Firda menaiki sepeda,menikmati hawa dingin nan sejuk di sekitarnya.Firda juga berusaha untuk melumpuhkan atau lebih dari itu...Dia akan menghapus semua memori ingatannya tentang akhy Fu'ad.Cepat atau lambat...Dia harus mengorbankan perasaan yang telah terpendam lama,dia akan memadamkan kobaran api cinta itu dan dia pun memejamkan kedua matanya,membiarkan angin sepoi-sepoi yang berhembus...Perlahan membelai lembut wajahnya.Hembusan angin itu terasa sangat lembut,tiba-tiba saja terisak,perasaan tidak enak mulai menerpanya,wajahnya basah oleh butiran-butiran bersih nan bening dari kedua pelupuk matanya,dia pun menahan rasa yang kian menyesakkan dadanya,rasanya perih.
***
Hari ini,Firda pergi ke toko buku.Ini merupakan kebiasaan lamanya...Pergi ke toko buku,membeli beberapa buku untuk mencari referensi baru bagi karangan novelnya kelak.
Namun,bagi Firda suatu yang paling menjadi impian terbesarnya adalah menjadi penulis,setelah mendirikan toko kue,bahkan sudah setahun toko kue yang berdiri karena perjuangannya sendiri.Menjadi pendiri toko kue sekaligus membuat kue nya sendiri,cukup menyenangkan lagi jika menjadi penulis best seller,pikirnya untuk mengisi waktu luang.
Sayangnya hari ini Firda merasa kurang bersemangat memilih buku,sedari tadi ia hanya berputar kesana kemari.Ia berharap semoga segera menemukan buku yang diimpikan nya,ia menghentikan langkah kakinya,ketika rak buku di hadapannya memamerkan buku yang ingin di belinya.
I need you,merupakan salah satu buku yang masuk dalam daftar buku impiannya.Tanpa berpikir terlalu lama,ia pun mengambil buku itu,lalu berjalan ke arah kasir.Baru saja beberapa langkah ia berjalan,seorang ikhwan menabraknya,sampai-sampai buku yang Firda pegang dan beberapa lembar dokumen serta map tebal milik akhy itu berserakan di lantai toko buku.
Akhy Fu'ad
'Afwan(ma'af) ya,ukhty...Saya tidak sengaja.
(Ucap ikhwan itu berkali- kali mengucap kata ma'af pada Firda,ia pun membereskan dokumennya,berdiri dan menyodorkan buku Firda tadi)
Firda pun memegang buku nya sembari mengucapkan terima kasih.
Firda
Syukron katsir,akhy...
Tapi...Tunggu dulu,mulut ikhwan itu kembali mengatakan sesuatu.
Akhy Fu'ad
Sebentar ukhty,sepertinya saya mengenal ukhty?!
(Ujarnya sambung mengingat-ingat seseorang yang dimaksudkannya)
Akhy Fu'ad
Ukhty Firda? Apa betul? Apa anti masih ingat saya,ukhty? Ini saya,Fu'ad...
(Lanjut akhy itu)
Bagaikan tersambar petir di siang hari,Firda juga baru menyadari bahwa akhy Fu'ad,orang yang selama ini ia kagumi sejak 5 tahun lalu,orang yang mengisi hangat rongga dada Firda dengan sebuah rasa nyaman walau hanya mendengar namanya kala disebut.Entah itu bisa dinamakan kagum atau cinta?
Bahkan akhy itu berdiri gagah di hadapannya kini,menatapnya seolah meminta kepastian dari rasa dalam hatinya.
Firda langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain,tertunduk malu,nyali nya menciut ketika ada di hadapan akhy itu,rasa malunya terhadap lawan jenis lebih besar.Firda menjawab akhy Fu'ad sebisanya karena gugup tak karuan.Mungkin wajahnya kini terlihat jelas seperti kepiting rebus yang memerah,menahan malu yang berlebihan.
Firda
'Afwan(ma'af)...Saya bukan ukhty yang anta maksudkan.
Mungkin,akhy salah orang...Ana permisi dulu.Syukron...
Firda bergegas pergi ke kasir,membayar buku yang ia bawa tadi, dan pulang ke rumah.
***
Sesampainya di rumah,Firda langsung menuju kamarnya.
Ia mengambrukkan dirinya di atas kasur empuk nya,memeluk guling,meluapkan semua rasa kekecewaan,kesedihan,
amarah yang bercampur menjadi satu dari dalam hatinya.Air matanya tak dapat lagi terbendung.
Firda
Mengapa? Dia datang lagi...Ada apa sebenarnya dengan diriku ya,Rabby? Ataukah karena hatiku terlalu rapuh...Hingga semua orang yang ku lihat menjadi sosoknya? Kenapa harus dia yang ada di dalam hati dan pikiranku? Kenapa juga dia...Yang selalu di dalam mimpiku?
Comments
Eza Reza
semangat
2020-10-02
0