• Pertama bertemu
Aska Camaron | Aska
Alaysa Zahera | Sya
" = berbicara
' = yg dilakukan
Baca pelan pelan ya dalam membaca ASIDE nya..◉‿◉
Waktu itu hanya ada Aska dan juga Nenek nya, memetik tomat di belakang rumah. Karena Kakek nya sedang pergi bersama para Bapak-bapak lain di daerah sekitar.
Bu Nufa (nenek)
"Kamu teh udah weh sama Nenek aja di sini, mau masuk swasta atau negeri juga gak papa," ujar Bu nufa
(Weh/teh = kata tambahan yang biasanya merujuk ke arah benda, manusia, tergantung konteks, jika dalam bahasa Indonesia bentuknya seperti "tuh.")
Aska Cameron
"Aska juga mau nya gitu," ujar Aska sembari memangku dagu.
Aska Cameron
"Tapi sama Mama kan gak boleh."
Bu Nufa (nenek)
"Gak mau ditinggal pisan Mama kamu teh, padahal mah dulu juga dia kuliah ngerantau sampai dapat orang Jakarta." Bu nufa geleng-geleng kepala mengingat kelakuan anaknya dahulu.
Aska Cameron
"Kakek masih lama gak pulang nya?" tanya Aska
Bu Nufa (nenek)
"Biasanya malem, kan sekalian ngeronda."
Aska Cameron
"Aska mau jalan-jalan, tapi takut ninggalin Nenek sendirian,"
Bu Nufa (nenek)
"Kamu udah punya teman di sini " Bu Nufa menatap cucunya
Aska Cameron
"Belum, gak ketemu siapa-siapa." Sembari Aska menggeleng
Bu Nufa (nenek)
"Biasanya suka ada anak seumuran kamu, kalau ketemu nanti ajak kenalan biar kamu ada temen di sini. Enggak usah takut, harus bisa bersosialisasi," Ucap Bu Nufa
Aska Cameron
'Aska terdiam di tempatnya, sejak dulu memang ia punya kesulitan dalam bersosialisasi. Tidak begitu buruk sebenarnya, namun dampak pada Aska sendiri ia jadi menutup diri dan hanya memiliki beberapa teman saja.'
Bu Nufa (nenek)
'Bu Nufa tersenyum, mengusap surai hitam sang cucu.'
Bu Nufa (nenek)
"Aska , cucu Nenek harus berani. Di sini gak akan ada yang menghakimi kamu kok, mereka juga enggak tau kan?"
Aska Cameron
"Aska gak berani." Menunduk
Bu Nufa (nenek)
"Ya udah gak papa, tapi kalau diajak kenalan jangan ngehindar. Di sini anak-anaknya gak sama kayak di tempat kamu sekolah, tenang." Bu Nufa mengendus-endus.
Bu Nufa (nenek)
"Sana mandi, bau parit badan kamu. Katanya mau jalan-jalan, harus mandi dulu."
Aska Cameron
'Aska mengangguk, berjalan masuk ke dalam dengan pemikiran yang kembali beradu.'
Kata Nenek, Aska harus berani.
Nenek, rasanya sulit bertengkar dengan diri sendiri..
Pukul empat sore Aska berjalan-jalan dengan kamera dan juga kaca matanya. Menyusuri jalanan setapak yang dikelilingi oleh ilalang, bunga-bunga kecil berwarna kuning dan ungu yang tumbuh di pinggiran.
Udara dingin bercampur hangat menemani Aska menunggu para pemetik teh turun dari atas. Sembari duduk di bebatuan besar, mengabadikan pemandangan sekitar. Matahari sudah muncul di ufuk barat, memancarkan Sandyakala.
Aska berdiri, menyambut para pemetik teh serta satu bocah tengil yang selalu ikut andil.
Tampang nya pongah, namun ceria. Baju nya hanya gamis putih yang bagian lehernya sudah jatuh ke pundak. Alias belel.
Sembari mengisi tawa di antara para Ibu-ibu tersebut, Aska terkekeh tanpa suara. la angkat kamera, mengabadikan ciptaan Tuhan yang indahnya luar biasa.
Sesuai janji, hanya satu jepretan setiap hari. Selebihnya ia hanya diam untuk memperhatikan bagaimana gadis itu tertawa
Ini udah hari ketiga Aska memperhatikan secara diam-diam.
Kalau di tanya ngapain? Ya gak tau.
Emang kurang kerjaan tapi rasanya senang, sudah nya tenang. Aska jadi bisa tidur nyenyak setiap malam, tidak mimpi buruk tapi tidak juga mimpi indah. Hanya, tidur saja.
ia miringkan kepala saat sosok itu hilang dari pandangan, helaan nafas ia keluarkan. Sadar bahwa matahari juga semakin hilang, maka Aska pikir ini waktunya ia pulang.
-Wanita - yang hilang tadi justru berdiri di belakang ketika Aska berbalik.
???
"Maneh keur naon di dieu sorangan?"
(Lo ngapain di sini sendirian?)
???
Wanita di depannya mengedip. "Bieu urang ningali maneh, sugan teh saha. Nya emang teu kenal sih, maneh moto urang kan?"
(Tadi gue liat lo, gue kira siapa. Ya emang gak kenal sih, lo moto gue ya?) Tanyanya kepada Aska
???
"Maneh teh.. teu bisa ngomong?"
(Lo itu.. gak bisa ngomong?)
Aska diam, Wanita itu yang kesal. Dia ambil tangan Aska lalu ia ajak berjabat tangan meski tidak ada ekspresi.
Alasya Zahera
"Kenalin Alasya biasa dipanggil 'Aa atau Asya ," ucapnya
Aska Cameron
" Aska " jawab Aska
Alasya Zahera
"Anjing bisa ngomong geningan?"
(Anjing bisa ngomong ternyata?)
Aska Cameron
"Bisa. Tadi gak ngerti kamu ngomong apa," jawab Aska
Alasya Zahera
"Bukan orang sini ya?" tanya sya
Aska Cameron
'Aska mengangguk. Aduh ini terlalu canggun.'
Alasya Zahera
"Oh orang mana?"
Kata-kata gue-lo langsung terlintas di pikiran sya . Biasanya orang Jakarta akan menggunakan kata-kata itu untuk komunikasi. Tapi dia enggak bisa, ya gimana orang sehari-harinya aja pakai maneh-urang?
Tapi cowok yang tadi namanya Aska ini juga pakai aku-kamu. Sya agak geli.
Alasya Zahera
"Lagi ngapain sendirian?" tanya Sya
Aska Cameron
"Jalan-jalan."
Alasya Zahera
"Pakai saya-kamu aja gak papa? Kalau harus pakai lo-gue, saya nya yang gak bisa."
Aska Cameron
"Senyamannya kamu aja." Aska mengangguk
Alasya Zahera
"Lagi liburan atau gimana?"
Aska Cameron
"Liburan. Tadi kebetulan lagi jalan-jalan terus liat kamu sama Ibu-ibu itu, maaf Sya ," Ucapnya
Alasya Zahera
"Maaf kenapa?" Tanya Sya
Aska Cameron
"Maaf karena motret kamu." jawab Aska
Sya tertawa mendengarnya, aduh dia ini gak pernah lembut-lembut. Teman-teman nya juga kalau berbuat salah jarang minta maaf secara langsung-tiba tiba baikan aja. Tapi sekarang justru Aska meminta maaf seperti orang malu-malu.
Alasya Zahera
"Gak perlu minta maaf, saya gak masalah kok. Berarti saya Cantik dong ya jadi model kamu? Enggak jelek kan? Enggak lagi nyolok hidung kan?" tanya Sya berturut-turut.
Aska Cameron
'Aska membuka kamera nya, menunjukkan foto tadi pada Sya'.
Alasya Zahera
"Anjir kasep pisan urang euy. Pas gitu sama cahaya matahari nya," puji Sya.
Alasya Zahera
"Berbakat ya kamu potret-potret gitu?" Tanya Sya
Aska Cameron
"Biasa aja, ini cuman sekedar hobi," jawab Aska
Alasya Zahera
"Tadi teh siapa nama kamu?"
Aska Cameron
"Aska Camaron, panggil aja Aska
Alasya Zahera
"Aska mendingan kamu pulang sekarang, soalnya kalau udah Maghrib jalan ke desa teh suka gelap. Bisa kamu kesasar, apalagi orang baru," ujar Sya
Alasya Zahera
"Suka ada yang jahil."
Aska Cameron
"Kamu mau pulang?" tanya Aska
Alasya Zahera
"Mau ke Mushalla, sama temen-temen. Kamu mau ikut?" sembari menggeleng
Aska Cameron
"Enggak usah, kapan-kapan aja."
Aska Cameron
'Aska diam sembari meremat ujung kaos nya hingga kusut, meski Sya mudah membuka obrolan, mudah pula berkenalan, Aska ini pengecut. Ia gugup hingga sekarang.'
Alasya Zahera
"Seneng deh kenalan sama kamu, biasanya temen saya ya di sini-sini aja. Eh sekarang dapet temen dari Jakarta," jelas Sya
Alasya Zahera
"Sama saya santai aja ya."
Di telinga Aska ini seperti teguran.
Memang gugup nya dia sangat kentara ya?
Alasya Zahera
Sya menoleh. "Saya kayak nya mau pulang deh. Gak papa saya duluan? Soalnya Mushalla lumayan jauh."
Aska Cameron
Aska hanya mengangguk. "Gak apa-apa. Makasih udah ajak kenalan."
Alasya Zahera
"Sama-sama, nanti deh kita main lagi. Biasanya saya suka ada di pos depan Mushalla atau di sini tiap sore, maaf ya perkenalannya singkat, saya ini orang sibuk." Sya tertawa sendirian.
Alasya Zahera
"Kamu pulang ya, jangan kesorean."
Alasya Zahera
'sya melompat, turun dari batuan besar yang mereka jadikan tempat duduk. la lambaikan tangan pada Aska.'
Alasya Zahera
"Dadah Aska , duluan."
Aska bingung tapi di sisi lain ia juga senang.
Aska mau mengadu pada Ibu, mau berceloteh pada Nenek. Mau juga berterimakasih pada Sandyakala yang menemani.
Aska punya teman sekarang.
Sandyakala = Cahaya jingga merah ketika senja
Sampai bertemu Aska dan Sya di chapter selanjutnya..
Comments
ZAHIRA ASKOL
Asidenya bagus bangat i like it 💕💕💕
2023-08-16
0
𓆩Huang_Fox°𓆪 Rest for--
duhh ikut seneng💙💙
2023-03-17
6
𓆩Huang_Fox°𓆪 Rest for--
masa cewe dipanggil "aa" sya..
2023-03-17
6