Bab 4

Zzeeett...zzeett ..Zzzeeeeeettttt ..!!!

Bunyi getaran ponsel membuat Emelie sedikit terperanjat kaget. ternyata ponsel Jason berbunyi, panggilan telepon masuk ..Dengan santai ia mengangkatnya.

Pria itu menempelkan ponsel di telinganya,tapi dia hanya diam mendengarkan apa yang sedang disampaikan oleh seseorang dari seberang.

Sepertinya si penelpon sedang memberitahukan sesuatu hal yang sedang darurat.

"Hmmmm." jawabnya singkat setelah mendengarkan apa yang diberitahukan oleh si penelpon.

Kemudian ia langsung menutup telponnya. Sang sopir langsung meliriknya dari kaca spion dalam ,seolah menanyakan apa yang harus di lakukan. Sopir itu adalah Johni.

Saat bersamaan Jasonpun ikut melihat ke arah kaca spion ambulance yang ada di depan,lalu memberi kode pada Johni seolah menyuruhnya untuk segera tancap gas.

Begitu menyadari si sopir menambah kecepatan laju mobilnya,Emelie yakin situasi dalam keadaan darurat. Ia berpegangan pada apa saja yang ada disampingnya ,dan tanpa sadar satu tangannya berpegangan pada tangan Jason. ia mencengkram tangan pria itu kuat,seraya memejamkan mata karena rasa takut akibat laju kecepatan mobil yang sangat tinggi.

Setelah rasa takutnya mulai berkurang,Emelie mencoba membuka matanya perlahan. Barulah ia menyadari bahwa sedari tadi ia berpengan pada tangan pria yang duduk di sebelahnya itu.

Emelie kaget begitu melihat tangan Jason berdarah akibat terkena kukunya saat ia mencengkramnya tadi.

Dengan cepat Emelie melepaskan tangan Jason. Emelie merasa bersalah sekali setelah melihat tangan pria disampingnya itu berdarah.

"Maaf,aku tidak sengaja melukaimu." ucapnya menyesal.

" tenang aku akan mengobatinya." Emelie lalu segera mengambil plaster luka di tasnya.

"Pak, bisa pelankan sedikit mobilnya.? tangan pria ini berdarah, aku harus mengobati lukanya..!!" ucap Emelie pada si sopir karena ia kesulitan hendak memasang plester luka di tangan Jason.

Johni melihat dari kaca spion,sepertinya tangan bosnya itu benar-benar sedang terluka. iapun langsung mengurangi kecepatan mobilnya.

Saat Emelie mengambil tangan Jason lalu meletakkan di lututnya hendak memasangkan plester luka tersebut. Jason langsung menoleh Pada Emelie dengan tatapan yang sangat dingin. Kemudian langsung menarik tangannya kembali dari lutut Emelie. sepertinya ia tidak mau diobati.

Setelah itu di ambilnya plester luka itu dari tangan Emelie dengan kasar.

"Jangan sentuh aku,!! aku bisa memakainya sendiri." ucapnya.

Emelie kaget seraya menatapnya heran,kemudian menggeser duduknya sedikit menjauh.

"Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu.." balas Emelie seraya mengangkat kedua tangannya memastikan bahwa dirinya tidak akan menyentuh Jason lagi.

"Cepat lajukan mobilnya,kita harus segera sampai." perintah Jason pada Johni.

Johni pun segera melaksanakan titah tuannya itu dengan menambah kecepatan mobilnya.

Suasana kembali canggung. Hanya deru mobil dan suara sirine ambulans yang terdengar saat itu.

Emelie memperhatikan pria itu memakaikan plester obat luka ditangannya sendiri. Diperhatikannya mulai dari ujung jari hingga ke lengan Jason yang tidak tertutup oleh kaos ketet lengan pendek berwarna hitam yang ia kenakan.

Ototnya yang besar tampak menyembul keluar.

Seketika matanya tertuju Pada bagian pangkal lengan Jason. Emelie melihat ada bekas jahitan disana.

" Hmmm..Sepertinya sudah banyak bekas luka ditubuhmu. Tentu saja kau sudah sangat ahli dalam mengobati lukamu sendiri,bukan.? pantas saja kau tidak membutuhkan bantuan Dokter untuk itu." Ucap Emelie mengejek.

Jason hanya diam dan kembali menatap lurus kedepan.

Beberapa menit berselangan, lokasi peternakan sudah hampir dekat.

Satu kilo perjalanan menuju lokasi, mereka melewati jalanan sempit. terdapat hutan di samping kiri dan kanan.

Saat itu perasaan Emelie mulai tidak enak.

Ia mulai curiga kemana kedua orang itu membawanya pergi.

"Dimana ini.? mereka bilang ada kecelakaan..? Dimana lokasinya.?" Tanya Emelie dengan perasaan sangat cemas sambil melihat sekeliling.

Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.

Hingga akhirnya merekapun sampai di lokasi peternakan.

Emelie turun dari mobil lalu kembali melihat sekeliling. Hanya Terdapat banyak sapi yang dikandangkan di tempat itu ,sama sekali tidak ada peristiwa kecelakaan.

Menyadari hal itu, perasaan Emelie jadi semakin tidak enak.

"Tempat apa ini..? Kenapa kalian membawaku kekandang sapi.? Dimana lokasi kecelakaanya.?" tanya Emelie lagi.

"Tidak ada kecelakaan disini Dokter. kau hanya perlu mengobati seseorang yang sedang sekar*t di dalam sana." Sahut Jason. Kemudian ia langsung menarik tangan Emelie agar berjalan mengikutinya .

Dengan cepat Emelie menepis tangan Jason dengan kasar.

"Aku tidak suka ini,kalian telah menipuku.. lihat saja aku akan melaporkan hal ini."

"Dan kau, kau sepertinya bukan sopir ambulans yang biasa bekerja dirumah sakit yang sama denganku. Katakan siapa kalian.?" Teriak Emelie pada Johni.

"Di dalam sana Ada pria yang sedang sekar*t. Setidaknya kau

lihat dulu kondisinya." balas Jason.

Emelie terdiam sejenak, ia rasa tidak ada salahnya juga memastikan dulu ucapan pria itu apa benar ada pria yang sedang sekar*t di dalam sana.

"baiklah kalau begitu." ucapnya.

Mendengar jawabannya,Jason langsung membawa Emelie kesebuah ruangan .

Dilihatnya ada Seorang pria tua sedang mempersiapkan alat bedah bersama seorang pria paruh baya yang terbaring di atas tempat tidur tidak sadarkan diri dengan alat medis seadanya.

Sepertinya denyut jantung pria itu sudah mulai melemah .

Emelie sangat kaget dan heran kenapa pria yang sudah s*k*rat itu dibiarkan berada dilokasi peternakan sapi dan tidak di bawa ke rumah sakit.

"Segalanya sudah siap untuk operasi." ucap si pria tua yang sedang membersihkan pisau bedah.

"Lihatlah,jika ada yang kurang kami akan membawanya." ucap Jason pada Emelie .

"kalian gila,kenapa pria ini tidak dibawa kerumah sakit.?" teriak Emelie lagi.

"lakukan saja tugasmu,kau hanya perlu mengeluarkan peluru di tubuhnya dan membuatnya tetap hidup." tegas Jason.

Emelie kembali terdiam dan berfikir.sepertinya sudah terjadi sesuatu yang tidak beres disana.

"Disini sedang terjadi sesuatu yang bersifat kriminal,bukan.?" Emelie menebak apa yang sedang terjadi.

"Pria itu akan mati jika kalian tidak segera membawanya kerumah sakit." sambungnya.

"lakukan saja operasinya,setelah itu aku akan membayarmu sebanyak yang kau minta." Jason mencoba bernegosiasi dengan Emelie .

Namun sebagai seorang Dokter yang jujur,tentu saja Emelie tidak tertarik dengan penawaran semacam itu .

" Aku tidak melakukan operasi ilegal untuk uang." Jawabnya dengan jelas dan mulai emosi.

"Aku akan menghubungi kepala rumah sakit..Siapa kalian semua.? Bagaimana kalian bisa membawaku kesini.? dan darimana kau mendapatkan Ambulansnya.?" Teriaknya.

Sambil berjalan kearah jendela,lalu menyingkap tirai penutupnya.

Dilihatnya sudah tidak ada lagi ambulans terparkir diluar.

"Ambulans..? kemana Ambulansnya.?" teriak Emelie sambil berlari keluar, mencari dimana Ambulans yang membawanya tadi berada. Ternyata Johni sudah lebih dahulu menyembunyikan Ambulansnya saat Emelie berada di ruangan tadi.

Begitu Emelie berlari keluar,Jason langsung mengikutinya .

"Dimana Ambulansnya.? aku memiliki tas di dalam sana.?

Aku tidak tahu siapa kau,tapi jika nanti aku tahu siapa kalian semua,akan ku pastikan kalian berada dalam masalah yang sangat besar .kakak ku adalah seorang Polisi." teriak Emelie pada Jason .

Kali ini ucapan gadis itu membuat Jason bergidik .

"kakak mu seorang polisi.?"

"Ya,betul sekali." jelas Emelie.

"Bukankah namamu Jenny.?"

"Tidak,nama ku Emelie.

Jason menautkan giginya lalu menatap Johni penuh emosi. Johnipun langsung menunduk takut. ia tahu dirinya akan berada dalam masalah besar setelah ini ,karena sudah salah membawa Dokter yang telah diperintahkan.

Setelah mengetahui nama Emelie,Jason langsung pergi disusul oleh Johni.

"Hey ...mau kemana kau .?katakan padaku kemana kau akan pergi.? " teriak Emelie memanggil Jason.

Namun sama sekali pria itu tidak menoleh,ataupun menghentikan langkahnya.

"ya Tuhan,aku bisa gila kalau terus berada disini." ucap Emelie frustasi.

******

Terpopuler

Comments

Jehan Izzati

Jehan Izzati

lanjut kk

2025-09-09

0

Melisa Icha

Melisa Icha

lanjut

2025-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!