Jejak Bayangan

NovelToon
Evelin dan Brian masih berada di dalam ruangan tua yang penuh dengan simbol misterius di dinding. Suara desisan halus yang mereka dengar di akhir bab sebelumnya perlahan berubah menjadi bisikan yang menggema di seluruh ruangan. Suasana semakin mencekam, dan udara terasa berat.
Brian
Brian
Evelin, kita nggak bisa terus di sini. Aku merasa... ada sesuatu yang sedang mengawasi kita. (menggenggam lengan Evelin, suaranya gemetar)
Evelin
Evelin
Aku tahu ini menakutkan, Brian. Tapi aku yakin tempat ini punya jawaban atas semua misteri di sekolah ini. Kita harus tetap tenang. (menoleh ke arah Brian, mencoba menenangkan, meskipun wajahnya juga terlihat tegang)
Evelin menyorotkan senter ke dinding, memperhatikan simbol-simbol yang perlahan berubah bentuk. Salah satu simbol mulai bercahaya redup, menimbulkan pola lingkaran dengan tanda silang di tengahnya.
Brian
Brian
Lihat! Itu simbol yang sama seperti di pintu tadi. Tapi... kenapa bisa menyala? (menunjuk simbol itu, berbicara terburu-buru)
Evelin
Evelin
Ini pasti ada artinya. Mungkin kita perlu menemukan simbol-simbol lain untuk membuka kunci rahasia di ruangan ini. (mendekat, menatap simbol dengan hati-hati)
Tiba-tiba, terdengar suara keras dari arah pintu. Evelin dan Brian langsung menoleh. Pintu yang tadinya terbuka perlahan tertutup dengan sendirinya, menimbulkan bunyi berderit yang panjang. Mereka terperangkap.
Brian
Brian
Evelin! Pintu ini nggak bisa dibuka lagi! Kita terjebak! (panik, mencoba membuka pintu)
Evelin
Evelin
Kita harus tetap fokus. Cari tahu apa yang simbol ini coba tunjukkan. (tetap tenang, meskipun ia juga ketakutan)
Saat Evelin mendekati simbol yang bercahaya, ia menyentuhnya dengan hati-hati. Cahaya semakin terang, dan sebuah mekanisme tersembunyi terdengar dari balik dinding. Sebuah celah kecil terbuka, memperlihatkan sebuah buku tua dengan kulit yang sudah lusuh.
Evelin
Evelin
Ini... ini seperti jurnal. Tapi siapa yang menulis ini? (mengambil buku itu, membukanya perlahan)
Brian berdiri di samping Evelin, mencoba membaca isi jurnal. Tulisan itu tampaknya berasal dari seorang pendiri sekolah, yang mencatat ritual-ritual gelap yang dilakukan untuk mempertahankan kekuatan sekolah.
Brian
Brian
‘Untuk menjaga kekuatan, kami harus memberikan sesuatu yang berharga. Ruang ini akan tetap terkunci... sampai pengorbanan yang tepat dilakukan.’ Evelin, ini bukan ruang biasa. Ini... tempat mereka melakukan ritual! (membaca dengan suara pelan)
Evelin
Evelin
Jadi, ini alasan kenapa sekolah ini penuh dengan cerita-cerita seram. Mereka benar-benar mengorbankan sesuatu untuk kekuatan ini. (membalik halaman, menemukan diagram dari sebuah lingkaran ritual)
Saat mereka terus membaca, sebuah bayangan gelap mulai muncul di sudut ruangan. Bayangan itu bergerak perlahan, tampak seperti mengawasi mereka. Brian yang pertama kali menyadarinya.
Brian
Brian
Evelin... ada sesuatu di sana. (berbisik dengan panik, menarik lengan Evelin)
Evelin
Evelin
Itu... itu bukan bayangan biasa. Sepertinya dia... hidup.(memandang ke arah bayangan, matanya membelalak)
Bayangan itu semakin mendekat, membentuk siluet yang menyerupai manusia. Suara bisikan yang mereka dengar sebelumnya kini terdengar lebih jelas, seolah-olah berasal dari bayangan tersebut.
Bayangan
Bayangan
Kalian seharusnya tidak ada di sini. Pergi... sebelum terlambat. (dengan suara yang rendah dan menyeramkan)
Brian
Brian
Apa maksudmu? Siapa kamu?! (berteriak ketakutan)
Bayangan
Bayangan
Kamu telah membuka sesuatu yang tidak seharusnya. Jika kamu terus melangkah, kamu tidak akan bisa kembali. (mengabaikan Brian, berbicara langsung ke Evelin)
Evelin
Evelin
Apa maksudmu? Apa yang sebenarnya terjadi di sini? (berusaha terlihat tenang meskipun ketakutan)
Bayangan
Bayangan
Kamu akan tahu. Semua akan terungkap... saat waktunya tiba. (tertawa pelan, suaranya menggema)
Sesaat kemudian, bayangan itu menghilang begitu saja, meninggalkan Evelin dan Brian dalam kebingungan. Pintu ruangan terbuka perlahan, seolah-olah memberi mereka kesempatan untuk pergi.
Brian
Brian
Evelin, ayo kita pergi sekarang. Aku nggak mau berurusan dengan... apapun itu tadi. (menarik tangan Evelin, suaranya penuh ketakutan)
Evelin
Evelin
Tapi, Brian... bayangan itu tahu sesuatu. Kita nggak bisa menyerah sekarang. (masih memegang jurnal, ragu-ragu untuk pergi)
Brian
Brian
Kalau kita terus di sini, kita bisa celaka. Tolong, Evelin. Kita harus keluar dan berpikir lagi. (menatap Evelin dengan serius)
Evelin akhirnya mengangguk, dan mereka berdua keluar dari ruangan tersebut. Saat mereka melangkah keluar ke lorong, suara pintu tertutup dengan keras di belakang mereka, membuat mereka melonjak kaget. Evelin memeluk jurnal itu erat-erat, menyadari bahwa benda ini mungkin adalah kunci untuk memecahkan misteri sekolah Seruni.
SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!