Evelin dan Brian baru saja tiba di depan gerbang sekolah yang tampak megah, tetapi sangat tua dan kusam. Evelin tampak bersemangat, sementara Brian terlihat ragu-ragu.
Evelin
Jadi, ini dia, Brian. Sekolah baru kita. Seru kan? Ada begitu banyak cerita tentang tempat ini. (tersenyum lebar)
Brian
Aku dengar banyak hal buruk tentang sekolah ini. Mereka bilang, dulu ada murid yang hilang di sini. Banyak yang tidak kembali. (melihat ke sekeliling dengan cemas)
Evelin
Itu cuma rumor, Brian. Semua sekolah punya cerita seperti itu. Mungkin hanya kebetulan. (tertawa kecil)
Brian
Entahlah, evelin. Bangunan ini... terasa seperti ada yang aneh. Kenapa tidak ada satu pun siswa lain di sekitar sini? (masih ragu, melihat bangunan tua itu)
Evelin
Ah, mungkin mereka sudah masuk ke kelas. Ayo, kita nggak mau telat, kan? (mengalihkan perhatian Brian)
Mereka berjalan menuju pintu utama sekolah. Saat mereka melangkah masuk, mereka melihat lorong panjang yang gelap dengan poster-poster usang tergantung di dinding. Kegelapan dan suasana sunyi semakin membuat Brian merasa cemas.
Brian
Kenapa sekolah ini begitu sepi? Biasanya, pagi-pagi gini, banyak siswa yang lewat. (berbisik dengan takut)
Evelin
Jangan khawatir. Mungkin kita terlalu cepat datang. Ayo kita cari kelas. (mengangkat bahu, meski agak merasa aneh)
Mereka melangkah lebih dalam ke dalam sekolah, tiba di sebuah ruangan yang kosong. Tiba-tiba, seorang guru muncul dari balik pintu, mengamati mereka dengan tatapan tajam.
Pak Erwin
Selamat datang di Sekolah Seruni, Evelin, Brian. Kalian baru di sini, ya? Hati-hati dengan tempat ini. Ada sejarah panjang yang mungkin tak ingin kalian ketahui. (dengan suara dalam dan misterius)
Evelin dan Brian saling bertukar pandang, merasa ada yang tidak beres, tetapi tidak ingin menunjukkan ketakutan mereka.
Evelin
Terima kasih, Pak. Kami hanya ingin mencari kelas saja. (dengan senyum canggung)
Pak Erwin
Kelas? Hmm, semoga kalian tidak menemukan hal yang lebih dari sekadar pelajaran di sini. (mengangguk perlahan, namun tatapannya tetap tajam)
Pak Erwin berbalik dan pergi, meninggalkan Evelin dan Brian yang masih tercengang.
Brian
Evelin, aku mulai merasa tidak nyaman di sini. Ada sesuatu yang salah dengan Pak Erwin. Kenapa dia ngomong begitu? (berbisik pelan)
Evelin
Tenang saja, Brian. Mungkin dia hanya bercanda. Ayo, kita cari ruang kelas kita sebelum terlambat. (tertawa pelan, berusaha menenangkan Brian)
Seiring mereka berjalan lebih jauh ke dalam gedung sekolah, udara terasa semakin berat, dan suara-suara aneh mulai terdengar di sekitar mereka.
Comments