Dimensi Lain
Mareza
Udah Dicek Tadi Sama Gujang
Mareza
Dinamonya Bermasalah
Auzilen
Lebih Kerusak Sih Sebenernya
Raja
Terus Kita Gabisa Balik Dong?
Mareza
Harus Diganti Itu Dinamonya
Vincent
Lo Kira Ditengah Hutan Ada Bengkel?
Vincent
Gimana Cara Gantinya Anjir
Afraga
Manggil Montir Aja Bisa Ga?
Afraga
Kesini,Gw Bayar Ongkosnya
Afraga
Sisanya Nanti Patungan Aja
Mareza
Gw Juga Niatnya Manggil Montir
Mareza
Cuman Butuh Waktu Juga Lah Buat Kesini
Mareza
Belom Tentu Juga Mereka Mau Kesini
Afraga
Minta Nomornya Sini Gw Yang Chat
Mareza
Mungkin Butuh Waktu 1x24 Jam Buat Dibales
Auzilen
Anjir Masa Nginep Disini Lagi
Raja
Udah Ga Nyaman Gw Sama Villa Ini
Vincent
Gw Juga Mau Pulang
Hildan
Buru Deh Ra Lo Tanya Orangnya
Hildan
Secepatnya Tanya Kalo Bisa
Afraga : "Gw Baru Inget Kalo Chat Kemanapun Kan Gabisa Masuk"
Mareza
Coba Aja Bisa Nggak
Raja
Ada Nomor Bengkel Lain Ga Bang?
Vincent
Yang Lain Pada Gapunya?
Jeren
Sambil Nyantai Disini
Hildan
Serem Sama Villa Ini
Auzilen
Ah Males Hildan Mah Sukanya Ovt Mulu
Jeren
Iya Tuh Bukannya Hepi Hepi
Afraga
Ceritain Kronologi Yang Waktu Itu
Afraga
Yang Lo Bilang Tiba Tiba Ada Dibelakang Taman
Hildan
Gw Vn Aja Ya Biar Lo Ngerti
Hildan
🎙️»0.32----------------------
Raga Memutar Voice Chat Yang Dikirimkan Oleh Hildan,Lalu Menempelkan Handphone Ketelinganya Agar Bisa Mendengar Kan Suara Hildan Lebih Jelas.
Raga Mendekatkan Alisnya,Suara Hildan Terputus Putus Dalam Voice Note Itu...
"Ngomong Apasih Anjir"
Raga Kembali Membuka Voice Note Dari Awal
"Jadi Awalnya Gw...."
"BANG HILDAN!! Bang Hildan Lo Denger Gw Kan??!"
"Liat Sini Anjir Bang Hildan..."
"Tiba Tiba Tv Diruang Tengah Nyala,Gw Panik Banget Ra...."
"Bang Liat Ke Gw! Bang Hildan!"
Raga Kebingungan, Sebenarnya Apa Yang Sedang Raja Lakukan? Mereka Sangat Berisik
Afraga
Suruh Diem Dulu Anaknya
Afraga
Jangan Teriak Teriak
Afraga
Suara Lo Ketutupan Sama Raja
Hildan
Gw Sendirian Dikamar
Hildan
Gak Ada Raja Disini...
Afraga
Ada Suara Raja Di Vn Lo Hil
Afraga
Lo Bener-Bener Sendirian?
Hildan
Demi Apapun Gw Sendirian
Hildan
Lo Jangan Bikin Gw Takut
Afraga
Lo Kekamar Gw Deh,Ada Yang Mau Gw Obrolin Sama Lo
Afraga
Udah Buru Sini Kekamar Gw
Raga Harus Mencari Tahu Siapa Teman Temannya Yang Merupakan Manusia Dan Makhluk Lain.Ia Tidak Tahu Apa Yang Sebenarnya Terjadi Disini,Bagaimana Bisa Marez Dan Auzilen Menjadi Makhluk Lain Raga Tidak Paham..
Maka Dari Itu Ia Mulai Sekarang Butuh Tahu Siapa Temannya Yang Merupakan Manusia,Agar Mereka Bisa Pulang Dari Villa Ini Bersama Sama Dengan Sehat Pulang Kerumah...
"Ra...Ini Gw Buka Pintunya!"
Raga Mendengar Suara Hildan Dibalik Pintu,Kaki Raga Turun Kebawah Lalu Dengan Langkah Kecil Ingin Membuka Pintu
Satu Notifikasi Dari Ponselnya Membuat Raga Berhenti Dari Langkahnya,Raga Membuka Layar Handphone Nya Dan Membaca Pesan Yang Masuk.
Jantung Raga Berdegup Kencang Saat Membaca Pesan Itu,Lagi Lagi Badannya Merinding Tak Karuan
"Ra...Buka Pintunya,Ini Temen Lo"
Hildan
Gw Juga Denger Suara Itu
Hildan
Gw Denger Suara Gw Sendiri Ngetuk Pintu Lo
Hildan
Anjir Jawab Lo Kemana?
Hildan
Ya Menurut Lo Gw Pocong?
Hildan
Pliss Ra Lo Bikin Gw Takut
Afraga
Kirim Foto Kamar Lo
Afraga
Kirim Foto Ruangan Kamar Lo Ke Gw Sekarang Juga!
Hildan
Bisa Bisanya Lo Bilang Ada Suara Raja Dikamar Gw
Afraga
Ada Bayangan Orang Dikaca Lo!
Hildan
Kalo Lo Cuman Mau Ngeprank Dan Buat Bikin Gw Takut Takut Mending Lo Diem..
Afraga
Dikaca Lo Ada Bayangan Vincent!
Afraga
Itu Vincent Anjing!
Hildan
Gw Ga Ngerti Apa Yang Lo Omongin?
Hildan
Sumpah Gw Ga Ngerti
Hildan
Maksud Lo Apaan???!
Afraga
Kita Harus Keluar Dari Sini
Afraga
Diantara Kita Bertujuh Ada Yang Bukan Manusia
Afraga
Hil Gw Harap Lo Percaya Sama Gw,Soalnya Gw Juga Berusaha Buat Percaya Lo
Afraga
Marez Sama Auzilen Itu Bukan Manusia
Afraga
Mereka Bukan Temen Kita!
Hildan
Ra Jangan Bercanda!
Afraga
Marez Berwujud Kakek Tua Sedangkan Auzilen Seperti Tuyul!
Afraga
Anjing Hildan Percaya Sama Gw Aja Napa Sih?
Afraga
Dan Kita Harus Cari Lagi Siapa Yang Bukan Manusia
Hildan
Gw Gatau Lo Bakal Percaya Atau Nggak,Tapi Gw Manusia.
Afraga
Gw Yakin Lo Manusia
Afraga
Maka Dari Itu Ayok Kita Keluar Dari Sini Dan Temuin Temen Kita Yang Asli!
Hildan
Terus Maksud Lo Bayangan Raja Dikaca Apa?
Afraga
Gw Juga Gatau Kenapa Raja Ada Dicermin Lo Itu
Afraga
Maka Dari Itu Ayok Cari Tau?
Raga memastikan suara di balik pintu itu sudah hilang, ia benar-benar tidak tahu siapa yang ada di balik pintu ini, apakah itu Hildan yang asli atau justru mahluk halus yang menyerupai temannya. "Haaaah...." Raga menarik napas dalam-dalam, ia memberanikan diri dan pada akhirnya memutar kunci pintu kamarnya, lalu membukanya hati-hati.
Suara pintu terdengar begitu nyaring, jantung Raga begitu cepat berdetak saat ia tidak mendapati siapapun di lorong vila itu.
Raga melangkahkan kakinya ke depan, mulai menyusuri lorong vila yang entah mengapa terasa begitu mencekam dan dingin. Lorong itu sepi, kamarnya dan Jeren ada di lantai dua, sedangkan seingatnya Hildan memilih kamar paling besar yang juga ada di lantai dua namun berada di paling pojok vila.
Vila ini memang tidak terlalu mewah meskipun begitu besar dan luas, namun kesan tua begitu melekat, hingga Raga baru sadar betapa vila ini terlihat menyeramkan.
Raga mempercepat langkah kakinya. Lalu saat ia sampai di depan kamar Hildan, buru-buru Raga mengetuknya.
"Hil? Ini gue Raga, Raga beneran! Buruan buka!"
Pintu kamar Hildan terbuka, buru-buru Raga masuk ke dalam sana.
"Liat Kan?Gw Sendirian Disini Gaada Vincent Atau Siapapun"
Raga menatapi sekitar kamar Hildan saat temannya itu berkata, ia meresapi hawa yang ada di kamar ini.
"Hil, gue rasa emang ada Vincent di sini ...." "Maksud lo?"
Raga mendekatkan diri ke kaca, kaca itu berembun, dan Raga baru tersadar jika semua kaca di vila ini memang selalu berembun.
"Bisa tolong tutup jendela sama matiin lampunya Hil?" Pinta Raga pada Hildan.
Hildan sedikit bingung, namun dengan cepat dia menuruti permintaan Raga. Kamar itu kini berubah menjadi gelap. Raga mengabaikan Hildan yang terus-terusan menanyakan, "Mau ngapain? Lo mau apa? Ra lu bukan setan kan?!" la mencoba fokus dan menatap kaca itu dalam-dalam. Raga membiarkan semua suara di sekitarnya memudar, seolah menjauh dan semakin lama semakin sunyi. Mata Raga tak berkedip sedetikpun, ia membiarkan dirinya seolah berpindah ke dimensi lain meskipun nyatanya ia tidak bisa melakukan itu, terlalu sulit untuknya. Namun Raga terus mencoba, di dalam pikirannya ia memanggil seseorang.
"Siapapun lo ... Siapapun kalian yang gue denger di hutan dan suara siapapun kalian yang masuk di voice note Hildan... Jawab gue I try to hear you... You always ask me to listened you, so here i am... I call you...."
Raga hanya mendapati dirinya dan Hildan di pantulan kaca itu, tidak ada siapapun yang bisa ia dengar.
"Please... Lo Vincent? Atau Marez? Atau Auzilen? Atau siapapun teman-teman gue yang tubuhnya diambil sama mereka, tunjukin diri lo... Lewatin batas dimensi itu... Give me a sign."
Fokus Raga buyar saat pintu kamar mereka diketuk, itu suara Jeren. Raga dan Hildan saling tatap. "Buka?" Tanya Hildan pada Raga. Raga menghela napas, matanya kembali menatap kaca yang kosong kemudian mengangguk. Namun sebelum Hildan membuka pintu kamar itu, Raga memperingati. "Hil, diantara kita bukan manusia... Jadi lo gak boleh percaya siapapun, tapi lo harus percaya kalo gue manusia dan untuk saat ini gue juga percaya sama lo."
Hildan mengangguk meskipun ia merinding bukan main, kemudian membuka pintu. Ada Jeren di sana, berdiri dengan wajah heran dan menatap Raga juga Hildan bergantian. "Ke bawah bang, kita mau makan."
Afraga
Jangan Liatin Gw Mulu
Afraga
Seolah Olah Lo Lagi Chatan Sama Gw
Afraga
Perhatiin Mereka Deh
Afraga
Menurut Lo Mana Yang Setan Dan Manusia?
Hildan
Kayak Gaada Bedanya Ga Sih?
Hildan
Mereka Kayak Keliatan Manusia
Hildan
Gaada Setan" Nya Sama Sekali
Afraga
Sifat Setan Kayak Gitu
Afraga
Mereka Menyerupai Mereka Sampai Kita Gasadar
Hildan
Terus Cara Kita Keluar Dari Sini Gimana Ra?
Hildan
Dan Lo Tau Kalo Gw Takut Banget Kalo Malem,Apalagi Divilla Sepi Begini
Afraga
Kita Harus Cari Dimana Marez Sama Auzilen Yang Asli
Afraga
Dan Untuk Saat Ini Gw Rasa Raja Juga Bukan Manusia
Afraga
Nanti Malem Gw Tidur Dikamar Lo
Afraga
Gw Mau Coba Buka Kepekaan Gw Dan Semoga Berhasil
Hildan
Masalahnya Ra,Kalo Mereka Tau Pergerakan Atau Yang Ngerencanain Kita Gimana Ra?
Afraga
That's The Problem Bro
Jeren
Eh Sorry Gw Masuk Kekamar Duluan
Jeren
Belom Sholat Maghrib Soalnya
Raja
Halah Paling Biar Ga Bantu Cuci Piring Kan?
Afraga
Eh Tuh Mobil Jadinya Gimana
Afraga
Lo Pada Kok Betah Banget Keknya Disini
Vincent
Iya Anjir Gw Mau Balik
Vincent
Udah Bales Belom Sih Montirnya?
Mareza
Bisa,Katanya Mereka Besok Kesini
Hildan
Gw Gasabar Mau Pulang Dari Sini
Vincent
Awalnya Gw Betah Banget Sama Nih Villa,Lama Lama Jadi Angker Dan Bikin Gw Ga Nyaman
Raja
Padahal Enak Villanya Bang Marez
Raja
Cuman Gw Juga Mau Pulang Sih
Raja
Soalnya Sinyalnya Jelek Disini
Auzilen
Iya Anjir Mau Mabar Gw
Auzilen
Dahlah Ayo Buruan Naik,Dan Semoga Besok Bisa Balik
Yang Gw Liat,Vincent Ini Selalu Mau Pulang Kek Gw Sama Kayak Hildan? Dia Juga Manusia Beneran?
Sedangkan Raja Seolah Olah Dia Mau Stay Disini, Sebenarnya Siapa Yang Setan Anjinggg Gw Prustasi Lama Lama
Jujur Gw Gamau Deket Deket Sama Mereka Selain Hildan? Sus Semua!
Ribet Banget Setan Anjingg,Kalo Mau Nampakin Diri Nampakin Aja!
Vincent
Lo Ga Tidur Dikamar?
Afraga
Gw Ada Urusan Sama Hildan
Afraga
Apasih Anjir Namanya
Afraga
Sih Hildan Mau Curhat
Vincent
Yaudah Gw Kakamar Bang Marez Ya Ra
Kini Raga kembali ke kamar Hildan, sekarang mereka duduk di sisi ranjang dengan sedikit cemas
"Terus sekarang apa, Ra? Kita harus gimana lagi?" Tanya Hildan pada kawannya. Malam sudah datang,
kegelapan panjang itu kini menghampiri.
Hawa dingin masuk dari sela pintu, menerpa lantai hingga dingin sebeku es itu terasa hingga tulang. Sunyi menjadi melodi, keheningan yang mecekam membuat bulu kuduk berdiri.
Teman-temannya yang lain seolah raih, hilang entah dimana saat malam tiba, saat pintu kamar masing-masing sudah tertutup dan hanya meninggalkan ruang kosong di villa tang terabaikan. Tangga kayu yang berdebu, decitannya terkadang seperti dipijaki mahluk tak kasat mata, atau suara hembusan angin di jendela yang tak tertutup rapat. Malam selalu terasa mencekam di sini.
"Gue akan coba panggil mereka lagi,"
"Siapa? Mereka siapa?"
"Gue gak tau mereka siapa, Hil, tapi mereka seolah ngasih tanda ke gue, waktu di hutan gue denger suara mereka dan di vn lo gue denger suara Raja, gue anggap itu suara temen-temen kita yang kebawa ke dimensi lain," "Lo... Bisa panggil mereka?"
"Gue akan coba... Hil tolong bantu gue, pegang tangan gue dan kalo gue nunjukin tanda-tanda aneh, tarik tangan gue." Hildan meneguk ludahnya kasar, lalu ia mengangguk.
Demi apapun ia merinding sekarang.
"Halo... Vincent?" Suara Raga terdengar menggema di kepalanya sendiri, namun percayalah Hildan tak mendengar apapun bahkan ia gak melihat temannya ini membuka bibir. Raga masuk ke dimensi lain.
"Halo?" Suara gema itu kembali terdengar di ruang hampa.
"Siapapun lo... Tolong kasih gue tanda," "Ra..."
Ada respon! Ada respon! Raga kembali fokus dan berusaha meraih suara itu.
"Lo bisa denger gue? Ikutin suara gue... Siapapun lo ayo ikutin suara gue."
"Gue Vincent...Raga lo bisa dengar gue?" "Raja? lya! Gue bisa dengar lo!" "Bang...." "Suara lo kecil! Gue gak bisa dengar lo Vin, lo ada dimana?" ini... Bang.... "Mereka datang....
"Gue takut ketahuan... Gue takut mereka tahu.... "Vincent tunjukin ke gue, siapa mereka yang lo maksud?"
"Raga...." Suara Vincent semakin kecil.
"Lo di sana sama siapa? Vincent kasih tau ke gue siapa aja diantara kita yang manusia?" "Raga mereka datang... Ra ... Keluar dari tempat
"Vin? Vincent?! Vincent gue gak bisa dengar suara lo lagi!"
Suara Vincent benar-benar hilang, tapi setidaknya Raga jadi tahu jika Raja yang bersama mereka adalah mahluk halus.
Raga mendengar suara Hildan, jadi ia berusaha mengejar suara itu agar ia bisa kembali. la keluar dari kesunyian itu, lalu menghirup napas dalam-dalam dan perlahan membuka matanya.
"AAAAA!" Raga menjerit histeris saat ia membuka mata, dia justru mendapati sosok bergaun putih yang berdiri di belakang Hildan, tepatnya di balik jendela, menatap ke arahnya.
Tanpa Raga sadari, ia baru saja membuka pintu dimensi lain, dan mereka mulai berdatangan
Comments