Aku memutuskan keluar kamar, kamar mamak yang tertutup rapat, aku memutuskan ke teras depan membuang rasa bosan .
Hawa dingin menyapu kulitku, inilah yang membuatku merindukan kampung halaman suasana yang tak mampu dibeli, aku tak merokok jadi kuputuskan membuka gawai menghilangkan sedikit penat. Tring!
Satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenal, aku memicing [Mas Lian kembali ?.
Syukurlah.tolong selamatkan aku mas aku mohon. ! ]
Bibirku bergumam, aku mengklik profil nomor ini dan terpampang jelas lah siapa pemilik pesan. "Ajeng..." Tring [Keluarlah mas, pergi sejauh mungkin.
semuanya telah berubah !... Aku tahu ini konyol tapi percayalah mas, mereka bukan ...]
Tring "Lian kenapa berada di luar?"
Aku menoleh mendapati mamak berdiri di ambang pintu. Wajah pucat nya tersenyum dingin, "cari angin mak..." Tring! Sempat aku menoleh ke layar gawai ku. Dua pesan bruntun belum terbaca.
Namun sekilas aku tahu siapa yang mengirimnya . "ada apa Ajeng..." lirihku dalam hati."Masuklah Lian hari sudah larut tak baik untuk kesehatanmu..." mamak berucap lirih.
Aku menoleh kearahnya yang telah hilang dari balik pintu, ada apa dengan mamak ku, kenapa seperti orang asing. tring ! [Pergilah mas.....!!!!!]
tiba tiba layar ponsel ku menghintam menandakan kehabisan baterai, aku masuk ke dalam hendak mengisi daya ponsel ku.
Namun berhenti di tengah pintu setelah sekelebat bayangan melewati ku cepat aku memutar tubuh ku. Deg? Aku menoleh kearah
bayangan itu, dan betapa terkejutnya aku disana.
Bagaimana jadinya jika kita bertemu wanita cantik dengan rambut tergerai indah,? Apakah akan merasa takut, tentu tidak bagi diriku.
Tatapan gadis misterius itu meng hujam jantung ku. meski senyumannya begitu samar, kaki ku hendak mendekat tatkala tepukan pelan menyentuh pundak kiri ku.
"Lian, ...!" aku menoleh, mamak tersenyum hangat menyambutku aku bergeming, mamak memeluk erat tubuh ku.
Bahkan membuat diri ku hampir limbung, "Masyallah lee, kapan pulang? mamak rindu nak...!" mamak nangis terseduh di pelukan ku.
namun aku malah dibuat heran dengan sikap mamak. mungkin kah, "Ayo, jangan di pintu... duduk dulu" mamak menyeret tubuh ku untuk duduk di kursi sofa ruang tamu, aku mengiyakan ajakannya lalu ikut menghempaskan bokong ku.
"kok Ndak ngabari kalo udah sampai rumah, seharusnya nelpon gitu. Biar mamak gak tidur lebih awal dari sore!" deg! aku tertegun dengan ucapan mamak, aku menatap lekat manik matanya yang terlihat sembab.
Mungkinkah mamak berbohong untuk hal ini, bukan kah mamak tadi baru pulang dari rewang. "tidur dari sore mak...? Lirihku, mamak mengamit telapak tangan ku rasa hangat menjalar disana.
"iya Lian mamak kecapean abis pulang dari pengajian rutin dari desa sebelah !" mamak tersenyum aku mengeleng pelan, seketika suasana menjadi canggung.
"Bukanya mamak rewang tempat bukde Yati...?" seketika pertanyaan itu keluar dari bibir ku, seketika wajah mamak berubah tegang, aku kebingungan dengan perubahan sikap mamak, mamak lantas berdiri beralih memegang pintu lalu cepat menguncinya.
Aku mengikuti langkah mamak, semua jendela di kunci rapat tak lupa hordeng segera di gerai, "mak ada apa?..." lirihku.
Mamak terus berjalan kesana kemari memastikan semua pintu terkunci rapat .
"ayo tidur Lee!..." mamak berucap lirih setelah menatap wajah ku, terlihat peluh membasahi pipih mamak, aku menyerengit, ada apa dengan mamak. "ada apa mak,...
mamak belum menjawab pertanyaan Lian !" langkah mamak terhenti, lalu berbalik menghadapku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments