Keinginan untuk berubah

Jam menunjukan pukul 21.05

Setelah seharian bekerja akhirnya Asila bisa pulang dan beristirahat.

Meskipun ini hari pertamanya bekerja, pekerjaan ini sangatlah berat untuk Asila yang jauh dari orang orang kini malah berhadapan langsung dengan mereka.

Saat akan melangkahkan kaki untuk pulang tiba tiba terdengar suara seseorang yang lumayan familiar memanggil nama Asila dari belakang, sontak Asila pun berhenti dan berbalik ke arah orang itu memandangnya sebentar lalu kembali menunduk.

Seseorang itu tersenyum sambil berjalan menghampiri Asila yang sudah menundukan pandangannya.

"Saya abis dari depan beli nasi goreng terus inget sama kamu, kamu belum makan kan?"

Kepala Asila menggeleng pelan malu malu, tapi seseorang itu malah tersenyum melihat tingkah Asila

"Dimakan ya" ucapnya lalu menyodorkan kantong plastik yang berisikan nasi goreng

Asila mengambilnya dengan keringat dingin, ini kali pertamanya dia mendapatkan makanan dari orang lain.

"kalo gitu saya pergi dulu"

Karena malu, Asila cepat cepat pergi meninggalkan rekan kerjanya itu tanpa berterima kasih terlebih dahulu.

'dasar aneh langsung pergi aja tanpa ngomong makasih, untung cantik. '

Saat tiba digudang tempat Asila tinggal, dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur lantai kecil yang telah Ema siapkan.

"Arghh akhirnya aku bisa rebahan juga setelah seharian kerja." ucapnya sambil menatap lampu yang redup berwarna kuning

Ketika Asila memejamkan mata tiba tiba dia mendengar suara aneh yang membuat perutnya sakit karena lapar, kemudian teringat dengan pemberian nasi goreng dari rekan kerja nya tadi.

Dia bangun dari tidurnya lalu meronggoh kantong plastik yang berisi nasi goreng diatas meja kecil. Dia memakannya dengan lahap tanpa berpikir bahwa kenapa orang tersebut bisa memberikannya makanan secara cuma cuma, padahal mereka juga bukan teman dan tidak dekat sama sekali.

Hanya saja pada saat Asila sedang bekerja, beberapa kali dia melihat rekan kerjanya sedang memperhatikannya dimeja kasir. Tapi Asila tidak menggubrisnya karena mungkin itu hanya kebetulan saja.

Setelah selesai makan Asila melihat sekelilingnya yang sangat kotor, gelap, sepi, berantakan, dan tidak ada kenyamanan yang dia rasakan.

Air matanya menetes tanpa aba aba dengan sangat deras hingga membuat hati Asila sakit dan sulit untuk diungkapkan. Dia teringat kepada sang ibu yang membentaknya bahwa Ibunya sengaja menyuruh Asila bekerja karena tidak ingin Asila ada dirumah.

"Bu, Asila bakal buktiin ke kalian kalo Asila juga bisa sukses" ucapnya pelan sembari masih menangis

Saat ini dia benar benar sendirian di tempat baru dan harus berusaha hidup mandiri untuk menghasilkan uang. Saat itulah terlintas pikiran untuk berubah dalam otak Asila, "Aku harus berubah untuk menjadi lebih baik lagi dari diriku yang seperti ini," ucapnya sembari memikirkan pesan sang ibu yang terakhir bahwa dia harus bergaul dengan orang lain.

Dia tidak tahu arti sesungguhnya dari kata bergaul itu apa, tapi yang dia tahu bahwa dirinya harus bisa berbicara dengan orang lain seperti pada umumnya.

Asila kembali menatap sekeliling ruangan itu, semangatnya kembali muncul untuk membereskan tempat tinggalnya agar bisa hidup dan tidur dengan nyaman.

Meskipun kemarin ibunya sempat beres beres, tapi hanya menyimpan barang barang Asila seperti baju dan yang lainnya.

Kini gudang itu sudah seperti rumah kecil bagi Asila, dia tersenyum lalu membaringkan tubuhnya dikasur tanpa membersihan badan terlebih dahulu.

................

................

Seorang wanita kini tengah memperhatikan dirinya didepan kaca kecil yang sudah pecah. Dia menatap dirinya berharap bisa tersenyum kepada semua orang tanpa ada rasa malu yang mendalam.

Tanpa sadar ketika dirinya melengkungkan bibir berusaha untuk tersenyum kepada dirinya sendiri, dia langsung berpikir bahwa, "Kenapa aku secantik itu kalo senyum?" ucapnya kaget dengan apa yang baru saja dia lihat

Dia mencoba tersenyum seperti tadi lagi tapi seakan susah dan tidak menemukan bagaimana cara dia tersenyum seperti tadi?

Hampir saja putus asa, dia mengingat kata kata yang pernah dia baca dalam sebuah sosial media yang bernama facebook bahwa, Sesekali, tersenyumlah untuk dirimu sendiri karena orang lain belum tentu bisa membuatmu tersenyum .

Alisa pun tersenyum kearah cermin dan saat itulah dia menyadari bahwa senyuman yang dipaksakan benar benar tidak akan terlihat cantik dan bagus untuk dipandang.

 Mungkin saat ini dia bisa tersenyum kepada dirinya sendiri lewat cermin, tapi pada orang lain? Bagaimana caranya?

Asilaa butuh orang untuk membantunya berubah agar tidak sendirian, tapi siapa? Bahkan seorang teman pun Asila tidak punya.

Terpopuler

Comments

Ludmila Zonis

Ludmila Zonis

Nuansa yang mendalam

2024-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!