Chapter - 04

“Nona... Statistik itu...”

“Aku tahu.”

Isabella dan Ajag masih terus melihat statistik milik ku. Di sana mereka terlihat sangat kebingungan.

Isabella adalah seseorang yang sudah lama berpengalaman di dalam dunia para kontraktor.

Tugasnya tidak hanya untuk bertarung dan menangkap para kontraktor, tapi dia juga memiliki kewajiban untuk merekrut para kontraktor baru.

Jadi sebagai pengetahuan umum. Biasanya para pemula hanya akan mendapatkan statistiknya, yang keseluruhan kemampuannya di level D, dan seluruh keahlian di level 1, Sebagai bentuk permulaan bagi mereka.

Namun saat Isabella membandingkannya dengan milik Argus. Dia merasa kalau ada sesuatu yang aneh, dan tidak wajar dari statistik yang di milik Argus. Dimana yang rata-rata kemampuannya ber-level B dan seluruh keahlian ber-level 10.

Apa-apaan dengan statistik miliknya ini? Bukankah itu sudah seperti statistik milik tingkat lanjut.... Apa-apaan orang ini?

Di saat pemikiran itu terlintas di dalam benak Isabella, dia juga memandangi mereka begitu dalam, secara bergantian, antara Argus dan statistik miliknya selama beberapa detik.

“Ada apa?”

“Tidak ada, hanya saja statistik milik mu terlihat menarik.”

Benar, aku harus tetap tenang. Aku tidak boleh terlihat panik sedikit pun di depan dia. Jika tidak, dia mungkin akan beralih ke pihak musuh. Dan itu akan merepotkan aku nantinya.

Isabella sedikit mengatur nafasnya untuk membuat dirinya tenang.

“Baiklah. Sesuai janji aku akan mengatakan semua hal yang bersangkutan tentang para kontraktor... Tapi sebelum itu, ada satu hal yang perlu kamu ingat. Jangan coba-coba kamu ikut campur dengan urusan kontraktor lain!”

“Apa maksudnya itu?”

“Aku yakin kamu pernah mengalaminya. Saat pertama kali mendapatkan kekuatan tersebut, apakah kamu tidak bisa mengingat apa pun?”

“Iya.”

“Jadi aku akan bertanya kepadamu. Ketika kamu bertanya kepada orang lain tentang dirimu. Apa jawaban yang di berikan mereka kepadamu?”

“Mereka sudah seperti kaset yang rusak.”

Benar. Waktu itu. Saat aku bertanya kepada mereka? Mereka terlihat seperti sebuah gambar hologram yang sedang rusak. Jadi aku mulai berpikir, apa yang membuat mereka seperti itu?

“Lebih tepatnya mereka sudah memberikan jawaban yang benar, namun hanya saja kita yang melihat mereka seperti itu.”

“Apa-apaan itu?”

“Kami juga baru menyadarinya baru-baru ini. Ternyata di dalam otak kita sudah tertanam sebuah perintah, dimana kita tidak boleh bertanya kepada orang lain. Karena semua itu tidak lain adalah bentuk dari sebuah ujian.”

Oke. Sekarang aku mulai tidak memahami kemana arah dan tujuan dari penjelasannya.

“Sosok iblis terkenal akan kejahatan dan kelicikan mereka. Jadi, apa menurut mu mereka akan dengan senang hati meminjamkan kekuatan mereka?”

Mungkin singkatnya seperti ini. Saat kamu di rasuki iblis, kamu akan mulai kehilangan ingatanmu di hari itu juga, lalu kamu juga akan di berikan kondisi khusus, dimana kamu tidak boleh bertanya kepada orang lain. Namun semua itu tidak lain adalah bentuk dari sebuah ujian yang diberikan iblis, agar kamu tidak dapat mengendalikan kekuatan para iblis.

“Jadi, ada berapa jumlah ujian dari iblis?”

“Kurang lebih ada 3, tentunya dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Seperti 1 tahun, 2 tahun, Dan 3 tahun.

Dengan kata lain, aku harus menyelesaikan ujian tersebut sebelum durasi waktunya habis. Jika tidak iblis akan mengambil alih tubuhku.

“Sekarang aku sudah paham.”

“Apa ada pertanyaan lainnya?”

Di saat aku sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba Isabella segera menimpalinya, yang berkata. “Tidak usah terburu-buru, kamu bisa bertanya kepadaku di lain waktu jika kamu mau.”

Aku memberikan satu anggukan kepala sebagai tanda persetujuan.

Isabella merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah pil yang terbungkus, dan menaruhnya di atas meja.

“Apa itu?”

“Ini adalah pil serba guna yang akan nantinya dapat menghentikan perubahan iblis di dalam diri. Tapi kamu juga harus mengingat satu hal. Semua keputusan akhir ada di tanganmu.”

“Baik.” Aku mengambil pil tersebut dan menaruhnya di dalam saku celanaku.

“Sebelum kita mengakhiri pertemuan ini, ada sesuatu yang ingin aku konfirmasikan.... Apakah kamu mau bergabung kedalam organisasi kami, Para Hunters?”

Akhirnya datang juga pertanyaan itu.

Setidaknya aku sudah cukup berhati-hati, jika aku mendapatkan pertanyaan tersebut.

Jadi, sekarang apa yang harus aku lakukan? Menerima menerima tawaran mereka? Atau menolak tawaran mereka?

Sekali lagi aku menatap ke arah Pak Teddy, mencoba mencari jawaban melalui dirinya.

Benar juga. Aku tidak lain hanyalah anak kecil yang berumur 17 tahun. Aku juga masihlah membutuhkan pendidikan dan pengetahuan. Terlebih lagi, ini adalah masa keemasan dari masa mudaku. Jadi apakah kamu pikir aku akan melepaskan pengalaman sekali dalam seumur hidup itu?

“Maaf, aku tidak bisa bergabung dengan kalian.”

“T-Tunggu. Kenapa kamu menolak kami? Apakah kamu ingin menjadi musuh kami?”

Musuh. Dengan kata lain aku akan berhadapan dengan dia satu lawan satu pada suatu hari nanti.

Tapi tunggu sebentar. Apakah pantas bagi dia mengatakan itu di saat ini?

“Jangan ngawur kamu. Aku hanya ingin menikmati masa-masa sekolah seperti yang aku sukai, lalu menentukan masa depanku dengan bebas”

Setelah aku mengatakan keinginanku, aku buru-buru menghampiri Pak Teddy, meminta pamit darinya, dan bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.

“Nona, apakah anda yakin membiarkan dia pergi begitu saja?”

“Tentu, tidak. Aku akan mencoba lagi merekrutnya di lain hari... Namun aku tidak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu. Benar-benar membuatku nostalgia. Karena dulu aku juga pernah mengatakan hal seperti itu.”

“Maksud Nona, saat kami semua mencoba merekrut anda saat pertama kalinya?”

“Benar. Itu sangat membuatku rindu.”

Sepintas Isabella mulai mengingat kenangan saat masa mudanya.

Di moment tersebut, kurang lebih peristiwanya sama seperti yang Argus alami. Yaitu di datangi orang asing, mencoba merekrutnya untuk bergabung ke dalam organisasi mereka, dan menolak tawaran mereka dengan mengatakan hal yang sama seperti yang di lakukan Argus kepadanya. “Aku ingin menikmati masa-masa sekolahku.” Namun saat Isabella mengingat moment tersebut, di wajahnya terlihat ada kesedihan di sana.

“Benar. Karena sekarang kita sudah tidak bisa berkumpul bersama kembali.”

Aku mulai memasuki ruangan kelasku, tanpa sedikit pun meninggalkan keterangan di sana. Dan untungnya guru yang saat ini mengajar di kelasku, dia menghiraukan perilaku yang tidak pantas tersebut.

Namun saat aku hendak menuju meja kelasku, mataku langsung tertuju ke sebuah meja yang sedari tadi sudah kosong. Dan aku mulai bertanya kepada salah satu temanku. “Dimana Muksin?”

“Katanya hari ini dia izin, karena sakit”

Namun saat temanku memberikan jawabannya, tiba-tiba suara teriakan kencang menggelegar ke seluruh sekolah. “Argus! Cepatlah keluar! Jika tidak kami akan mengacak-acak sekolahmu!” Akibatnya para siswa-siswi mulai merasa panik, dan ada para guru-guru yang mencoba menenangkan mereka.

“Seperti biasa, kamu sangat terkenal di kalangan mereka!” Ucap Jack lagi, sedikit meledekku.

Namun saat ini aku sedang males, dan tidak ingin membalas candaannya tersebut.

Kemudian aku mengambil tasku, lalu beranjak pergi meninggalkan kelas.

“Tunggu kamu mau kemana?”

“Aku mau pulang!”

“A-Apa? Tapi bagaimana dengan kelasnya?”

“Tidak masalah, karena Pak Kepsek sendiri yang menyuruh aku pulang untuk istirahat. Dan sekalian juga, aku akan membereskan orang-orang yang di luar.”

Lalu aku bergegas pergi tanpa melihat kebelakang lagi.

Kalau boleh jujur, nampaknya sulit bagiku untuk mencerna semua informasi-informasi itu.

Aku yang awalnya mengira bahwa semua kekuatan ini murni karena milikku sendiri, Namun siapa sangka kalau pemilik yang aslinya adalah sosok iblis yang bersemayam di dalam diriku.

Juga aku yang menemukan diriku yang sedang di beri sebuah ujian oleh iblis. Harus menyelesaikannya pada waktu yang sudah di tentukan. Jika tidak, ia akan mengendalikan jiwa dan raga ku,

Aku juga mendapatkan diriku yang di datangi orang aneh, lalu mengundangku untuk bergabung ke dalam organisasi mereka.

Di tambah lagi, aku juga baru mengetahuinya, kalau di luar sana terdapat orang-orang aneh yang berkekuatan monster dan para iblis yang sedang berkeliaran di mana-mana.

Ah! Memikirkan semua itu hanya akan membuatku pusing.

“Apa ada kata terakhir?” Kata orang yang ada di hadapanku. Mengancam.

Saat ini, ada sekitar seratus orang bersenjata yang berdiri di hadapanku dengan hawa membunuh mereka.

“Bisa kita pindah tempat. Di dalam sekolah sedang ada kelas, nanti kita akan mengganggu mereka yang sedang belajar.”

Mereka saling menatap satu sama lain, menyetujui saranku tersebut dan kami langsung menuju ke tempat yang luas dan sepi itu.

Tidak jauh dari tempat sekolahku, ada sebuah lapangan yang begitu luas. Dan saat aku baru memasukinya, aku mendapatkan diriku yang sudah di kepung.

“Ayo maju!”

“kebetulan sekali, saat ini aku sedang banyak pikiran. Jadi aku akan melampiaskan kepada kalian.” Ucapku melolong panjang sebagai tanda di mulainya pertempuran,

Akhirnya sebuah bentrokan terjadi di sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!