"Maksud kamu cincin berlian seharga tiga puluh lima juta itu?" tanya Om Danu segera dibalas dengan anggukan oleh Linita.
"Haha, kamu ya, sudah tua, masih saja curigaan sama suami sendiri. Ya sudah, nanti setelah kamu pulang ke rumah, aku akan berikan cincinnya untukmu. Aku ngga jadi menjadikan cincin itu sebagai hadiah anniversary untuk pernikahan kita," ucap Om Danu diiringi dengan tawa. Ia begitu lihai dalam bersandiwara di depan sang istri.
"Jadi maksud kamu itu sebenarnya buat aku?" tanya Linita mengernyitkan keningnya.
"Lalu untuk siapa lagi? Memang ada wanita lain selain kamu dihidupku? Dan ngga mungkin juga kan aku membeli cincin berlian itu untuk anak kita Willy? Cih, ada-ada saja kamu ini," jawab Om Danu membuat pipi Linita merah merona. Rasa curiga dan marah yang tadi ia rasakan, kini hilang seketika tanpa bekas. Senyumnya kembali mengembang diiringi dengan rasa bersalah kepada sang suami.
"Maafkan aku mas, aku sudah berpikiran yang tidak-tidak sama kamu. Aku sudah curiga sama kamu mas. Maafkan aku, gara-gara aku suprise yang akan kamu berikan gagal," ucap Linita meraih tangan suaminya.
"Sudah, lupakan. Aku bisa saja membelikan kamu hadiah yang lainnya ma. Oh ya, dokter bilang kamu memiliki penyakit jantung, apa kamu sudah tau?" tanya Om Willy. Ia baru ingat dengan penyakit yang di derita oleh sang istri.
"Aku sudah lama tau mas. Maafkan aku. Aku merahasiakannya dari kamu dan juga Willy. Aku ngga mau kalian semua kepikiran tentang penyakitku ini," jawab Linita memasang wajah sendu.
"Harusnya kamu memberi tau kami ma. Ya sudah, kalau begitu, mulai detik ini, kamu harus jaga diri. Rajin minum obat dan jangan banyak pikiran. Aku ngga mau dan aku belum siap kehilangan kamu ma," ucap Om Danu begitu pintar bersandiwara.
Wanita mana yang tidak akan luluh jika mendapatkan perhatian seperti itu dari suaminya. Linita menyesal karena sudah mencurigai suaminya sendiri.
"Aku minta maaf ya mas, aku menyesal karena sudah curiga sama kamu," ucap Linita lagi.
"Sudah ma, sudah. Aku sudah bilang sama kamu, sudah. Jangan bahas itu lagi. Kamu istirahat ya. Aku mau menemui dokter dulu," balas Om Danu tentunya berbohong. Ia benar-benar tidak betah berada di lingkungan rumah sakit seperti ini.
Setelah keluar dari ruang UGD, Om Danu langsung meminta anaknya untuk maauk menemui sang ibu. Sedangkan ia sendiri memilih untuk ke taman belakang rumah sakit dan menghubungi Mami Maya agar ia bisa bersama Stevie malam ini.
"Tidak bisa Mas Danu, malam ini sudah ada laki-laki lain yang membooking Stevie dengan harga tinggi kepada saya. Jika mau, Mas Danu bisa membookingnya untuk besok malam," jawab Mami Maya melalui panggilan telepon tersebut.
"Ngga Maya. Saya ngga mau menunggunya sampai besok. Begini saja, saya akan membooking Stevie untuk satu bulan kedepan. Tolong kamu katakan, berapa jumlah yang harus saya bayarkan malam ini," ucap Om Danu tak sudi jika ada laki-laki lain yang mencicipi tubuh Stevie selain dirinya.
"Apa kamu serius mas? Kalau kamu serius, saya akan membatalkan bookingan dari laki-laki lain untuk Stevie malam ini. Tapi ya itu, kamu harus membayar sebesar dua kali lipat dari biaya yang sudah di bayarkan oleh laki-laki yang membookingnya tersebut. Bagaimana? Hmmmm?" ucap Maya membuat Om Danu bergegas memberikan jawabannya.
"Ok, ngga msalah. Saya akan transfer uangnya sekarang juga. Ingat ya Maya, saya ngga mau ada laki-laki lain yang menyentuh Stevie selain saya," jawab Om Danu lalu memutus panggilannya.
Seteleh mentransfer sejumlah uang yang jumlahnya tak sedikit, Om Danu langsung meninggalkan taman dan kembali ke ruang rawat istrinya. Dengan langkah ragu, Om Danu pun berjalan menghampiri sang istri dan sang anak yang duduk di sebelah ranjang pasien.
"Hmmmmm, Ma, Willy, papa harus pergi dulu. Barusan Anto memberi tau kalau ada masalah di cabang perusahaan kita yang di Bandung. Jadi, karena posisinya urgent, papa harus berangkat sekarang juga. Bagaimana menurut mu?" tanya Om Danu meminta pendapat sang istri. Tentu ini hanyalah sebuah alasan agar ia bisa segera bertemu dengan Stevie untuk memadu kasih.
"Ya sudah mas, kalau begitu kamu pergi saja. Maafkan aku ya mas, aku ngga bisa ikut dengan mu seperti sebelum-sebelumnya," ucap Linita merasa bersalah kepada sang suami. Andai Linita tau jika suaminya itu sudah berbohong, pasti ia akan menyesal karena sudah mengucapkan kata maaf yang tulus.
"Sudah, kamu jangan banyak pikiran. Harusnya aku yang minta maaf karena sudah meninggalkan kamu di saat sakit seperti ini," ucap Om Danu bersandiwara.
Akhirnya setelah berpamitan kepada sang istri dan juga putranya Willy, Om Danu pun meninggalkan rumah sakit dan langsung menuju sebuah rumah yang sudah lama ia beli tanpa sepengetahuan istri dan anaknya. Rumah mewah di sebuah komplek elite tersebut, berada cukup jauh dari hiruk pikuknya keramaian ibu kota.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, Om Danu pun sampai di rumah tersebut. Ia segera meminta orang yang sudah di tugaskan untuk membersihkan rumah tersebut untuk memeriksa ulang dan memastikan jika rumah tersebut sudah dalam keadaan bersih. Rencananya, ia akan menghabiskan waktu bersama dengan Stevie di rumah mewah tersbeut. Sepertinya, laki-laki paruh baya itu benar-benar sudah tergila-gila kepada gadis cantik bernama Stevie tersebut.
Setelah memastikan semuanya bersih dan sesuai dengan yang ia inginkan, tak lupa Om Danu meminta penjaga rumah tersebut untuk berbelanja beberapa stok makanan dan juga minuman, dan setelah semuanya selesai, ia segera memerintahkan supir kepercayaannya untuk menjemput Stevie ke club tempat ia menjadi anak asuh Mami Maya.
Stevie yang saat itu baru saja selesai mandi, mendapatkan panggilan telepon dari Mami Maya. Mami Maya mengatakan kalau laki-laki yang menjadi pelanggan pertamanya kemarin sudah membookingnya dan akan membawanya selama satu bulan kedepan. Tak lupa, Mami Maya menyampaikan jika ia sudah mentransfer sejumlah uang yang sudah menjadi bayaran Stevie ke rekeningnya.
"Jumlahnya sangat banyak sekali Mi? Apa mami tidak salah kirim nominal?" tanya Stevie terkejut saat melihat saldonya bertambah dengan jumlah yang sangat banyak.
"Tidak. Itu memang bayaran untuk mu untuk sebulan kedepan Stevie. Bersiap-siaplah karena sebentar lagi supirnya akan datang menjemputmu. Ingat Stevie, bermainlah dengan cantik sehingga ia akan menjadi ladang uang untuk kita," ucap Mami Maya merasa senang karena bisa mendapatkan uang yang banyak dengan adanya Stevie.
"Ok Mi. Aku akan bekerja semaksimal mungkin," jawab Stevie lalu panggilan mereka berakhir.
Dan ternyata benar saja. Selang satu jam kemudian, seseorang mengaku sebagai supir pribadi dan orang kepercayaan Om Danu datang untuk menjemput Stevie. Karena tadi sudah diberi tau, jadi Stevie sudah menyiapkan beberapa pakaiannya di dalam koper. Stevie sudah dijelaskan kalau ia sudah di booking untuk satu bulan full kedepannya.
Dengan mengikuti langkah kaki laki-laki yang menjemputnya, Stevie pun diarahkan menaiki sebuah mobil sedan mewah berwarna putih. Awalnya ia merasa ragu dan menghubungi Mami Maya. Namun, setelah diyakinkan oleh Mami Maya, Stevie pun merasa tenang dan masuk ke dalam mobil mewah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments