CHAPTER 2
════ ⋆Happy Reading⋆ ════
Kehidupan Jennie berubah bak nona muda bergelimang harta setelah pernikahan sang ibu dengan James. Dari kehidupan yang sederhana, Jennie tiba-tiba dibawa masuk ke dalam dunia yang penuh dengan kemewahan.
James, yang Jennie kira hanya akan menjadi ayah tiri yang akan berperilaku buruk kepadanya, ternyata memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam kehidupan Jennie. Jennie merasakan kehangatan keluarga yang lama dia idamkan, dan itu semua berkat kebaikan dan kelembutan James.
Seperti kata ayah tirinya, Zion berhasil menjadi kakak dan teman dekat Jennie dalam hal apapun, bahkan kamar Jennie diletakkan berada disebelah kamar milik Zion.
Untuk Lisa, Jennie belum terlalu akrab dengannya. Mungkin karena Lisa sering mengurung diri di kamarnya atau bahkan Lisa selalu cuek terhadap Jennie. Pernah beberapa kali Jennie mencoba mengajak ngobrol Lisa, namun dia hanya memberi balasan singkat bahkan terkadang tidak memberikan respons apa pun.
Hari ini tepat setahun ibunya menikah dengan James, dan tepat setahun juga Jennie tinggal di rumah mewah milik keluarga Manoban. Seiring berjalannya waktu, Jennie semakin terbiasa dengan kehidupan baru di rumah tersebut.
Sore ini, Jennie sedang asyik jalan-jalan keliling rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi taman yang indah di belakang rumah. Rimbunnya pepohonan dan berbagai macam bunga yang bermekaran.
Jennie mengetahui bahwa bunga-bunga indah yang tumbuh di sini semua ditanam oleh mendiang istri pertama James, yang dulu sangat mencintai kebun ini.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie,
//mendekati Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
Iya mah?
//menoleh//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Sudah hampir gelap, masuk ke dalam rumah gih,
//mengusap kepala Jennie//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Sekalian mandi juga ya, kamu pasti belum mandi kan?
Kim Jennie [Manoban]
Iya hehe,
//nyengir//
Kim Jennie [Manoban]
Ya sudah mah, aku masuk dulu ya.
//berjalan//
Tak jauh dari Jennie dan Heewon berdiri, Lisa memandang penuh makna kepada Jennie. Heewon, yang melihat Lisa di sana dan menyadari tatapan yang diberikannya pada Jennie mencoba untuk menegurnya.
Lalisa Manoban
//memandang Jennie penuh makna//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
//melihat hal tersebut//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Hei, Lisa, ada apa?
//berbicara setelah kepergian Jennie//
Lalisa Manoban
Tidak ada
//membalas dengan tatapan dingin//
── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ──
Hari sudah semakin gelap, namun Jennie belum bisa segera tidur. Entah kenapa, untuk hari ini ia sangat sulit untuk tertidur.
Kim Jennie [Manoban]
//guling-guling mencari posisi yang nyaman//
Kim Jennie [Manoban]
Ck! Aku nih kenapa sih!?
//bangun dari posisi tidurannya//
Kim Jennie [Manoban]
//pergi ke balkon//
Udara malam yang sejuk dan angin yang berhembus lembut membuatnya merasa sedikit tenang.
Saat Jennie sedang melihat pemandangan langit melalui balkon kamarnya, suara bentakan tiba-tiba terdengar dari kamar kakak tiri perempuannya, Lisa. Suara itu terdengar penuh emosi.
Orang
Dasar anak pembawa sìàl!
//sayup-sayup terdengar dari kamar Jennie//
Walaupun kamar milik Lisa cukup jauh dari kamarnya, Jennie masih bisa mendengar suara bentakan tersebut meskipun hanya terdengar sayup-sayup.
Kim Jennie [Manoban]
//bingung//
Jennie sepertinya mengenal pemilik suara tersebut. Suara tersebut seperti milik ayah tirinya. Jennie merasa khawatir dengan apa yang terjadi di dalam kamar Lisa.
Kim Jennie [Manoban]
//merasa khawatir//
Kim Jennie [Manoban]
//bergegas ke kamar Lisa//
James Manoban | Mr. Manoban
GARA-GARA MELAHIRKAN MU, HAERYEON MENINGGAL!!!
//menampar pipi Lisa hingga sudut bibirnya berdarah//
Saat tiba di kamar Lisa yang berada di ujung lorong, Jennie melihat Lisa sedang dipukuli oleh James dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.
Kim Jennie [Manoban]
//terkejut//
Lalisa Manoban
AKU LAHIR JUGA GARA-GARA KAMU, B0D0H!
//dengan beraninya membalas menampar//
James Manoban | Mr. Manoban
BERANI KAMU HAH!! SAYA BUNUH KAU!!
//membanting tubuh Lisa ke lantai//
Tak hanya itu James juga menginjak punggung Lisa yang membuat gadis berusia tiga belas tahun itu kesulitan untuk bernapas.
Dengan gemetar Jennie bersembunyi dibalik pot besar tak jauh dari dari kamar Lisa.
Kim Jennie [Manoban]
Kenapa Papa melakukan itu sama kak Lisa?
//batinnya kemudian bersembunyi//
Kim Jennie [Manoban]
//jongkok//
James Manoban | Mr. Manoban
JIKA HAERYEON TIDAK MEMILIH UNTUK MALAHIRKAN MU, DIA PASTI MASIH ADA BERSAMAKU, S|A|_AÑ!!
//masih terus menyiksa Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
Kenapa gak ada yang mau menolong kak Lisa? Mama dan kak Zion kemana?
//batinnya//
Kim Jennie [Manoban]
Apa mereka gak keganggu sama suara Papa yang keras itu?
//batinnya//
Kim Jennie [Manoban]
Apa karna kamar kak Lisa yang ada di ujung lorong, jadi suaranya gak kedengaran?
//batinnya khawatir dengan keadaan Lisa//
Entah berapa kali pukulan dan tendangan yang James berikan kepada Lisa membuatnya semakin gemetar.
Kim Jennie [Manoban]
//bersembunyi di balik lipatan kakinya
Satu hal yang membuat Jennie heran adalah ia tidak mendengar suara ringisan atau teriakan dari Lisa. Jennie merasa sedikit kagum dengan kekuatan tubuh yang dimiliki Lisa, walaupun begitu ia merasa khawatir dengan kondisi tubuh Lisa saat disiksa oleh James.
James Manoban | Mr. Manoban
ANAK S|A|_AN!!
//menendang punggung Lisa//
James Manoban | Mr. Manoban
//pergi dengan langkah cepat, meninggalkan Lisa yang tergeletak lemah di lantai kamar//
Jennie semakin merapatkan tubuhnya dibalik pot besar yang menyembunyikan dirinya, ketika ayah tirinya keluar dari kamar milik Lisa dan pergi kearah berlawanan dengan tempatnya bersembunyi.
Kim Jennie [Manoban]
//keluar dari tempat persembunyiannya setelah james menghilang dari pandangannya//
Kim Jennie [Manoban]
//masuk ke dalam kamar Lisa//
Saat Jennie masuk ke dalam kamar Lisa, Jennie melihat badan kakaknya yang penuh dengan darah dan lebam akibat penyiksaan yang dialaminya.
Lalisa Manoban
//bangun dengan perlahan//
Kim Jennie [Manoban]
Kak, kakak gak papa?
//di depan Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
//membantu Lisa untuk duduk di kasur//
Lalisa Manoban
Memangnya aku kenapa?
//mengangkat wajahnya dan menatap datar Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
Apa-apaan dengan ekspresi mu itu? Padahal tubuhmu penuh sama lebam loh!
//mengernyitkan dahinya//
Kim Jennie [Manoban]
//jongkok didepan lisa yang sudah duduk di kasurnya//
Wajah datar Lisa sukses membuat Jennie terkejut dan heran sampai ia tak nisa mengontrol kalimatnya, karena normalnya orang dalam kondisi seperti itu pasti merasa sakit atau setidaknya menunjukkan rasa tidak nyaman.
Tapi Lisa tetap tenang dan berwajah datar seperti biasa, seolah-olah dia sudah terbiasa dengan situasi yang sulit seperti ini.
Lalisa Manoban
//hanya diam saja//
Lisa tertegun, rasanya itu kali pertamanya ia di pedulikan oleh seseorang dengan begitu tulus.
Kim Jennie [Manoban]
//melihat darah dari hidung lisa kembali mengalir//
Lalisa Manoban
//ingin menyekanya dengan punggung tangan//
Kim Jennie [Manoban]
Jangan pakai tangan kak,
//langsung memegangi tangan Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
tangan kakak takutnya kotor, dan nanti malah jadi infeksi.
//mengusap darahnya menggunakan tisu yang ada di meja nakas//
Lalisa Manoban
//hanya terdiam//
Kim Jennie [Manoban]
Kak, ke-kenapa Papa menghajar kakak sampai seperti ini?
//menatap Lisa dengan mata berkaca-kaca//
Lalisa Manoban
Dia baru pulang, dan sedang stress...
//berbicara pelan//
Kim Jennie [Manoban]
Dan--
//menahan tangis//
Kim Jennie [Manoban]
Dan kenapa kakak tak minta tolong?
Lalisa Manoban
Tak akan ada yang peduli..
Kim Jennie [Manoban]
Jadi--
//tertegun//
Kim Jennie [Manoban]
Jadi itu benar, kalau semua orang dirumah ini mendengan, namun mereka tutup telinga tak mau menolong kakak?
Lalisa Manoban
Itu benar, mereka semua tak ada yang peduli dengan ku..
//menunduk//
Lalisa Manoban
Karena jika kau sekali membuat salah, itu tetap salah.
//bangkit dari duduknya//
Lalisa Manoban
//berjalan menuju kamar mandi//
Kim Jennie [Manoban]
//ikut berdiri dengan wajah khawatir//
Kim Jennie [Manoban]
Sekarang kakak tak sendirian lagi, karena aku janji akan selalu bersama kakak!
Lalisa Manoban
//menghentikan jalanan//
Lisa menoleh kearah Jennie dengan senyum miringnya yang tampak menyeramkan.
Kim Jennie [Manoban]
//sesaat bergidik ngeri//
Namun rasa ngeri itu menghilang ketika senyum miring yang awalnya tampak menyeramkan itu berubah menjadi senyuman yang menawan, senyuman yang tak pernah Jennie lihat.
Lalisa Manoban
//berjalan meninggalkan Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
//terdiam dengan wajah memerah//
════ ⋆Thanks For Reading⋆ ════
You guys!!! makasih loh udah mau bacaa, jangan lupa untuk memberikan like dan jangan ragu untuk komentar lohh. Sampai jumpaa lagiiii! 👋🏻🫶🏻
Comments
Leblanc🌶️
Bikin jantung berdebar!
2024-04-04
2