4 Senior
Apa yg Ji Hoon takuti, akhirnya benar_benar terjadi.
Sahabatnya itu benar_benar marah padanya, dengan alasan karna ia sudah menyelinap masuk ke kamarnya tanpa permisi.
Padahal kebiasaannya itu bukan hanya ia lakukan hari ini, karna memang selama ini Ji Hoon bebas keluar masuk rumah itu sudah seperti rumahnya sendiri.
Tapi hanya karna kejadian yg membuat Jeon Woo merasa malu dan kehilangan harga diri, sekarang Ji Hoon jadi di musuhi.
Bahkan sudah tiga hari ini, Ji Hoon terus di jauhi.
Sampai_sampai di sekolah pun, Jeon Woo memilih untuk duduk memisahkan diri.
Dan akhirnya, keduanya pun duduk sendiri_sendiri.
Hal itu tentu saja menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi anak_anak lain yg mengenal kedekatan mereka selama ini, karna mereka semua tau bahwa selama ini Ji Hoon dan Jeon Woo tidak pernah terpisahkan sama sekali.
Dimana ada Jeon Woo, pasti akan ada Ji Hoon mendampingi.
Saat sedang menulis materi di buku catatannya, tiba_tiba Ji Hoon mengacak frustrasi rambutnya.
Di diamkan dan di jauhi Jeon Woo seperti ini, benar_benar membuat kalut pikirannya dan tak tenang hatinya.
Bahkan untuk berkonsentrasi saja, sungguh sulit rasanya.
Kang Ji Hoon
*Ck..sial..!
Anak itu ya..tega sekali mendiamkanku seperti ini. Haiiisshhh..*
(ujar batinnya frustrasi)
Dari tempat duduknya, Ji Hoon berkali_kali melihat kearah Jeon Woo yg tampak serius mencatat materi.
Tapi sahabatnya itu justru tak pernah menoleh kearahnya sama sekali, seolah Jeon Woo sudah benar_benar tak peduli dengan dirinya lagi.
Tidak taukah Jeon Woo, kalau Ji Hoon sudah sangat frustrasi karenanya kali ini..?
Semua mata seketika tertuju pada satu arah yg menjadi titik sumber suara, setelah Ji Hoon tiba_tiba saja berdiri dengan tergesa_gesa hingga menimbulkan suara bergeser pada kursinya.
Dan dengan tatapan sedih juga kecewa kearah Jeon Woo yg saat ini juga menatapnya, Ji Hoon pun pergi keluar dari kelasnya begitu saja.
Meninggalkan kelas dengan tas yg ia gantung asal di bahu kanannya.
Lee Jeon Woo
*Kenapa jadi dia yg marah..? Hiss..dasar..!*
(gurutunya dalam hati)
Tanpa merasa bersalah, justru Jeon Woo sampai geleng_geleng sendiri karna tak habis pikir dengan tingkah Ji Hoon yg menurutnya sangat aneh ini.
Apalagi tatapannya tadi, jelas terlihat jika sahabatnya itu tengah kecewa dan juga sedih.
Tapi memang dasarnya Jeon Woo yg keras kepala. Hingga ia sama sekali tak merasa bersalah, malah justru yg ada dialah yg semakin tak terima.
Satu jam kemudian, pelajaranpun telah selesai.
Semua murid berhamburan keluar meninggalkan gedung sekolah karna memang jam sekolah kini telah usai.
Satu persatu para murid mulai pergi meninggalkan area gedung sekolah, untuk kembali pulang ke rumah.
Termasuk Jeon Woo, yg sudah tiga hari ini selalu pulang sendiri tanpa sahabatnya.
Tapi hari ini terpaksa ia pulang sedikit terlambat, karna harus membantu gurunya untuk membawakan tumpukan buku_buku tugas ke ruangannya.
Lee Jeon Woo
*Haaaah.. Andai ada Ji Hoon, pasti dia yg akan mengangkatnya.*
(batinnya menghela nafas lelah)
Memang selama ini, hidup Jeon Woo terasa lebih ringan dan mudah karna Ji Hoon selalu ada untuk membantunya.
Dan hari ini, ia harus melakukannya sendiri tanpa ada lagi bantuan dari sahabatnya.
Apalagi jarak antara kelasnya dan ruang guru lumayan jauh karna terlalu luasnya gedung sekolah, hingga membuat tangan dan kakinya terasa sedikit lelah.
Lee Jeon Woo
Sepertinya, mulai hari ini aku harus belajar mandiri. Karna aku tidak mungkin mengharapkan Ji Hoon lagi.
Gumamnya sendiri setelah ia keluar dari ruangan gurunya tadi.
Tangannya terasa pegal sekali sampai ia harus meregangkannya berkali_kali.
Dan setelah itu ia pun beranjak keluar dari gedung sekolah yg mulai sedikit sepi.
Hanya tinggal beberapa orang saja yg masih terlihat berseliweran di dalam gedung ini.
Tanpa ada rasa curiga sama sekali, Jeon Woo menyusuri koridor di lantai tiga sekolah yg saat itu sudah tampak sepi tak berpenghuni.
Kemudian turun lagi ke lantai dua yg juga tampak sepi, dengan menapaki anak tangga seorang diri.
Jeon Woo terjingkat kaget, dan langsung menolah ke sumber suara yg berasal dari arah belakangnya.
Lee Jeon Woo
Tong sampah rupanya.
Jeon Woo sedikit lega, saat melihat ada tong sampah yg memang jatuh di lantai.
Kemudian, ia pun melanjutkan langkahnya sambil bersenandung lagu kesukaannya.
Sampai tiba_tiba ia berhenti lagi saat telinganya menangkap suara langkah kaki lain yg mengikutinya di belakang.
Tapi ia sama sekali tak curiga karna ia yakin, jika itu adalah Ji Hoon yg sengaja mengikutinya.
Lee Jeon Woo
*Hahaha..biarkan saja. Aku akan pura_pura tidak tau saja.*
(batinnya geli sendiri)
Dan dengan penuh percaya diri, Jeon Woo pun melanjutkan langkahnya.
Sampai langkahnya pun tiba di depan sebuah ruang kelas yg letaknya paling ujung, tepat di depan tangga yg mengarah ke lantai dasar sekolah.
Jeon Woo memekik kaget, saat tiba_tiba ada yg menarik tubuhnya dari belakang.
Lalu menyeretnya masuk kedalam ruangan.
Lee Jeon Woo
JI HOON..! LEPASKAN AKU, BODOH..!
Jeon Woo masih mengira jika itu adalah Ji Hoon yg sengaja mengerjainya, karna sampai sejauh ini ia belum bisa melihat wajah orang yg menyeretnya.
Sampai akhirnya ia tau, bahwa dugaannya itu ternyata salah.
Orang itu melempar tubuhnya ke lantai begitu saja.
Sampai membuat Jeon Woo memekik kesakitan, karna sikunya membentur lantai dengan kerasnya.
Lee Jeon Woo
JI HOON, KAU...
Jeon Woo tak bisa melanjutkan kekesalannya, begitu ia menoleh dan ternyata orang itu bukanlah sahabatnya.
Lee Jeon Woo
Ka..kalian..?
Ada empat orang remaja seusia dengannya.
Tapi mereka adalah seniornya.
Keempat orang yg sekarang berdiri di hadapannya itu adalah seniornya di sekolah.
Senior yg terkenal dengan kenakalannya dan juga sering membuat onar di sekolah.
Lee Jeon Woo
Ma..mau.. a..apa kalian..?
Jeon Woo di sergap ketakutan.
Karna dia hanya sendirian sekarang.
Terjebak di dalam ruangan dengan empat remaja 15 tahunan yg terkenal nakal dan juga berandalan.
Apalagi tubuh mereka yg lebih jangkung darinya, membuat Jeon Woo ngerih sendiri melihatnya.
Apa jadinya, kalau nanti mereka sampai menghajar dan menyakitinya..?
Bisa_bisa remuk semua tulang di tubuhnya.
senior 2
Kenapa anak manis? Apa kau takut, Hmm?
Ujar salah satu senior itu dengan seringai remehnya.
senior 3
Tentu saja dia takut. Karna bodyguard nya sedang tidak ada. Hahahahaha...
Timpal seorang senior lain yg terlihat lebih petakilan dan lebih banyak bicara jika di bandinglan dengan ketiga temannya.
Namun justru bukanlah dia yg menciutkan mental, melainkan satu orang yg sedari tadi menatapnya tajam dalam diam.
Secara fisik, senior Jeon Woo yg satu itu memang jauh lebih tinggi dari ketiga temannya.
Wajahnya juga paling tampan diantara semuanya.
Dia juga tampak lebih pendiam dan juga sangat dingin auranya.
Lee Jeon Woo
Apa ma..mau kalian..?
Tanya Jeon Woo dengan lidahnya yg sudah bergetar ketakutan.
Bahkan tangan dan kakinya sudah mulai dingin menahan kengerian.
Apalagi tatapan intimidasi dari senior dingin itu, membuat tubuhnya semakin gemetar takut tidak karuan.
senior 2
Tentu saja kami ingin mengajakmu bersenang_senang, anak maniiis..
Lee Jeon Woo
Apa ma..maksudmu..?
senior 3
Bukankah kau juga sudah sering melakukannya dengan bodyguard mu itu? Hmm?
Sahut senior banyak bicara itu dengan seringai mesvm di bibirnya.
Yg membuat Jeon Woo semakin takut dan juga jijik melihatnya.
Timpal senior yg lainnya.
Lee Jeon Woo
A..aku tidak mengerti..
Lee Jeon Woo
Apa.. Ma..maksud kalian.
Jeon Woo yg memang masih sangat polos, tentu saja tidak paham apa maksud dari ucapan seniornya.
Bahkan ia bingung, kenapa mereka membawa_bawa Ji Hoon juga.
senior 3
Wah.. Wah.. Waaaah...
senior 3
Kau ini, sangat munafik rupanya.
Ledek senior itu yg meragukan kepolosan juniornya.
senior 2
Kami sudah mengawasi gerak_gerik kalian berdua selama ini.
senior 2
Dan kami yakin, kalau kalian berdua bukan hanya bersahabat saja.
Lee Jeon Woo
Sebenarnya apa maksud kalian..?
Lee Jeon Woo
Aku benar_benar tidak mengerti apa yg sedang kalian bicarakan.
Ujar Jeon Woo yg semakin frustrasi karna sama sekali tak mengerti dengan maksud pembicaraan para seniornya ini.
senior 4
Baiklah.. Biar ku perjelas.
Sahut senior lainnya yg mulai tak sabar melihat interaksi yg tak juga menemukan titik temunya.
senior 4
Kami tau, kau dan temanmu itu.. Seorang...
Sambungnya penuh penegasan.
Yg mana hal itu tentu saja membuat Jeon Woo tertohok batinnya.
Bagaimana bisa mereka berfikir sejauh itu, hanya karna melihat kedekatannya dengan Ji Hoon saja.
Bukankah itu terlalu picik untuk menilai persahabat orang lain, tanpa tau bagaimana kisah kedekatan dan persahabatan mereka..?
Ujar senior dingin itu tiba_tiba.
senior 1
Kau, akan menjadi milik kami..!
Seketika mata Jeon Woo membulat terkejut tak percaya.
Dan perasaannya tak lagi baik sekarang.
Di serang kecemasan dan juga ketakutan.
Comments
yijinmi
jgn buat jeon woo menangis
2022-10-27
3
dina
waduhh jgn ampe dia kenapa" ,,
ji hoon juga kmna
2022-10-27
5