Evelin dan Brian sedang berada di perpustakaan sekolah, dikelilingi oleh rak-rak buku tua. Mereka telah mencari informasi lebih lanjut tentang sejarah sekolah dan ruang rahasia yang mereka dengar dari Pak Erwin. Namun, meskipun banyak buku kuno di sekitar mereka, mereka merasa seperti ada sesuatu yang hilang.
Evelin
Ini dia! Buku tentang sejarah sekolah. Mungkin ada petunjuk tentang ruang rahasia itu. (mencari di rak buku dengan penuh semangat)
Brian
Evelin, aku nggak tahu. Setiap kali kita mencari lebih dalam, aku malah merasa semakin takut. Apa yang kita cari, sebenarnya? Apa benar ini hanya cerita lama? (berjalan mondar-mandir, tidak bisa menutupi kecemasannya)
Evelin
Brian, aku rasa kita harus mencari tahu lebih banyak. Semua yang terjadi di sekolah ini nggak bisa cuma dianggap kebetulan. Dulu ada murid yang hilang, kan? Dan Pak Erwin... dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan. Aku merasa kita harus mengungkap ini. (memandang Brian dengan serius, kemudian membuka buku yang baru saja ia ambil)
Brian
Baiklah, tapi hati-hati, ya? Aku nggak mau kalau kita malah masuk ke dalam masalah yang lebih besar. (ragu, tapi mengikuti Evelin)
Evelin mulai membaca buku itu dengan cepat, mencatat beberapa hal penting. Ia menemukan halaman yang membahas sebuah ruangan yang disebut "Ruangan Kegelapan", tempat yang tidak tercatat dalam catatan resmi sekolah, yang menurut legenda digunakan untuk melakukan ritual-ritual gelap oleh pendiri sekolah.
Evelin
Ini dia... Ruangan Kegelapan. Dikatakan bahwa ruangan ini adalah tempat di mana para pendiri sekolah melakukan ritual aneh untuk mendapatkan kekuatan yang tak terbayangkan. Dan... katanya, para murid yang masuk ke sana tidak pernah kembali. (berbisik pelan, terkejut)
Brian
Ritual gelap? Ruangan itu benar-benar ada? Dan kenapa tidak ada yang tahu tentang ini sebelumnya? Aku takut kalau kita sudah terlalu jauh. (gelisah, suara bergetar)
Evelin
Kita harus cari tahu lebih banyak, Brian. Mungkin ini satu-satunya cara untuk memecahkan semua misteri ini. (berusaha menenangkan Brian, namun matanya terlihat penuh tekad)
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Mereka cepat-cepat menutup buku dan berpura-pura tidak melakukan apa-apa. Dika muncul di depan mereka dengan ekspresi yang sedikit tegang.
Dika
Sedang apa kalian di sini? Tahu nggak, ada yang bilang perpustakaan ini suka ‘menghukum’ kalau ada yang mengganggu ketenangannya. (dengan senyum tipis, namun ada kecemasan di matanya)
Evelin
Kita cuma cari buku tentang sejarah sekolah. Kenapa, Dika? Ada yang salah? (memandang Dika dengan waspada)
Dika
Jangan terlalu banyak mencari tahu tentang hal-hal yang tidak kalian pahami. Sekolah ini... lebih dari yang kalian kira. Ada alasan kenapa orang-orang dulu memilih untuk melupakan beberapa hal. Kalian tidak akan suka dengan apa yang akan kalian temukan. (menatap keduanya, lalu berbicara lebih serius)
Brian
Kan aku bilang, Evelin. Dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan. Kenapa dia malah memberi peringatan? (berbisik dengan cemas, berbicara pada Evelin)
Evelin
Kita nggak takut, Dika. Kita cuma ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Kalau kamu tahu sesuatu, kenapa nggak bilang? (memandang Dika dengan serius, suara mantap)
Dika
Karena tidak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Dan kalian mungkin tidak bisa keluar begitu saja setelah mengetahuinya. (menghela napas, tampak ragu)
Dika menatap mereka sejenak, lalu berbalik dan pergi dengan langkah cepat, meninggalkan Evelin dan Brian yang kini semakin penasaran, tetapi juga merasa ketakutan.
Brian
Evelin, aku nggak suka dengan cara Dika bicara tadi. Apa kalau kita mencari tahu lebih dalam, kita malah terjebak dalam sesuatu yang lebih besar? (berbisik dengan cemas)
Evelin
Kita nggak punya pilihan, Brian. Kalau kita berhenti sekarang, kita tidak akan pernah tahu kebenarannya. Kita harus melanjutkan. (memandang ke arah pintu perpustakaan, matanya penuh tekad)
Evelin dan Brian kembali melanjutkan pencarian mereka, semakin mendalam dan semakin berani. Di luar perpustakaan, angin malam mulai bertiup kencang, membawa suara-suara aneh dari arah gedung sekolah yang tampaknya lebih gelap dari sebelumnya.
Comments