Gudang Bagian 5

Masuklah kamu ke gudang.

Gudang langsung tertutup tanpa kamu harus berusaha keras melakukannya.

Sakelar lampu dinyalakan.

Terang benderang.

Kamu melihat sekeliling.

Kemudian kamu lihat pada dirimu sendiri.

Rambutmu seperti semula, digerai. Dan juga sekarang masih mengenakan seragam putih biru sama seperti sebelumnya.

Kamu menghela nafas lega.

Sandra

(Berarti selama ini, tadi itu...)

Tidak bisa dideskripsikan dengan jelas apa pendapatmu mengenai kejadian tadi.

Yang jelas, terasa sangat nyata. Kamu agak ragu kalau itu cuma sekedar mimpi.

Kamu kembali mencari uang di setiap sudut ruangan, bahkan mungkin sempat mengacak-ngacak isi dus.

Sandra

(Kemana uangnya?)

Sandra

(Kok kucari-cari nggak ada?)

Frustasi.

Tidak bisa mikir jernih, kamu menjerit dan menendang salah satu dus.

Memandang sebentar ke dus yang ditendang itu, barulah reda.

Sandra

Percuma saja tadi mencari.

Sandra

Sepertinya memang nggak ada di gudang.

Kamu coba buka pintu gudang.

Sandra

Eh?

Krotak Krotak.

Bunyi yang ditinggalkan ketika tanganmu dengan keras mencoba buka pintu.

Sandra

Dikunci!?

Sandra

Kenapa sih!? Kenapa kok-

Sandra

Tadi kebuka kan?

Sandra

Apa jangan-jangan...

Sandra

Satpam kira aku sudah nggak ada dan dia pakai kunci cadangannya?

Tapi itu nggak mungkin. Satpam harusnya bisa lihat kamu keluar.

Karena akses gerbang cuma satu, yaitu lewat depan.

Mendadak kamu teringat sesuatu.

Tanganmu mulai mengorek kantung rokmu.

Kunci.

Kunci gudang itu masih ada padamu.

Tanpa ragu, kamu mencoba kunci itu.

Bunyi besi yang saling tabrakan tiada henti bagaimanapun kamu mengarahkannya.

Tetap saja pintu tak terbuka.

Ini antara kamu panik, apa gimana?

Apa satpam kira, kamu ketiduran?

Sandra

Tenang... Tenang...

Kamu menghela nafas pendek.

Kamu coba sekali lagi.

Tetap saja.

Sandra

Nggak kebuka-kebuka!?

Sandra

Sebentar..

Sandra

Sepertinya kuncinya memang beda.

Kalau gitu, sekarang kamu ada dimana?

Apa boleh buat.

Tok Tok Tok Tok Tok Tok.

Tanganmu dengan keras menggedor pintu.

Sandra

Tolong!

Sandra

Tolong!

Berhenti.

Sandra

Aku sudah lelah...

Kamu menundukkan kepala murung dan bersandar di tembok.

Sandra

Kuharap semua ini cepat selesai...

Sandra

Sudah nggak tahan...

Kamu hanya mau pulang.

Semua keanehan yang dialami ternyata betulan nyata.

Dan menunggu membosankan.

Tanganmu mengambil salah satu buku dari rak buku tersebut.

Buku dengan judul 'Alam yang terlupakan' jilid 2.

Itu novel yang pernah kamu baca waktu SD. Bercerita soal game dunia lain.

Sandra

Ahaha, rasanya kangen waktu dulu baca serial ini.

Sandra

Kenapa bisa ada di gudang?

Tampaknya itu edisi lain yang tak pernah kamu lihat sebelumnya.

Malah jadi kesal bawaannya.

Sandra

Aku cuma mau pulang!

Ditaruhnya lagi buku itu ke dalam rak.

Apa yang harus dilakukan?

Sandra

Ah iya...

Sandra

Coba aku congkel pintu! Ada alat-alatnya nggak ya?

Kamu mencari seisi ruangan barangkali ada dua besi pipih yang bisa kamu pakai untuk mencongkel kunci.

Kamu menemukan sekumpulan jepit rambut.

Dua jepit rambut kamu gunakan. Salah satu jepitnya kamu luruskan. Satunya lagi dibentuk sudut 90°.

Keduanya dimasukkan. Jepit yang lurus digunakan untuk mengorek dalaman kunci, sedangkan yang 90° untuk menahan.

Klik.

Terbuka.

Kamu membuka pintu.

Gelap.

Di luar sudah malam rupanya.

Sandra

(Apa jangan-jangan, sudah tengah malam?)

Sandra

(Kalau gitu sih, aku nggak bisa pulang!)

Kamu berinisiatif mencari benda penerangan di dalam gudang, siapa tahu ada.

Ada senter.

Masih berfungsi dengan baik.

Jalanlah kamu keluar, menyusuri koridor gelap nan sepi itu.

Niatmu pertama adalah untuk kembalikan kunci.

Sandra

Semoga... tadi cuma mimpi.

Sandra

Aku harap aku sudah tenang ada di tempatku.