja Pagi
118 S2 Bab 26 : Teater Berdarah
119 S2 Bab 27 : Pantauan Tetangga
120 S2 Bab 28 : Creepy Smile
121 S2 Bab 29 : Wanita Itu
122 S2 Bab 30 : Kekacauan
123 S2 Bab 31 : Teror Yang Mengganggu
124 S2 Bab 32 : Memberi Kesempatan
125 S2 Bab 33 : Di Balik Tirai Maestro
126 S2 Bab 34 : Liar Malam Ini
127 S2 Bab 35 : Kabaji
128 S2 Bab 36 : Pengakuan
129 S2 Bab 38 : Romansa Merah
130 S2 Bab 39 : Menonton Secara Live
131 S2 Bab 40 : Harapan dan Keraguan
132 S2 Bab 41 : Pulau Triald
133 S2 Bab 42 : Tidak Diizinkan Pergi
134 S2 Bab 43 : Cukup Rumit
135 S2 Bab 44 : Teater Hidup
136 S2 Bab 45 : Bayi Malang
137 S2 Bab 46 : Pertempuran Malam
138 S2 Bab 47 : Harta Di Bawah Pulau
139 S2 Bab 48 : Tetaplah Di Sini
140 S2 Bab 49 : Liburan Ke Bali
141 S2 Bab 50 : Pelukan Matahari di Tanah Dewata
142 S2 Bab 51 : Teror Sekitaran Kompleks
143 S2 Bab 52 : Pengambilan Ginjal
144 S2 Bab 53 : Kegiatan Amal
145 S2 Bab 54 : Teror Kembali Datang
146 S2 Bab 55 : Kejelasan
147 S2 Bab 56 : Penolakan
148 S2 Bab 57 : Bukti Kejahatan
149 S2 Bab 58 : Tertuduh
150 S2 Bab 59 : Dipaksa Mengaku
151 S2 Bab 60 : Perkelahian
152 S2 Bab 61 : Keributan
153 S2 Bab 62 : Kerjasama
154 S2 Bab 63 : Pembunuhan Sipir Penjara
155 S2 Bab 64 : Blok Penjara
156 S2 Bab 65 : Sedikit Kecerobohan
157 S2 Bab 66 : Pelenyapan Barang Bukti
158 S2 Bab 67 : Angkuh
159 S2 Bab 68 : Dibuat Kesal
160 S2 Bab 69 : Permohonan Dengan Nada Aneh
161 S2 Bab 70 : Merendahkan
162 S2 Bab 71 : Peringatan Ringan
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1 : Menghabisi Pengkhianat
2
Bab 2 : Dibawa Wanita Asing
3
Bab 3 : Tersentuh Akan Kebaikannya
4
Bab 4 : Memeras Orang Yang Salah
5
Bab 5 : Terhina
6
Bab 6 : Sama Saja
7
Bab 7 : Bunuh Diri
8
Bab 8 : Merasa Sedih
9
Bab 9 : Ternyata Satu Kota
10
Bab 10 : Sentuhan Lembut Sang Ayah
11
Bab 11 : Sisi Lembut
12
Bab 12 : Itu Menjijikkan
13
Bab 13 : Kehilangan
14
Bab 14 : Membalas Kekejian
15
Bab 15 : Menonton Film Romantis
16
Bab 17 : Meminta Kebebasan
17
Bab 18 : Keluar Dari Rumah
18
Bab 19 : Memenuhi Keinginan Maureen
19
Bab 20 : Dibawa Paksa
20
Bab 21 : Menyesal Telah Pergi
21
Bab 22 : Mencoba Hal Baru
22
Bab 23 : Menjadi Bahan Perundungan
23
Bab 24 : Hampir Terlambat
24
Bab 25 : Lamaran Leo
25
Bab 26 : Mulai Membalas
26
Bab 27 : Melepas Rindu
27
Bab 28 : Malam Ini Cukup Melelahkan
28
Bab 29 : Hari Pernikahan
29
Bab 30 : Kolam Renang
30
Bab 31 : Apa Itu Benar?
31
Bab 32 : Ke Pasar
32
Bab 33 : Terpikir Mengenai Kehamilan
33
Bab 34 : Positif Hamil
34
Bab 36 : Kenapa Harus Dihabisi?
35
Bab 37 : Menabrak Ulat Bulu
36
Bab 38 : Kekerasan Yang Hampir Meregang Nyawa
37
Bab 39 : Jangan Membunuh Lagi!
38
Bab 41 : Diganggu Siluman Rubah
39
Bab 42 : Pengacau Hidup Sudah Tiada
40
Bab 43 : Target Selanjutnya
41
Bab 44 : Pergi Ke Meksiko
42
Bab 45 : Dilecehkan Orang Tak Dikenal
43
Bab 46 : Dipakai Secara Bersamaan
44
Bab 47 : Tidak Bisa Mengelak
45
Bab 48 : Menyatakan Rasa
46
Bab 49 : Aku Lelah Axelo
47
Bab 50 : Keadilan Untuk Safa
48
Bab 51 : Memulai Pembalasan
49
Bab 52 : Sudah Tamat
50
Bab 53 : Pembunuh Yang Meresahkan
51
Bab 54 : Motif Pembunuhan
52
Bab 55 : Menjerat Maureen
53
Bab 56 : Kecemasan Leo
54
Bab 57 : Perselingkuhan
55
Bab 58 : Bertemu Dengannya
56
Bab 59 : Pergi Keluar Kota
57
Bab 60 : Menguji Kesabaran Leo
58
Bab 61 : Kedatangan Pelakor
59
Bab 62 : Akan Mengakhiri Semuanya
60
Bab 63 : Jebakan
61
Bab 64 : Mengajukan Tuntutan
62
Bab 65 : Situkang Jajan
63
Bab 66 : Hasrat Membunuh
64
Bab 67 : Membawa Jaminan
65
Bab 68 : Merasa Bersalah dan Terbebani
66
Bab 69 : Kematian Yang Diinginkan
67
Bab 70 : Selama Dia Hamil, Kau Aman
68
Bab 71 : Wanita Asing
69
Bab 72 : Jajan Solusi Terbaik
70
Bab 73 : Kasus Perampokan
71
Bab 74 : Menyelidiki Kasus Kembali
72
Bab 75 : Berakhir Malam Ini
73
Bab 76 : Ibu Mereka?
74
Bab 77 : Kepribadian Ganda
75
Bab 78 : Memperbaiki Hubungan
76
Bab 79 : Penggeledahan
77
Bab 80 : Beban Yang Terlepaskan
78
Bab 81 : Kelimpungan
79
Bab 82 : Apa Kamu Bahagia?
80
Bab 83 : Lamaran Axelo
81
Bab 84 : Kegiatan Pertama Di Meksiko
82
Bab 85 : Dia Datang
83
Bab 86 : Ancaman Untuk Leo
84
Bab 87 : Tidak Bisa Dibiarkan
85
Bab 88 : Menekan Sang Istri
86
Bab 89 : Kekacauan Beruntun
87
Bab 90 : ICU
88
Bab 91 : Proses Pemulihan
89
Bab 92 : Menghancurkan Bisnis
90
Bab 93 : Persembunyian Musuh
91
Bab 94 : Tidak Ditakdirkan Menikah
92
Bab 95 : Menghabiskan Sisa Liburan Bersama
93
S2 Bab 1 : Kebersamaan
94
S2 Bab 2 : Penyebab
95
S2 Bab 3 : Perubahan
96
S2 Bab 4 : Malam Minggu
97
S2 Bab 5 : Kesedihan di Balik Kebahagiaan Semu
98
S2 Bab 6 : Apartemen
99
S2 Bab 7 : Telah Tiada
100
S2 Bab 8 : Halusinasi
101
S2 Bab 9 : Cold Hands
102
S2 Bab 10 : Jangan Bangunkan Luka
103
S2 Bab 11 : Mengintai
104
S2 Bab 12 : Mama Kesakitan, Pa
105
S2 Bab 13 : Bakso
106
S2 Bab 14 : Tingkah Aneh Geera
107
S2 Bab 15 : Pengkhianatan
108
S2 Bab 16 : Ruangan Gelap
109
S2 Bab 17 : Kondisi Menyedihkan
110
S2 Bab 18 : Dalang
111
S2 Bab 19 : Trauma Akan Pembantaian
112
S2 Bab 20 : Selesai Tanpa Membunuh
113
S2 Bab 21 : Dua Cinta Kecil di Ujung Layar
114
S2 Bab 22 : Rekaman Itu
115
S2 Bab 23 : Hari Terakhir di Paris
116
S2 Bab 24 : Kembali dan Pergi
117
S2 Bab 25 : Belanja Pagi
118
S2 Bab 26 : Teater Berdarah
119
S2 Bab 27 : Pantauan Tetangga
120
S2 Bab 28 : Creepy Smile
121
S2 Bab 29 : Wanita Itu
122
S2 Bab 30 : Kekacauan
123
S2 Bab 31 : Teror Yang Mengganggu
124
S2 Bab 32 : Memberi Kesempatan
125
S2 Bab 33 : Di Balik Tirai Maestro
126
S2 Bab 34 : Liar Malam Ini
127
S2 Bab 35 : Kabaji
128
S2 Bab 36 : Pengakuan
129
S2 Bab 38 : Romansa Merah
130
S2 Bab 39 : Menonton Secara Live
131
S2 Bab 40 : Harapan dan Keraguan
132
S2 Bab 41 : Pulau Triald
133
S2 Bab 42 : Tidak Diizinkan Pergi
134
S2 Bab 43 : Cukup Rumit
135
S2 Bab 44 : Teater Hidup
136
S2 Bab 45 : Bayi Malang
137
S2 Bab 46 : Pertempuran Malam
138
S2 Bab 47 : Harta Di Bawah Pulau
139
S2 Bab 48 : Tetaplah Di Sini
140
S2 Bab 49 : Liburan Ke Bali
141
S2 Bab 50 : Pelukan Matahari di Tanah Dewata
142
S2 Bab 51 : Teror Sekitaran Kompleks
143
S2 Bab 52 : Pengambilan Ginjal
144
S2 Bab 53 : Kegiatan Amal
145
S2 Bab 54 : Teror Kembali Datang
146
S2 Bab 55 : Kejelasan
147
S2 Bab 56 : Penolakan
148
S2 Bab 57 : Bukti Kejahatan
149
S2 Bab 58 : Tertuduh
150
S2 Bab 59 : Dipaksa Mengaku
151
S2 Bab 60 : Perkelahian
152
S2 Bab 61 : Keributan
153
S2 Bab 62 : Kerjasama
154
S2 Bab 63 : Pembunuhan Sipir Penjara
155
S2 Bab 64 : Blok Penjara
156
S2 Bab 65 : Sedikit Kecerobohan
157
S2 Bab 66 : Pelenyapan Barang Bukti
158
S2 Bab 67 : Angkuh
159
S2 Bab 68 : Dibuat Kesal
160
S2 Bab 69 : Permohonan Dengan Nada Aneh
161
S2 Bab 70 : Merendahkan
162
S2 Bab 71 : Peringatan Ringan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!