Happy Reading 👑
...Hidup memang tak selalu berjalan mulus. Oleh karenanya, perlu kesiapan mental untuk menghadapi setiap lubang, batu, dan belokan tajam yang sewaktu-waktu dapat menghadangmu....
^^^- Sabrina Anggraini -^^^
_____________________________
...•••...
Waktu terus berjalan, tak terasa sudah jam pulang. Murid-murid kembali berhamburan keluar kelas. Pun denganku dan Ika, kami berjalan berdampingan dengan Ika yang berceloteh seperti biasa.
Aku melihat cowok itu lagi.
"Wait. Ika, tuh cowok siapa, sih?" tanyaku tanpa sengaja pada Ika. Ah, sudahlah. Katakanlah aku ini sedang kepo. Mungkin saja Ika lebih tahu daripada aku.
Ia mencari seseorang yang kumaksud. Tak lama, ia juga melihat seorang siswa yang sedang duduk bersama teman-temannya di parkiran. Mungkin karena mereka terlalu mencolok, jadi Ika langsung connect walaupun aku tak menunjuknya.
Ika mengangguk paham,"oh, itu namanya Sultan Ramadhan. Anak XII IPA 01. Bisa dibilang, dia itu most wanted boy SMAN Padjadjaran. Dia itu orangnya jarang banget ngomong. Tapi, sekalinya dilirik, bueh! Bukan maenn."
'SERIUSAN ANAK IPA?! KOK SERING BOLOS?!' batinku memberontak tak habis pikir.
"Masa sampe segitunya, sih, Ka?" lanjutku memancingnya. Sepertinya Ika sangat tahu dengan lelaki misterius itu. Juga aku yang sudah naik level kekepoannya, mengingat laki-laki itu yang cukup unik.
"He-em. Cewek-cewek di sini ngidolain dia, bahkan jadi fans fanatiknya. Termasuk aku, hehe," jawabnya dengan tawa malu-malu.
"Ha? Sejak kapan lo ikut-ikutan jadi fans tuh anak?"
"Sejak awal masuk sekolah, sih. Dia ganteng banget, gitu aku mikirnya."
"Oh, karena gantengnya." gumamku yang bisa Ika dengar.
"Bukan cuman tampangnya aja ternyata, dia juga pinter. Sering banget ikut olimpiade. Kamu, sih, gak pernah update tentang sekolahan kita."
Aku hanya memutar bola mata malas. Untuk apa?
"Betewe, aku follow akun Instagram dia. Aku pikir gak bakal difollback eh, ternyata, langsung difollback!" terang Ika excited.
"Yaelah, b aja kali. Gue juga langsung follback lo waktu itu, napa gak sehisteris ini?" ujarku lalu melenggang pergi. Ika nampak sedikit cemberut.
Masih bisa kudengar dia menggerutu,"ya kan beda!"
'Oh, jadi namanya Sultan,' batinku.
÷÷÷
Sore harinya, aku berniat untuk pergi ke minimarket dekat rumah. Cuaca lumayan dingin, karenanya, aku memakai hoodie dengan kupluk yang kugantung di atas kepala.
Tak butuh waktu lama, aku sampai di tempat tujuan. Mengambil keranjang dan mulai memilah barang-barang yang kubutuhkan, juga pesanan Mama tadi.
"Sendirian?" tanya seseorang yang membuatku terkejut. Aku lantas membalikkan badan, dan rasa terkejut bertambah dua kali lipat.
"L-Lo?"
Arghh! Apa ini?!
Kenapa malah pertanyaan itu yang muncul? Dengan nada gagap juga, malunya aku!
Dia hanya tersenyum tipis, seraya mengangguk.
"Eh, iya. Gue sendirian." jawabku setelah sepenuhnya sadar.
"Sultan." ujarnya dengan tangan kanan yang terjulur ramah.
Aku segera menyambutnya,"Sabrina."
Terjadi kecanggungan level tertinggi sekarang. Kami sama-sama diam, tapi sepersekian detik aku kembali fokus memasukkan barang-barang yang akan dibeli.
Lelaki itu masih setia di sampingku, menatap wajah biasa-biasa saja ini yang tentu membuatku risih.
Aku berusaha mengacuhkannya dengan terus menyibukkan diri, berlalu dari satu rak ke rak yang lain. Tapi, dia tetap saja mengekor.
Sesekali dia juga mengambil barang yang sama.
Setelah semua pesanan sudah masuk keranjang, aku melenggang pergi untuk melakukan transaksi dengan mbak kasir. Lagi-lagi dia mengikuti. Apa mungkin aku saja yang kege-eran ya?
Kami keluar dari minimarket tersebut. Berjalan beriringan menuju rumahku. Aku sama sekali tak mempermasalahkan dia yang selalu mengikuti. Toh, aku jadi merasa ada yang menjaga dan menemani, terlebih jalanan ke rumah yang selalu sepi.
Yang aku herankan selama ini ialah, kenapa dia tidak pernah ngomong panjang? Benar ternyata yang Ika katakan, dia sangat irit ngomong. Padahal kan ngomong itu gak perlu bayar.
Kami sampai di depan gerbang hitam sebuah rumah. Berbalik badan, dan berkata,"mau mampir?" Tak enak rasanya, jika tak menawari laki-laki yang sudah tanpa sengaja mengantarku itu.
"Lain kali aja," ujarnya yang membuatku mengangguk. Ia pun berpamitan pulang, hingga badannya tak terlihat lagi di ujung jalan. Aku lantas masuk rumah.
Entahlah, hari ini rasanya sangat berbeda. Kenapa ketika di dekat Sultan aku malah ingin terus berbicara? Ada begitu banyak pertanyaan dan obrolan lain yang ingin kuutarakan. Padahal aku perempuan yang sangat malas berbicara dengan siapa pun.
"Assalamu'alaikum, Ma." ucapku pada wanita paruh baya yang sedang duduk santai di ruang tengah.
"Wa'alaikumussalam. Tumben lama, Nak?" Suaranya sangat lembut.
Aku terkekeh,"iya, Ma. Tadi ketemu sama temen. Jadi ngobrol dulu."
'Ngobrol apaan?!'
"Oalah, terus temennya gak diajak ke rumah?"
Aku meletakkan sekantong kresek besar yang penuh dengan belanjaan. "Tadi, sih, bilangnya lain kali, soalnya ada urusan."
Wanita bernama Dewi itu hanya mengangguk. Ia mulai mengobrak-abrik isi kresek, yang penuh dengan kebutuhan bulanan dan camilan.
Ia tampak mengernyitkan dahi,"tumben, camilannya agak banyakan? Bukannya kamu lagi diet?"
"Hehe, anu, Ma. Libur dulu dietnya, Sabrina lagi pengen makan banyak."
"Ada-ada aja kamu ini." jawabnya dengan gelengan kepala. Kemudian membawa semua belanjaan itu ke dapur. Aku mulai meninggalkan ruang tengah, berjalan santai menuju kamar.
Sepertinya, rebahan boleh juga.
Membaringkan tubuh di atas tumpukan sponge berbalut spray. Nyaman. Ponsel yang sedang anteng ada di atas nakas, kusambar begitu saja. Setelah menghidupkannya, muncul berbagai notifikasi. Walaupun kebanyakan iklan dari google chrome.
Aku segera membersihkan notifikasi yang tidak penting. Namun, ada satu notifikasi dari akun Instagram ku yang cukup membuatku tertarik.
Disusul dengan notifikasi dari akun WhatsApp, nomor yang tak kukenal mengirim pesan.
Nomor siapa itu?
08xx-xxxx-xxxx
Sabrina?
^^^Anda^^^
^^^Siapa?^^^
Tak butuh waktu lama, nomor tersebut langsung membalasnya.
08xx-xxxx-xxxx
Sultan.
Save, ya.
^^^Anda^^^
^^^Oh, oke.^^^
Tunggu! Sejak kapan dia memiliki nomorku?
Aku bahkan tak pernah menunjukkan nomorku pada siapapun, termasuk grup kelas. Aku memang sengaja memprivasi apa pun, terlebih nomorku.
Bukan bermaksud sombong atau bagaimana, hanya saja aku tidak terlalu respect pada hal-hal yang tidak penting dan tidak berguna untukku. Katakanlah aku egois.
Aku juga takut kejadian seperti dulu terulang lagi, begitu banyak nomor yang tiba-tiba menghubungiku untuk berkenalan, masalahnya kebanyakan dari mereka adalah BAPAK-BAPAK! Ini bapaknya siapa lagi yang kurang kerjaan menghubungiku, di usia senjanya yang masih sempat-sempatnya menggoda gadis belia yang baru menginjak 17 tahun?!
Gak habis thinking!
Setelah membalas pesan kedua, aku berlalu menuju akun Instagram. Seseakun memfollowku sekitar tiga puluh menit yang lalu.
Sultan.Rmdhn02 mengikuti akun Instagram Anda.
Dia lagi?
Kenapa akhir-akhir ini kami sering melakukan kontak?
Memfollbacknya, dan tak terlalu memperdulikan hal itu lagi. Mungkin dia hanya iseng ingin berteman denganku.
Sekitar lima menit, aku hanya menggulir beranda Instagram. Tumben Ika tak mengirim pesan? Biasanya ia akan sangat semangat mengirim banyak chat.
'Mungkin dia sedang sibuk,' pikirku.
Aku kembali menaruh ponsel di atas nakas. Hingga suara Mama membuyarkan waktu istirahatku.
"Sabrina! Sabrina!!" panggilnya dengan suara yang lebih mirip berteriak.
Buru-buru aku keluar dari kamar. Menghampiri wanita paruh baya itu yang masih berada di dapur.
Hampir saja aku kehilangan keseimbangan karena terlalu cepatnya aku turun dari tangga.
Sesampainya di dapur, kulihat Mama dalam keadaan kacau. Matanya sembab kemerahan, keringat sebiji jagung sudah bercucuran layaknya guyuran air. Dia menggenggam erat ponselnya, sepertinya baru saja mendapatkan kabar yang tak mengenakkan.
"Kenapa, Ma?!" Aku histeris melihatnya yang meringkuk di salah satu kursi meja makan.
Ia terus menangis tersedu-sedu, helaan napasnya terdengar sesak. Hingga ....
"Papa kecelakaan, Nak."
Bak tersambar kilat di siang bolong, ini adalah kabar terburuk yang berhasil membuatku lemas dengan jantung yang terus berdetak hebat.
(Bersambung ....)
Sampai jumpa di chapter selanjutnya (≧▽≦)
IG : @indah_mldh05
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
♞ ;3
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
2024-07-24
1