EP02: Kutukan Succubus
Malam telah larut di kawasan Azabujuban. Seorang lelaki berambut gondrong dan tubuh atletis baru saja selesai mandi.
Ia hanya mengenakan celana panjang, sementara tubuhnya tidak tertutup kaus sama sekali. Di lehernya terkalung handuk dan sesekali ia gunakan untuk mengeringkan rambut gondrong tanggungnya.
Ryouhei Araki
Huh. Mana sih yang lain? Sudah hampir jam 11 malam, tapi belum pada pulang.
Lelaki itu Ryouhei. Ia bisa dipanggil Ryo, Ryouhei-san, atau Ryo-kun, tergantung siapa yang memanggilnya.
Melihat teman-teman satu apatonya belum pulang, Ryo menggerutu, kemudian melempar handuknya sembarangan ke sofa.
Di Lions Mansion, Azabujuban, dia tinggal bersama ketiga ajudannya. Kouki Saito, Oni berusia 520 tahun, Takkun berusia 300 tahun, dan Eiichi yang berusia 400 tahun.
Meskipun begitu, secara fisik mereka tetap tampak seperti umur manusia muda. Jika dilihat berdasarkan umur manusia, Takkun adalah yang termuda di antara mereka.
Karena bingung mau melakukan apa, Ryo menuju rak tempat ia mengoleksi vinyl, piringan hitam kesayangan. Ia mengambil satu vinyl band Jepang dan memutarnya di turntable.
Ryouhei Araki
Ah, sial. Mana aku lapar pula. Ke mana makhluk-makhluk sialan itu?
Ryouhei Araki
Lebih baik aku minum anggur saja sambil menunggu.
Setelah musik berputar, Ryo menuju rak minuman. Ia mengambil sebuah gelas dan menuangkan minuman favorit. Setelah itu, tentu saja ia bersantai di sofa sambil mendengarkan piringan hitam dan minum.
Tak lama kemudian, suara bel terdengar. Ryo bingung sendiri. Kalau itu adalah tangan kanannya, buat apa mereka menekan bel? Bukankah mereka sudah tahu kunci akses pintu apartemen ini?
Ryouhei Araki
Apa lagi sih?!!
Ryo melihat interkom. Tampak Takkun, anak buah termudanya berwajah panik. Ia tampak menangkupkan tangan dan menunduk. Dari interkom, dapat Ryo lihat bahwa lelaki dengan rambut berwarna pirang dan tindik di kanan-kiri itu menyebutkan kata "Gomen, Ryouhei-san!"
Takkun (Takashi Mori)
Gomen! Ryouhei-san!
Ryouhei Araki
Kenapa nggak langsung buka pintu aja sih?
Takkun (Takashi Mori)
Maaf, sekali lagi maaf!
Mau tak mau, Ryo membukakan pintu. Namun, baru saja pintu terbuka sedikit, kaki jenjang nan mulus dengan high heels hitam menahan ambang pintu.
Aroma parfum yang manis tapi tajam pun tercium.
Ryouhei bergumam dan menggerutu lagi dalam hati.
Karen Kurihara
Hai, Ryo-kun~
#nada menggoda
Karen Kurihara
Nee Ryo-kun... Kenapa HPmu tidak bisa dihubungi? Kenapa kamu nggak balas pesanku?
Gadis seksi dengan bibir merah dan rambut hitam lurus itu melenggang masuk bahkan sebelum Ryo mengizinkan. Takkun di belakangnya hanya mengatupkan tangan dan menunduk.
Gadis bernama Karen itu lalu menuju sofa.
Karen Kurihara
Rupanya kamu lagi minum-minum. Kenapa nggak ngajak aku?
Ryouhei Araki
Maaf, aku sibuk hari ini.
Karen Kurihara
Sibuk apa coba? Bikin desain tato baru? Duh... Tadi aku ke tattoo parlor punyamu di Shibuya, tapi sepi tuh.
Ya. Ryouhei bekerja sebagai penato sekaligus pemilik gedung tempat tattoo parlor itu berada. Sebagai Oni, dia sebenarnya sudah banyak uang, tapi karena bosan, dia memutuskan cari pekerjaan yang dia suka. Karena dia suka menggambar, makanya dia membuka tattoo parlor.
Sementara iblis lainnya memutuskan untuk menjadi model, pengusaha, pengacara, politisi, sampai agen rahasia untuk menambah kekuasaan mereka, Ryouhei sang Oni dari klan tertinggi malah memilih jadi tukang tato.
Takashi-dono, ayahnya, sampai pernah bilang kalau Ryouhei itu terlalu polos.
Ryouhei Araki
I-i-iya... Aku memang bikin desain dan di Shibuya lagi sepi, tapi ini sebenarnya buat proyek desain tato sama majalah model cowok.
Tanya aja Gou Izu, dia yang bakal pakai tato nggak permanen ini.
Karen Kurihara
Iya deh... Aku percaya.
Karen lalu mendekat pada posisi duduk Ryo yang berseberangan dengannya. Gadis itu lalu melingkarkan tangannya di lengan Ryo. Ia pun menyandarkan kepalanya di bahu Ryo.
Melihat perut sixpack Ryo membuat Karen merunut jari-jemarinya di otot-otot perut Ryo.
Karen Kurihara
Aku kangen kamu tau. Kamu nggak kangen padaku ya?
Ryouhei Araki
Bukannya begitu, Karen. Tapi... Kamu sendiri tahu kan, kalau kita sesama ras? Hanya saja, kami para Oni tidak boleh denganmu, Succubus.
Ryouhei Araki
Kami hanya bisa melanjutkan keturunan dan legitimasi hanya jika kami menikah dengan manusia.
Karen Kurihara
Apa kamu nggak bisa kabur aja dari klanmu itu?
Ryo menelan ludah. Seorang Oni yang membawa kabur Succubus tentu bukan hal baik! Bisa-bisa nanti ras Oni harus berperang melawan Succubus-Incubus. Apalagi mereka terkenal sebagai kelompok yang erat sekali solidaritasnya.
Ryouhei Araki
Aku nggak mau cari perkara.
Karen Kurihara
Tapi... Tapi kamu kan calon pemimpin ras Oni? Masa kamu nggak bisa melakukan itu?
Ryouhei Araki
Biar begitu... Semua tetap ada aturannya. Ada law and order. Aku nggak bisa mengkhianati Oni. Aku nggak mau mati konyol.
Karen marah. Wujud Succubusnya perlahan muncul. Tanduk kecil berwarna hitam perlahan tumbuh dari pucuk kepala dan gincu bibirnya yang merah, kini makin merah. Semerah darah.
Tak hanya itu, buntut hitam dengan ujung lancip pun tampak melingkar. Kini, gadis cantik itu mulai menampakkan wujudnya yang lebih sensual sebagai Succubus. Itu karena tugas mereka memang sebagai penggoda manusia agar masuk dalam lembah dosa.
Karen Kurihara
Jadi... Maksudmu, memacariku itu hal konyol?
Ryouhei Araki
Nggak... Aduh...
Bukan begitu, Karen.
Karen Kurihara
Iya. Maksudmu begitu kan?
Ryouhei Araki
Duh, Karen. Bukan begitu...
Karen Kurihara
Baiklah kalau memang itu maksudmu. Kita berpisah aja.
Ryo tidak menduganya, tapi ia sebenarnya senang. Ia sudah malas berurusan dengan para succubi, apalagi harus bermain cinta dengan mereka.
Selain itu, ia sebenarnya tak suka dengan cewek posesif seperti Karen.
Karen Kurihara
Sebelum pisah, aku ada kado terakhir...
Ryouhei Araki
Nggak usah repot-repot, Karen.
Karen Kurihara
Aku nggak repot kok. Sini...
Karen menarik wajah Ryo perlahan mendekat. Berhubung Ryo memang orangnya brengsek, dia mau saja menerima kado ciuman dari mantannya ini.
Namun, saat Ryo hendak menerimanya, Karen malah meniupkan asap merah muda melalui bibirnya ke bibir Ryo.
Sepersekian detik tersadar, Ryo langsung melotot.
Ryouhei Araki
Apa ini, Karen?!!!
Cepat keluarkan!
Karen Kurihara
Ini love poison. Hanya Succubus yang memilikinya.
Ryouhei Araki
Cepat berikan aku penawarnya!
Karen Kurihara
Tak ada penawarnya. Kamu cuma bisa sembuh, kalau kamu ngerasain apa yang namanya cinta sejati.
Karen Kurihara
Kamu akan merasa sakit, remuk sekujur badan, sampai orang yang kamu cintai nanti, balik mencintai kamu.
Karen Kurihara
Kalau itu nggak terjadi, maaf saja, Ryo-kun. Kamu akan kesakitan setengah mati selamanya, padahal kamu sendiri adalah seorang immortal.
Karen lalu bangkit dan tersenyum menggoda. Ia pun pergi meninggalkan Ryo yang mulai kesakitan. Bahkan, calon raja iblis yang terkenal kuat itu, meringkuk melolong-melolong. Ada rasa terbakar dari liver menuju jantung, seolah-olah dia sedang asam lambung.
Sebelum Karen membuka pintu apartemen Ryo, gadis succubi itu memberikan one last kissbye.
Karen Kurihara
Selamat mencari cinta sejati!
#tersenyum picik
Karen keluar dari pintu dan membiarkannya terbuka. Ia bahkan sempat-sempat mengelus pipi Takkun yang masih setia di luar apartemen Ryo hanya karena ingin memberikan atasannya privasi.
Saat melihat Karen keluar berbentuk Succubus, Takkun langsung berpikir bahwa ada yang tidak beres!
Ia pun buru-buru masuk dan mendapati Ryo yang kesakitan. Ia terbatuk hebat, tapi tak bisa mengeluarkan sumber rasa sakitnya. Tak ada luka, tak ada infeksi, hanya sakit seperti orang patah hati.
Takkun (Takashi Mori)
Oh, gawat!
Ryouhei-san!
Ryouhei-san!!!
Ryouhei Araki
Takkun...
Ce-cepat...
Ryouhei Araki
Panggil Kouki! Kouki!
Takkun (Takashi Mori)
Ba-baik! Ryouhei-san! Akan segera kuhubungi Saito-san!
Takkun bergegas menelepon salah satu tangan kanan Ryo yang lain. Setelah telepon tersambung, Takkun langsung berteriak panik.
Takkun (Takashi Mori)
Saito-san! Tolong segera pulang!
Kouki Saito
Ada apa? Kenapa kau panik begitu?
Takkun (Takashi Mori)
Ryouhei-san... Ryouhei-san dalam bahaya!
Ia diracun oleh Succubus!
Kouki Saito
Apa??? Racun apa yang kau maksud?
Takkun (Takashi Mori)
Love poison!
Kouki Saito
Huh! Gawat! Baiklah. Aku segera pulang. Sambil menunggu, berikan Ryo minuman keras atau painkiller atau apa pun!
Takkun (Takashi Mori)
Baik, Saito-san!
Telepon pun ditutup dan krisis pun berlangsung. Sebisa mungkin, Takkun membantu Ryo melewati rasa sakit itu sampai Kouki pulang.
Author M
Hai! Maryjun di sini!
Author M
Duuuuh. Episode ini sebenarnya kusuka, gara2 bromance!
Hahaha.
Tapi, minggu depan Miki dan Kouki bakal ketemu untuk pertama kalinya.
Author M
Nantikan terus cerita para Oni ini ya! Dan jangan lupa berikan dukungan kalian biar aku bisa ngebut update!
Comments
Mamapuri
Wkwkwk kaget thorrrr
2023-04-04
0
Ayu Welirang
Iya. Aku jg suka kalo ada bromance-nya. 😆😆😆😆
2023-03-31
1
Ayu Welirang
Waaa Hirano Sho. ❤
2023-03-31
1