Susi benar-benar sudah gelap mata dia dengan teganya menelantarkan anak-anak yang masih memerlukan kasih sayang orang tua. Susi telah mengingkari janjinya dengan almarhum Bara, mantan suaminya yang telah meninggal dunia satu tahun yang lalu.
Dingin malam terasa menusuk tulang. Rayn dan Raya yang sekarang sedang tidur diteras rumahnya tanpa alas dan selimut, merasa sangat kedinginan. Tubuh mereka bergetar bukan hanya menahan dinginnya malam, tetapi juga menahan rasa lapar sejak tadi pagi.
Pagi tadi mereka hanya sarapan dengan sebungkus roti kelapa seribuan yang dibeli menggunakan uang hasil mengamen. Hanya roti itu saja yang mengisi perut mereka sebagai pengganjal dari pagi hingga sekarang sehingga mereka merasakan lapar yang teramat sangat.
Karena kasihan melihat sang adik yang meringkuk kedinginan dan juga kelaparan Rayn memutuskan untuk mengajak adiknya mencari tempat yang lebih nyaman. Sebenarnya ia ingin kembali melanjutkan mengamen, siapa tahu aja kali ini mereka mendapatkan keberuntungan.
Sebenarnya tidak hanya dingin dan lapar yang Rayn dan adiknya rasakan, rasa sakit di sekujur tubuh akibat pukulan dari sang ibu tiri juga sangat sakit dan perih.
Rayn
Ray, kamu yang kuat ya dek! 😭
Raya
I..iya bang, Ray gak papa kok! Abang jangan sedih!🥺
Rayn
Abang merasa gak becus jadi kakak mu dek. 😭
Rayn
harusnya kamu gak perlu menderita seperti ini, biar Abang saja yang menanggung semuanya!😭
Rayn
harusnya kamu sekarang bisa beristirahat dengan nyaman di kamar yang hangat dan empuk! 😭
Raya
Abang jangan sedih, huhuhu...Ini bukan salah abang! Jangan nangis bang! huhuhu...
Rayn
//mengusap air mata//
Rayn
engg..nggak Ray, Abang gak nangis, kamu juga jangan nangis ya! 🥺
Rayn
//mengusap lembut kepala Raya//
Rayn teringat akan masa lalunya dan sang adik yang hidup bahagia bersama sang mendiang ayah dan ibunya.
Comments