kota di pinggir hutan

mereka berjalan, menggedong gadis gadis yang tak berdaya, langit telah berwarna oranye berjalan di atas tebing, suara ombak begitu merdu.

"sudah berapa lama gadis itu pingsan" tanya guru Airlangga tiba tiba.

"mereka sudah pingsan dari kemarin" jawab Ghalbi spontan.

"hmm.... Sebenarnya aku cukup heran, sekitar sini tak ada desa hanya ada kota kecil yang jauh. Bagaimana kalian dapat tersesat di hutan ini" tanya guru Airlangga menoleh ke belakang.

Ryuki diam sejenak, menjawabnya dengan ragu. Mereka berhenti berjalan. "k- kami sebenarnya bukan dari dunia ini, kami berasal dari dunia yang bahkan sihir pun tak ada, sampai kami menyatukan 5 kristal yang berbeda dan ter teleport ke mari, kemudian gadis ini muncul dan kristal kami menghilang" jawab Ryuki menjelaskan, menundukan kepalanya.

"hahahahah.... Pantas saja kau sangat tertarik dengan sihir" guru Airlangga tertawa memegang kepalanya.

" berarti ramalan itu benar adanya" gumamnya

"apa guru mengatakan sesuatu?" Ryuki bertanya memiringkan kepalanya.

"oh... Tak aku tak mengatakan apapun. sebaiknya kita segera lanjutkan perjalanannya masih jauh dari sini" jawab guru Airlangga menunjuk ke depan.

Mereka melanjutkan perjalanan menyusuri tebing curam. langit dengan cepat berubah gelap, cahaya rembulan mulai menyinari, auman serigala mengalahkan kicauan burung. Mereka masih berjalan mulai memasuki hutan yang gelap.

Mereka mulai berbelok berhadapan dengan jalan hutan yang gelap.

"k- kek kita harus pergi ke sana?" tanya Dyrs ketakutan.

"ya kita harus melewati jalan ini, kota berada di depan sana. Jangan bilang kalian takut" ucap guru Airlangga sedikit menggoda.

"h- hah, kata siapa, aku hanya khawatir tersandung akar karena gelap" ucap Dyrs berdiri tegap.

" kalau begitu kita pergi" kata sang guru.

"guru apa di sini tidak ada penerangan?, jalan itu sangat gelap" tanya Ryuki.

"tenang saja" ucap guru, mengulurkan tanganya, telapak tangannya mengeluarkan bola cahaya yang terang.

"nah sekarang sudah terang kan" ucap guru Airlangga, berseri.

Mereka yang melihatnya hanya kagum dengan sihir yang digunakan guru Airlangga

Mereka berjalan di jalan yang gelap itu dengan ketakutan, terus bersembunyi di balik sang guru. namun tak lama kemudian mereka telah sampai di depan gerbang. Namun di depan gerbang, guru Airlangga mengubah arah dan menuju gunung di samping tembok kota. Mereka yang kebingungan tanpa bicara mengikuti guru Airlangga pergi.

Setelah mendaki gunung, mereka sampai di kediaman sang guru yang tinggal di atas bukit. Karena kelelahan tanpa banyak bicara mereka Membaringkan tubuh dan terlelap tidur di depan teras rumah.

...****************...

ke esokan harinya, di saat sinar matahari sudah panas dan kicauan burung mulai berhenti, Ryuki dan lainnya terbangun. Mereka terbangun di ruangan yang hangat dengan kasur putih yang lembut, tak lama kemudian saat mereka masinh mengumpulkan nyawa. Guru Airlangga muncul dari balik pintu.

"oh, kalian sudah bangun ya cepatlah bersiap, oh ya untuk hari ini kita tak akan berlatih di luar" ucap guru Airlangga lalu pergi. mereka mulai bersiap, selang beberapa lama mereka berkumpul di ruang depan dengan kursi yang melingkar dan meja di tengahnya.

"hari ini kalian akan pergi ke kota, beli semua kebutuhan, terutama pakaian, kalian tak mungkin terus memakai pakaian seperti itu di sini, orang orang akan men cap kalian sebagai orang aneh." ucap guru Airlangga duduk di kursi dengan menyilangkan kaki.

"ini adalah mata uang yang berlaku di sini, ingat 1 kain emas sama dengan 10 koin perak dan 1 koin perak sama dengan 10 koin perunggu, jangan kalian terbodohi." pesan sang guru menyodorkan sekantung kecil penuh dengan koin emas.

" wah banyak sekali" ucap Dyrs merasa kagum.

Mereka kemudian bergegas pergi dan memasuki kota, tentu dengan izin dari penjaga gerbang kota. Setelah memasuki kota mereka terkagum tak bisa berkata, melihat keindahan kota, dengan suasana yang damai dengan arsitektur bangunan seperti bangunan pada abad pertengahan.

"hal pertama yang perlu kita beli adalah pakaian, kita harus mencari toko pakaian di dekat sini" mereka mencari menoleh ke setiap sisi.

"sebentar.... tulisan dan bahasa di sini berbeda dengan kita, tapi kenapa kita bisa mengerti..... Aku melihat papan toko pakaian di situ" ucap Ghalbi heran, sembari menunjuk papan toko pakaian.

"hmm.. kurasa kau benar, mungkin kita di berkahi translate bahasa?" tanya Altezza.

"kita anggap saja demikian" ucap Ryuki berjalan ke arah toko.

setelah beberapa langkah mereka tiba di depan pintu toko, saat Ryuki membuka pintu, nampak gadis, duduk di balik meja. Gadis itu melihat mereka dan segera menghampiri.

"selamat datang, silahkan masuk, anda butuh apa?" tanya sang gadis. Sembari menuntun mereka masuk.

"kami butuh beberapa pakaian" jawab Ryuki.

"ouh, sepertinya kalian bukan dari sini, aku baru melihat kalian di kota." tanya balik sang gadis.

"ya kami dari luar kota dan sekarang baju kami sudah mulai lusuh, jadi kami ingin memebeli baju baru" jawab Anka memegang salah satu pakaian yang di pajang.

"oh ya... Silahkan di pilih.... Maaf perkenalkan nama saya Ghanesya, panggil saja jika perlu sesuatu.

Mereka mulai terpecah, mencari baju yang sesuai, antri di ruang ganti. Setelah berapa lama mereka telah menemukan baju yang sesuai. Segera lipat, bungkus, bayar, lalu pergi, menutup pintu hitam.

"baju sudah, sekarang mungkin kita butuh pelindung, sebuah zirah" ucap Ryuki.

mulai mencari, menyusuri sudut kota, sampai menemukan sebuah toko peralatan, dan masuk ke dalamnya, terlihat pria tua, duduk sembari memegang rokok di tangan kanannya.

"hai anak muda, selamat datang di toko ku, cari sendiri apa yang kalian butuhkan" ucap kakek tua, dengan suara berat.

Mereka terkagum melihat berbagai peralatan, dari pedang, busur, perisai, zirah sampai pedang yang menyala. Mereka memutuskan untuk membeli zirah dari kulit agar ringan, dan beberapa senjata yang dibutuhkan.

Tak terasa matahari hampir tenggelam, langit pun mulai gelap, mereka bergegas kembali ke kediaman guru Airlangga. setelah berjalan cukup jauh mereka sampai di rumah guru Airlangga, dengan semerbak wangi makanan yang lezat.

"harum yang menggoda apa ini" ucap Altezza menghirup aroma dan memejamkan mulut.

"akhirnya sampai, cepat lah masuk aku telah masakan makanan yang enak. Mereka masuk dengan semangat.

" bagaimana dengan gadis yang kemarin guru" tanya Ryuki duduk di kursi drngan meja penuh makanan.

"yah... Mereka masih tertidur aku tidak tau apa yang menyebabkannya begitu" ucap sang guru menghela nafas.

" sudahlah ayo makan" lanjut sang guru.

Mereka makan dengan lahap, seperti orang gila, malam telah tiba, malam yang begitu gelap hanya sinar dari rembulan. Setelah makan mereka tidur ditempat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!