Keracunan Minuman?
Knock Know..Suddenly,The Card Has Been Sent To Every Occupant Of His Room
------------------------------------
Nggak,Nggak!! GW GA DENGER KALO ADA YANG NGETOK PINTU
--------------------------------
MAMA JIAN LIAT SILUET PAKE TOPENG TAKUTT T---T
--------------------------------------------------
ORANG GILA MANA YANG NGETOK PINTU JAM SEGINI?? BERISIK ANJNG
Bevena Chalista
Kalian Denger Gak??
Dizon
JIAN LO BERISIK BANGET NJG
Dizon
GW MAU TIDUR MALAH KEGANGGU
Dizon
Kamar Sebelah Gw Kan Kamar Lo
Bevena Chalista
Yang Lain Emang Pada Ga Denger?
Bevena Chalista
Ohh Masih Pada Tidur Rupanya
Jiano
Bang Vena,Temenin Gw Bang
Jiano
Plss Harusnya Gw Masih Tidur
Jiano
Pas Buka Jendela Malah Liat Siluet Bertopeng😭😭
Bevena Chalista
GW MAU KELUAR AJA GAK BERANI LO MALAH NYURUH GW BUAT KEKAMAR LO
Bevena Chalista
Plss.....Suaranya Makin Kenceng
Lorenzo
Gw Liat Jian,Siluet Itu...
Lorenzo
Its Fucking Creepy
Bevena Chalista
Renzo Nyali Lo Segede Paan?
Jiano
IYAAA BENER,Itu Yang Gw Liat
Jiano
Bedanya Gw Cuman Liat Siluet
Jiano
BUKAN SEJELAS INI ANJGG
Lorenzo
Ya Dipaksain Berani Lah
Lorenzo
Kalo Enggak Gabakal Tau Itu Siapa
Lorenzo
Nanti Takutnya Orang Iseng
Lorenzo
Tadinya Mau Gw Kejer
Lorenzo
Tapi Udah Lari Duluan
Bevena Chalista
ANJINGG WKWKWK
Maju Lo Sini,Gw Punya Allah
Gw Bacain Ayat Kursi Panasan Lo
Sebenernya Gw Gatakut Hal Beginian
Udah Biasa Dirumah Nenek Dulu
Diganggu Hantu Apapun Gabakal Takut Gw
Masalahnya Gw Lupa Kalo Setan Spesies Ini Bisa Bunuh Temen Gw
Kan Bisa Jadi Tuh Setan Bawa Senjata Buat Bunuh Gw
Pas Mau Gw Serang Balik Malah Nembus
SETANNYA KETAWA,GW YANG MALU
Elvis
Tiba Tiba Ada Card Aneh Dibawah Pintu Gw
Harrison
Gw Dapet Ijo Artinya Apa?
Elvis
Sama Gw Juga Ijo Kayaknya Hide Deh Kayak Dirules Kemaren
Hazel Azzahra
Tos Dulu,Dapet Ijo Juga
Dizon
Yakin Pada Nyebar Identitasnya?
Harrison
Kalo Nggak Gitu Kita Semua Jadi Korban,Lol
Elvis
Sisanya 2 Antara @You Sama @Jiano Pasti Ada Yang Dapet Yellow Card
Lorenzo
Lo Ngelupain Bevena?
Elvis
Oh Iya Bu @Bevena Silahkan Pengakuannya
Bevena Chalista
Gw Gatau Betul Ini Apaan Dari Dipojoknya Ada Warna Ijo
Bevena Chalista
Jian Bilang Ke Gw Juga Dapet Ijo
Harrison
WHAT??? TERUS YANG DAPET KUNING SIAPA NJING
Noo,Jangan Bilang Pada Mau Nuduh Gw
Harrison
Ren,Kurang Lo Doang Nih
Hazel Azzahra
@You Ren Lo Dapet?? Yellow Card?
Dada Gw Sakit Kalo Dituduh Gini
Lorenzo
Tbh Gw Dapet Green Card
Hazel Azzahra
Terus Siapa Dong??
Jiano
Sorry Tadi Hp Gw Sempet Error' Keyboard Nya
Harrison
Jian Lo Dapet Apa? Gausah Sekongkol Sama Dizon
Dizon
Maksud Lo?? Sekongkol??
Dizon
GW GAADA NIATAN BUAT SEKONGKOL SAMA JIAN ANJG
Dizon
GAUSAH NUDUH SEMBARANGAN
Harrison
Lah,Kan Jian Ngaku Sendiri
Dizon
MATA LO PICEK?? BISA BACA NGGAK?
Dizon
Jian Bilang Keyboard Rusak
Harrison
Hold Up! Bro....Santaii Dong
Harrison
Bisa Aja Lo Mau Lindungin Dia Kan
Harrison
Secara Jian Udah Lo Anggep Adek Sendiri,Kan?
Bevena Chalista
Har,Lo Kalo Mau Ngajak Duel Jangan Disini Dong
Lorenzo
Gerah Banget Heran Padahal Cuacanya Dingin
Dizon
Lah Kesepakatan Awal Bukannya Saling Melindungi??Lagi Pula Gw Jujur Gaada Niatan Apa Apa
Jiano
JIAN DAPET WARNA IJO
Jiano
Nih Kalo Ngga Percaya!
Bevena Chalista
JIANO ANDREW??
Bevena Chalista
GW BILANG JANGAN SEBAR IDENTITAS LO
Jiano
Bang Sorry Gw Gak Tau
Lorenzo
TARIK PESAN LO JIAN
Lorenzo
LO BACA ULANG RULESNYA!!
Jiano
Tombol Unsend Nya Gaada
Elvis
Yaudah Mending Kita Ngumpul Diruang Tengah
Harrison
Hari Ini Masih Siang
Harrison
Jadi Kalo Kita Ngumpul Sekarang Lebih Aman
Lorenzo
Bijak Juga Lo Berdua
Bevena Chalista
Gw Udah Dibawah
Mereka semua turun ke lantai satu, kebetulan lantai dasar berisi lorong dan tempat parkir. Maka ruang tengah diambil di lantai satu, tempat itu biasa mereka gunakan dua hari Terakhir.
Menghindari kegaduhan yang terjadi di roomchat grup mereka. Elvis meminta untuk berkumpul di ruang bawah, begitu pula dengan si Genius, Harrison.
Hari masih siang, ngumpul sekarang lebih aman, katanya.
Jian dari tadi sibuk mengurus handphonenya. “Ini aneh, masa tiba-tiba keyboard gue error, mau ngetik nggak bisa, trus tadi tombol unsend tiba-tiba menghilang. What's wrong with my phone?” keluhnya. Mulutnya terus menggerutu meluapkan segala perasaan yang mengganjal.
“Coba sini lihat,” Lantas Jian memberikan kepada Renzo. Benar saja tombol unsendnya nggak ada, ia pun mencoba mengecek di ponsel miliknya.
Padahal di ponsel miliknya ada. Bagaimana bisa milik si Jian menghilang begitu saja. “Punya lu udah ke update belom?” sesekali Renzo bertanya.
“Udah bang, gue sering unsend pesan gak jelas gue ke bang Dizon, tapi hari ini tiba-tiba nggak ada itu aneh rasanya, even... it's really not make sense,” jelasnya.
“Lo juga goblok banget, udah tau rulesnya nggak boleh sebar identitas lo.” sambung Dizon, tiba-tiba ia datang dengan seteko Teh dan beberapa gelas
Bevena duduk di sofa panjang tersebut bersamaan dengan keempat temannya yang barusan datang. “Teh bro...” Dizon menawarkan.
“Lagian gue udah emosi duluan liat lo bedua gelud di room chat, cuma masalah pengakuan gue ke bang Dizon,” ucap Jian serambi menuangkan Teh tersebut kedalam cangkir. Sedangkan Renzo hanya memandangi pergerakan Jian, ia sebenarnya juga ingin Meminum Teh sejenak. Namun ia harus mengingat, kalau akhir-akhir ini ia sering sakit perut, mungkin karena sudah sekian lama ia tidak meminum Teh Manis.
Lambungnya bisa anjlok, katanya.
“Tapi bukan berarti lo nge-pap in card lo, tolol!” Bevena menjitak dahi Jian, membuat sang empu meringis.
“Sumpah ya, salah gue apa sih! Sampe ngerasain kejadian aneh banyak banget. Hal kecilnya mulai pas dikamar mandi noh, merinding gue...” Jian lagi-lagi menyeruput Tehnya. Padahal yang lain sama sekali belum menyentuh cangkirnya, masih sibuk mengoceh soalnya.
“Iya aneh banget, anjing!”
“Apalagi denger orang gila ngetok pintu malem-malem,”
“Nggak usah jauh-jauh dah
Liat lorong gelap aja udah aneh,” Elvis menambahkan.
Lantas serambi menyimak perbincangan, masing-masing dari mereka menuangkan kedalam secangkir Teh, patut digaris bawahi alias mines Renzo.
Saking seriusnya mereka bertukar hal yang kalau dipikir secara logika, it's really not make sense, salah satu diantara mereka sengaja salah meminum gelas lain. Kebetulan dua cangkir itu berdekatan dengan volume yang sama.
Maka dengan itu Jian meminum teh sisanya, yang masih berisi teh, mungkin sekitar tiga per empat?
“Sebenarnya semuanya dapet ijo, atau memang ada yang nggak ngaku, sih?” Hazel terheran. Pertanyaannya disela kehebohan mereka, membuat mereka bungkam.
Mulut Mereka Hening Bersama,Seakan Keluh Mengatakan Sesuatu
Serentak mereka mengedikkan bahunya, tak tahu. Tak lupa saling menatap satu sama lain.
“Nggak tau... Gue cuma ngikutin alur permainan pelaku, seberapa hebat dia menciptakan game bodoh ini.” Harrison, dengan segala otak cerdasnya.
Pada akhirnya, mereka hanya bertukar apa yang mereka pikirkan saat ini.
---------------------------------------------------
Gatau Kenapa Tiba Tiba Perut Gw Sakit Lagi
Mam-maaa Sa-Sakit Bangettt
Mereka semua sudah kembali sejak dua puluh menit yang lalu, meski tersisa Jian ditemani Bevena diruang bawah. Hanya saja ketika hendak kembali ke kamar. Tiba-tiba Jian merasakan mual yang luar biasa. Bahkan perutnya sempat sakit, rasanya seperti diperas lalu ditusuk ratusan jarum.
Hingga akhirnya, Jian tumbang dengan mulut yang berbusa...
Siapa yang nggak panik melihat temannya tumbang didepan mata secara non manusiawi?
Oh, come on! Bevena Chalista masih bagian dari manusia, tentunya ia pun panik.
Bevena Chalista
JIANNN WOII
Lorenzo
Jian Kenapaa,Venn??
Bevena Chalista
Jian......
Bevena Chalista
Udah Gaada Ren
Bevena Chalista
Mulutnya Penuh Busa
Lorenzo
SIALAN PELAKUNYA EMANG UDAH NGINCER JIAN DARI AWAL
Lorenzo
Jangan Ada Yang Nyentuh Kopi Tadi
Lorenzo
Gw Yakin Ada Racun
Lorenzo
GW MAU LO SEMUA KEBAWAH SEKARANG!
Lorenzo
Jadi Target Utama Musuh
Lorenzo bergegas turun ke lantai bawah, tidak jauh hanya melewati dua lantai alias kamar Renzo berada di lantai empat.
Dari kejauhan ia bisa menemukan Hazel yang tersungkur dilantai. Panik bukan main. Sorot matanya tidak bisa berbohong, bahwa kala itu perasaan bersalah terus bermunculan. Bisikan aneh mulai terngiang di kepala Hazel.
Harusnya lo yang mati, kan lo yang bawa mereka kesini
Gausah ngorbanin nyawa orang lain, bodoh!
Tak jarang ia menggigiti kukunya sampai berdarah. Jujur saat ini ia menangis sejadi-jadinya. “Bukan gue Ren.... Lo bisa percaya gue kan?” bibirnya terus bergetar hebat. Renzo tidak menjawab,
Lantas Renzo mendekat, “Kenapa bisa begini?”
“Nggak tau ren... Jian tadi sempet ngeluh sakit, tiba-tiba dia ambruk gitu aja. Gue takut Ren... gue nggak bakal ngira kaya gini...” ucapannya memelan diakhir. Kemudian Renzo mengecek nadi Jian, benar saja tidak ada detak disana.
“Jian beneran udah nggak ada,” Renzo menatap wajah Hazel yang sembab. Apa boleh buat? Semua sudah terjadi. Padahal permainan baru dimulai, poin satu sudah diraih musuh lebih dulu,
Sampai-sampai Bevena lari dengan nafas tak beraturan, Ia langsung bersimpuh dihadapan Jian yang terbaring tak bernyawa.
Meski ia tau bibir pucat Jian, dan tangannya yang dingin memperjelas semuanya.
“Lan? Bangun!” ucap Bevena, tangannya terus menepuk pipi Jian.
“Bangun anjing! Gue harus bilang gimana ke mamah lo?!” nada Bevena semakin meninggi, air matanya turun tanpa perintah.
Disisi lain Harrison terus mencari keberadaan Dizon. Ia mencarinya bahkan sampai ke sudut sudut ruangan sekalipun. Namun batang hidung Dizon tak kunjung muncul.
Begitu notif roomchat grup mengatakan Jian sudah jadi target musuh, otak geniusnya langsung terarah Dizon yang membuat Teh tadi.
Sepanjang ia mencari Dizon, sempat juga ia berpapasan dengan Elvis, “Jian kenapa?” tanyanya panik.
“Gatau, lo turun aja deh. Kayanya dia keracunan,” jelas Harrison.
“Oke, makasih!” Elvis menepuk bahu Harrison.
"El,Lo Tau Dizon Dimana?"
Hendak melangkah meninggalkan Harrison, Elvis memutarbalik badannya. “Ada di kamar mandi,” ucapnya.
---------------------------------------------------
“Sini lo!” ucap Harrison begitu ia menemukan Dizon membuka pintu kamar mandi. Perasaan aneh tak heran muncul dibenaknya.
Jujur ia bingung tatkala Harrison menarik tangan Dizon, menggenggamnya erat hingga sang empu merintih kesakitan, “Gue habis mandi, sat! Gausah ditarik gini,” cercanya.
Tidak peduli seberapa banyak rintihan dan bad words yang Dizon lontarkan kepadanya, Harrison terus menyeretnya. Membawanya turun ke bawah.
Bahkan sepanjang lift itu bergerak turun, mulut kecil Dizon tak kunjung berhenti diam. “Gausah diseret, lo budeg?!”
Memutuskan untuk pasrah, Dizon akhirnya mengikuti kemana Harrison akan membawanya.
Ternyata ia membawanya dihadapan teman-temannya. Melihat Jian yang terbaring diatas ranjang membuatnya semakin kebingungan. “Ini ada apa? Jangan bikin gue tambah bingung, gue ud—”
“Lo nggak liat Jian udah nggak bernyawa?” kini Elvis berbicara.
"Jian Udah Gak Ada Zon" Ucap Renzo
“BANGSAAAT! LO APAIN JIAN!”
Pukulan pertama berhasil Bevena berikan kepada pipi mulus Dizon. Ia tersungkur, lebih lebih lagi ia terkejut, bahkan Bevena belum pernah melakukan ini sebelumnya.
Sedangkan Bevena melayangkan tatapan nyalang. Nafas Bevena menggebu-gebu, “Nggak usah pake fisik bisa?” pekik Renzo menjadi pemisah diantara mereka. Tangannya menahan Bevena yang tersulut emosi, “Kalem dong, bro...” imbuh Harisson.
"Lo Ngeracunin Teh Jian?"
Demi Apapun Dizon Gugup Seribu Bahasa
“Gue nggak ngerti jalan pikiran lo, har...” Dizon menggeleng-geleng tak percaya. Airmatanya menetes begitu saja, rasanya dadanya sakit sekali dituduh seperti ini. Sepertinya rasa kepercayaan mereka ke Dizon perlahan memudar.
Meskipun Dizon yang membuat Teh tersebut, apa mereka punya bukti? Bahwa Jian keracunan sebab Teh buatannya?
Bevena tidak ambil pusing, ia mengambil langkah pergi, meninggalkan mereka yang terdiam menatap punggung Dizon yang perlahan menghilang.
Biarkan Dizon sendiri dulu, untuk saat ini.
Comments