Terjerat Cinta CEO Tampan
Chapter 5
📍Rumah besar keluarga Habash
Qia keluar dari kendaraan pribadi papa nya, dia berjalan ke arah rumah besar yang begitu megah dengan bodyguard dan para pelayan yang berbaris rapi sambil berdiri tegak menyambut nona muda mereka. Ya karena Qia adalah anak tunggal papa dan almarhum mama nya. Wajar saja jika semua orang begitu hormat dengan nya.
Qia berjalan tanpa menoleh, dia melangkahkan kakinya dengan gaya yang begitu elegan. Membuat semua orang takjub. Wanita itu terus melangkahkan kakinya tanpa peduli dengan beberapa orang yang menyambut nya, dia berjalan dengan perlahan. Sampai dia tiba di ruang tamu yang begitu luas, rumah itu masih sama begitu megah layaknya istana. Andai saja mamah nya masih hidup dan papa nya tidak menikah lagi, pasti saat ini Qia menjadi anak paling bahagia yang mendapatkan keluarga yang utuh tidak seperti sekarang.
Mackenzie Nahin Habash
Kakak
Qia menghindar, sehingga anak kecil yang tadi ingin memeluknya itu terhuyung ke depan dan terjatuh. Qia tidak peduli pada anak itu, toh itu bukan adik nya. Walaupun mereka satu ayah tapi Qia tidak pernah menganggap keberadaan adeknya itu.
Mackenzie Nahin Habash
Kak, Ken kangen banget. Boleh peluk
(merentangkan tangannya)
Qia memilih pergi, meninggalkan adiknya yang memanggilnya, anak itu masih berusia 7 tahun, jika memang itu anak ayahnya berarti papanya telah berselingkuh ketika dia masih berumur 17 tahun, benar-benar tega bukan, sejak saat itulah Qia merasa muak dengan laki-laki. Karena papa nya sendiri sudah memberikan pandangan yang buruk sehingga membuatnya muak dengan yang namanya laki-laki.
Feyriska Qiana Aera
(duduk di ranjangnya)
Mackenzie Nahin Habash
Kakak (ikut naik ke atas ranjang)
Mackenzie Nahin Habash
Kakak aku lagi sedih banget
Mackenzie Nahin Habash
Mama lagi sakit kak, aku pengen ketemu mama hiks..
Feyriska Qiana Aera
(melirik adiknya sekilas)
Mackenzie Nahin Habash
Kakak
(meringsek ke pelukan kakak nya)
Mackenzie Nahin Habash
Kakak jangan pergi lagi ya, aku bosen kalau sama bibi terus. Papa selalu pergi buat nemenin mama, tapi aku ngga di ajak.
Qia melihat bocah itu yang terlihat sangat manja padanya, selalu saja mencari perhatian. Qia hanya diam, membiarkan bocah itu menempel ke tubuhnya, dia tidak tau jika mama tiri nya itu sakit.
Feyriska Qiana Aera
Memang sakit apa ?
Mackenzie Nahin Habash
(menggeleng)
Qia menghela nafas pelan, dia ingin membaringkan tubuhnya namun tiba-tiba dia merasakan perut nya bergejolak, gadis itu pun berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Lalu mengeluarkan apapun yang membuat perut nya mual, wanita itu meraup wajahnya frustasi.
Mackenzie Nahin Habash
Kakak, kenapa kakak mual-mual
(menggenggam tangan kakak nya)
Feyriska Qiana Aera
Pusing
Mackenzie Nahin Habash
Pegang tangan Ken, Ken bantu
(menuntun Qia ke arah ranjang)
Mackenzie Nahin Habash
Bentar kak, Ken mau pergi dulu
Qia hanya diam, dia memijat dahinya yang terasa pusing, 10 menit kemudian Ken kembali datang.
Mackenzie Nahin Habash
Kak Ken tadi minta di buatin minuman hangat, ini Jahe hangat buat kakak. Semoga kakak suka ya, walau bau nya sedikit menyengat tapi ini baik kak untuk tubuh.
Seolah-olah tau, bocah itu membuatkannya Jahe, yang memang mempunyai segudang manfaat untuk ibu hamil. Seperti membantu mengatasi mual di pagi hari. Namun jelas Qia tidak akan menerima, Ego dan gengsi nya jelas lebih tinggi.
Feyriska Qiana Aera
Ngga usah, makasih
Mackenzie Nahin Habash
Kak Ken mohon di minum ya sedikit aja.
Feyriska Qiana Aera
Aku bilang ngga ya ngga bisa ngerti ngga sih.
Tanpa sadar Qia membentak bocah yang sialnya adiknya itu tanpa peduli dengan perasaan sang adik.
Mackenzie Nahin Habash
Maaf🥺
Mackenzie Nahin Habash
Ken cuma ngga mau kakak sakit
Adiknya itu menunduk tapi Qia tau kalau anak itu menunduk karena sedang menangis, Qia menarik tangan bocah itu untuk duduk di atas ranjang, Ken hanya menurut.
Feyriska Qiana Aera
Sini minumannya
Mackenzie Nahin Habash
(menyerahkan minuman ke Qia)
Feyriska Qiana Aera
Kakak minum nih
Qia pun meminum jahe hangat itu, lalu kembali berbaring. Dia melihat adik nya yang masih menunduk lalu menarik tangan sang adek agar ikut berbaring.
Mackenzie Nahin Habash
Kakak (menatap Qia dengan tatapan berkaca-kaca)
Feyriska Qiana Aera
(merentangkan kedua tangannya)
Mackenzie Nahin Habash
(meringsek ke pelukan kakak nya)
Mackenzie Nahin Habash
Kakak sayang kan sama Ken ?
Mackenzie Nahin Habash
Hem kenapa kak
Feyriska Qiana Aera
Karena kamu bikin kakak kesel
Mackenzie Nahin Habash
Maaf (cicit nya)
Qia tersenyum miring, dia memejamkan matanya sambil memeluk tubuh adiknya. Dia tidak boleh membenci anak itu. Bagaimana pun anak itu tidak tau apa-apa. Namun dia membenci ibu dari anak itu yang tega mengambil papa nya dari sang mama.
Comments