Aku senang bisa bertemu kamu lagi. (Tersenyum bahagia)
Arlina
Aku juga. Senang melihatmu kembali. Kau di sini bekerja jadi tukang tambal ban motor?
Yana
Iya. Yang sederhana saja. Tak apa, yang penting usaha dan kerja ini halal, 'kan? (tertawa kecil)
Arlina
(Ikut tertawa) Iya.
Yana
Kau sedang apa di jalanan seperti ini sendirian. Kamu darimana?
Arlina
Aku habis dari rumah ibuku. Sekarang mau pulang ke rumahku.
Yana
Kau sudah menikah?
Arlina
...
Yana
(Mengerutkan dahi) Arlina! Apa kau sudah menikah? (bertanya sekali lagi)
Arlina
Oh! (Sedikit terkejut). Iya, aku sudah menikah. Bahkan juga, sudah berisi.
Yana
Maksudnya? (tak mengerti)
Arlina
(Menghela nafas) Aku sudah hamil.
Yana
(Agak kecewa) Sungguh? Aku...
Aku turut senang kalau begitu. (Berusaha ikut senang)
Yana melihat perubahan fisik Arlina. Terlihat perut gadis cantik nan tajir itu memang sudah membuncit.
Yana
Sudah berapa bulan ini?
Arlina
Sudah 7 bulan. (Mengusap lembut perutnya)
Yana
Cepat juga, ya?! Tinggal 2 bulan lagi.
Arlina
Iya. (Melihat arloji di pergelangan tangan kirinya) Yana. Aku pulang dulu, ya! Nanti kita ngobrol lagi. Takut suamiku keburu pulang.
Yana
(Kecewa lagi) Oh! Iya. Tak masalah. Aku mengerti kok. Hati-hati, ya! Kalau ada masalah, kau bisa curhat padaku. (Tersenyum)
Arlina
Terima kasih. (Balas senyum) Baiklah. Sampai jumpa! Assalamualaikum! (mulai pergi menjauh)
Yana
(Tersenyum) Wa'alaikumsalam!
Arlina pergi meninggalkan Yana yang terdiam di belakangnya.
Yana
(Dalam hati Yana: Aku tahu, kau sedang ada masalah, Arlina. Tapi tak apa, jika kau tidak minta bantuan ku.)
Yana kembali ke tempat kerjanya. Dan lanjut melayani para pelanggan.
Di kantornya Gani, di ruang pribadinya, Gani tengah mengobrol dengan Belinda. Sekretaris barunya yang akhir-akhir ini digosipkan jadi selingkuhan atau bahkan simpanannya Gani.
Belinda
(Membaca data jadwal) Hari ini, Boss ada makan malam dengan klien dari Bogor.
Gani
...
Belinda
(Lanjut membaca) Kemudian meeting dengan tim kreatif sekitar habis magrib nanti. Jadi Boss makan malam jam 17.00, lalu sehabis sholat magrib, langsung ke ruang meeting.
Gani
(Menghisap rokoknya sambil melihat jendela besar) Meeting lagi. Sudah berapa kali ada pertemuan untuk hari ini?! Aku bosan! (Santai dan dingin datar)
Belinda
Sudah 7 kali meeting untuk hari ini.
Gani
7 kali, ya...(menghisap dan menyemburkan asap rokoknya)
Belinda
Sebentar lagi, Pak Salim datang. Bersama klien utama Anda, Pak Denis. Yang dari perusahaan di Jakarta.
Gani
Ketemu lagi sama Denis. Aku harap dia terima kerja sama ini. Setelah menunggu 3 bulan lamanya.
Belinda
...
Gani
(Melirik sekilas ke Belinda) Kenapa? Kok tiba-tiba diam begitu?
Belinda
Eh! (Kaget) Nggak, Boss! Cuman, mau berdiri sebentar saja. (Mulai gemetar)
Gani
Kamu kira kamu anak SD yang dihukum hormat ke bendera merah-putih karena telat datang ke sekolah?! (Mulai geram)
Belinda
(Dalam hati Belinda: Bukannya memahami maksudku, malah seperti mau mengusir)
Maafkan saya, Boss!
Tepat saat itulah, Salim datang dengan pria yang badannya setinggi Gani juga. Itulah Denis, orang yang Belinda maksud.
Belinda
Saya permisi dulu, Boss! (buru-buru pamit pergi)
Gani
(Balik badan, matikan rokok di asbak) Selamat datang, Pak Denis! Akhirnya bisa hadir lagi juga.
Denis
(Berjabat tangan) Iya. Kita akan mulai kerja sama ini. (Tersenyum ramah) Terima kasih atas sambutan hangat Anda. Saya mulai nyaman
Gani
(Tertawa kecil) Baguslah! Ayo, silahkan duduk! (Menunjuk ke sofa)
Gani, Salim, dan Denis duduk bersamaan di sofa. Begitu juga dengan asisten sekaligus sekretarisnya Denis, yang tidak di ketahui namanya.
Gani
Lim! Minta O-B (Office Boy) untuk buatkan 4 cangkir kopi di pantri!
Salim
Baik, Boss! (menunduk patuh, dan keluar ruangan sebentar)
Gani
(Kembali ke Denis) Jadi, bagaimana hasilnya? Siap kerja sama dengan perusahaan kami? Tapi, seperti biasa kalau mengajak kerja sama dengan perusahaan lain. Kami tidak memaksa.
Denis
Saya terima untuk itu. Tinggal menandatangani surat kontrak kerja samanya saja. (Mengambil sebatang rokok dari asistennya)
Gani
Bagus itu. Dengan begitu, LKAM Group dengan PT SKG (Snake King Go) akan segera bersatu dari sekarang.
Denis
Benar. Ini bisa jadi kerja sama terhebat di negara ini sepanjang sejarah.
Gani
(Mengangguk)
Kopinya datang dengan nampan yang di bawakan oleh Salim. Dan obrolan di lanjutkan.
Comments