Jangan percaya!
Zea Tasya Florentina
Lu siapa?
Tanyaku pada seorang wanita yang sedang duduk di kursi depan rumahku.
Aku tak ingat, sejak kapan aku memiliki teman bernama Elma. Apa mungkin dia salah rumah
Zea Tasya Florentina
Lu nyari siapa?
Aku melangkah mendekati wanita itu. Namun dia tidak menjawab pertanyaan kedua ku.
Zea Tasya Florentina
Hayy, hello, lu cari siapa? *menepuk bahu Elma
Namun bukannya menjawab, wanita itu malah mencengkeram tanganku begitu kuat.
Suara samar seorang wanita berlalu ditelingaku
Arini
Udah soreee *menarik selimut
Zea Tasya Florentina
Arini?
Syukurlah, kupikir kejadian tadi benar adanya, ternyata hanya bunga tidur.
Zea Tasya Florentina
huaaaahhh 😴 ... Gina belum dateng? *mengucek mata
Arini
Lah, bukannya pulang bareng lu?
Zea Tasya Florentina
Engga, dia bilang ada urusan
Arini
Ya mungkin belum selesai *membuka jaket
Zea Tasya Florentina
Hmm maybe
Tak berselang lama datanglahorang yang sedang Aku dan Arini bincangkan. Gina tiba dengan raut wajah girang, tak seperti pada umumnya.
Arini
Tuh anak kenapa? *menyikut Tasya
Kami berdua tidak akan mengetahui jawaban sebelum sang 'tersangka' yang memberitahu.
Brugg, Gina ikut membaringkan badannya bersama Aku dan Arini, diatas ranjang yang sumpek ini.
Zea Tasya Florentina
Lu kenapa senyam senyum sendiri?
Plakkk, Arini sedikit menjitak kepala Gina saking kesalnya.
Dan terjadilah sebuah 'perang saudara' antara Arini dan Gina. Sementara Aku hanya menjadi penonton mereka. Sudah biasa rasanya menyaksikan tingkah laku mereka yang kadang kekanak-kanakan.
Zea Tasya Florentina
Eh, masih keburu gak yaa belanja bahan makanan?
Arini dan Gina tak menghiraukan pertanyaan ku.
Zea Tasya Florentina
WOYYY *teriak
Mereka berdua kini berhenti 'bergulat dengan posisi yang sangat lucu. Telunjuk Arini berada disalah satu lubang hidung Gina. Sementara tangan Gina sedang menarik rambut Arini.
Hadehh, kelakuan dua makhluk ini sungguh menggelikan sekaligus menjengkelkan.
Zea Tasya Florentina
Kita mau belanja gak nih? kalo gak mau yaudah berarti gak makan *memasang earphone
Arini
Eh, iya iya ayo belanja
Arini
Awass kuda nil *mendorong Gina
Aku, Arini dan Gina pun bergantian bersiram, membersihkan diri sebelum pergi. Agar terlihat segar, masa iya remaja cantik berpenampilan kumuh hehee.
Gina sedang asik asiknya menikmati musik yang diputar. Kepalanya mengangguk, mengikuti irama yang keluar. Di lain sisi, Arini begitu fokus mengemudi. Wajar saja, malam hari seperti ini jalanan kota cukup ramai.
Sementara aku, tetap menatap layar handphone. mataku berselancar ria di dunia maya.
Sekitar 5 menit akhirnya kami sampai di salah satu supermarket. Jaraknya lumayan tak jauh dari tempat tinggal ku.
Seakan sudah paham apa yang dimaksud, Arini dan Gina segera menyebar mencari kebutuhan yang diperlukan.
Gina sedang menjalankan tugasnya di bagian sayur dan buah-buahan. Berhubung dia sedikit mempunyai jiwa 'keibuan', maka dari itu dia dipercaya membeli kebutuhan tadi.
Di lain sisi, Arini berada tak jauh dari Gina. Dia sedang memilah bahan makanan lain, seperti daging dan ikan segar tentunya.
Sementara disisi lain, aku sedang mencari keperluan lain. Seperti sabun, pelicin baju, dan lain lain. Wajar saja, hari ini adalah tanggal muda, jadi Aku, Arini dan Gina harus memiliki stock yang cukup untuk 1 bulan kedepan.
Ketika sedang asik menikmati momen belanja.
Ada seseorang yang memanggil ku dengan sebutan tak biasa.
Anfal
Lu apa kabar? *menghampiri Tasya
Zea Tasya Florentina
*menyipitkan mata
Zea Tasya Florentina
Sorry, siapa ya?
Zea Tasya Florentina
Anfal? 🤔
Zea Tasya Florentina
Bentar bentar *mencoba berpikir
Otakku sedang mencari 'data' tentang pria ini. Dan syukurnya, aku belum terlalu tua untuk membuat memori lama ku usang.
Zea Tasya Florentina
ANFALLL *teriak menunjuk Anfal
Pria didepanku ternyata adalah teman masa kecilku di kampung. Pantas saja dia menyebutku dengan panggilan Zey, yang hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
Anfal
Betulll, gua kira lu udah pikun 😬
Zea Tasya Florentina
Yaampun kok lu beda sih 😲 *menatap dari atas sampai bawah
Paras yang elok, tumbuh tinggi semampai dengan kulit berwarna putih. Pangling sekali aku melihat Anfal yang sekarang. Karena saat kecil dia sangat bujil, bagaikan anak tak terurus, hahaha
Anfal
Begitu banget ngeliatin gua, kenapa? Ganteng ya?
Huh, sikapnya memang tak berubah.
Zea Tasya Florentina
Dih geer
Anfal
Ngomong-ngomong si Arini mana? Biasanya barengan terus
Teriak seseorang dari arah pintu keluar, sepertinya itu adalah teman anfal.
Anfal
Eh gua pergi dulu ya
Anfal
Tulis nomer lu disini, buat komunikasi aja *menyodorkan handphone
Anfal
Oke, thanks yaa. Byee
Zea Tasya Florentina
Siaaapp. Bye juga ☺️
Kemudian anfal pun pergi secepat kilat meninggalkan supermarket ini.
Zea Tasya Florentina
Busett pada gak kira kira banget 😳
Aku tersentak ketika melihat Arini dan Gina sedang mendorong troli belanja yang sangat penuh
Tak berdaya, aku hanya bisa pasrah atas kelakuan dua karibku ini.
Arini
Gantian lu yang nyetir *masuk dengan cepat
Sementara aku yang duduk di bangku belakang hanya tersenyum geli mendengar ocehan mereka.
Zea Tasya Florentina
EH STOPPPP *Menepuk bahu Gina
Gina
Arrrggh, apa yang ketinggalan? 😤
Zea Tasya Florentina
Gua pengen beli nasi goreng itu tuh *sambil balik badan
Arini
Yang mana penjualnya?
Zea Tasya Florentina
Kok gak ada sih. Padahal tadi disitu 😕
Aneh sekali, baru saja aku melihat seorang wanita mendorong gerobak nasi goreng di bahu jalan. Tapi dengan kedipan mata wanita itu malah menghilang.
Arini
Udah lah jangan bercanda. Kalo mau nasgor nanti beli di depan aja
Zea Tasya Florentina
'Perasaan gue gak salah liat deh' *Menggerutu dalam hati
Arini
Pelan-pelan ginaaa, itu ada telur 😠
Aku dan Gina pun pergi ke dapur untuk menyimpan belanjaan yang seabrek ini.
Sementara Arini, dia memarkirkan mobil terlebih dulu. Karena tidak bisa dipungkiri, Arini memiliki skill parkir tingkat dewa, hehe
Arini
Lu beli boneka baru gin?
Sepertinya dia baru membeli boneka itu tadi siang
Seperti biasa, Aku, Arini dan Gina menghabiskan malam ini dengan macam-macam aktivitas.
Arini si pecinta korea sedang asyik menonton k-drama. Dia begitu menghayati film itu, sampai terkadang matanya terlihat berkaca-kaca.
Sementara Gina sedang membaca sebuah novel, ditemani sebungkus cemilan pedas.
Dilain sisi, aku sedang melamunkan nasibku selanjutnya. Pikiranku melanglang buana mencari sebuah solusi atas kejadian yang menimpa.
Namun, ditengah lamunan panjang ini aku dikejutkan dengan suara telpon masuk. Aku sebenarnya sudah tau siaap yang menelponku berulang ulang. Dia pasti si brengsek, Kevin.
Tuuttt, ku tekan tombol merah, untuk saat ini hatiku belum tenang dan siap untuk berbicara dengannya. Tapi, tak sengaja kulihat dari jajaran 28 spam pesan dari Kevin, ada sebuah kalimat yang menarik.
💌
Kevin : Sya, lu udah terima boneka dari gua kan? Gua titip ke Gina tadi
Zea Tasya Florentina
🤔Boneka?
Seharian ini Gina tidak memberikan apapun padaku. Atau jangan-jangan, boneka Gina tadi adalah boneka yang seharusnya jadi milikku?
Tapi kenapa Gina tidak memberikannya dan malah menyukai boneka itu?
Comments