NHC Episode 3
Antony Van houten
Melva lagi apa ya?
(melirik kearah ruang sekertaris)
Ruang sekertaris pribadi tidak begitu jauh dari ruangan Antony, sehingga Antony dengan leluasa melihat Melva dari kejahuan.
Melva
(sibuk dengan komputernya)
Melva
Hallo .... Bi, sore Mel pulang bi, bibi mau dibawakan apa?
(Nelpon serius)
Antony memperhatikan terus Melva sampai Sedikit kesal karena Melva lagi megang ponsel.
Antony Van houten
Nelpon siapa dia?, aku enggak mau dia nelpon cowok lain.
(Berdiri dari duduk)
Antony berjalan sedikit keruangan Melva.
Melva
Ok bi, jangan lupa minum obatnya ya. Da..Bibi.
(menutup telpon)
Antony Van houten
Kamu menelpon siapa?
(nada heran)
Melva
Pacar baru aku.
(tersenyum)
Antony Van houten
Coba lihat ponsel kamu?
(kesal)
Melva
Dih cemburu.
(Meledek)
Antony Van houten
(dengus kesal)
Melva
Bibiku nelpon.
(menatap mesra Antony)
Antony Van houten
Aku enggak percaya.
(buang muka)
Melva
Ih segitunya, nah lihat.
(menyodorkan ponselnya)
Antony Van houten
Gitu dong...
(mengambil ponsel Melva)
Melva
(Garuk kepala yang tak gatal)
Antony Van houten
(Otak atik ponsel Melva)
Melva
Benarkan bibi aku yang nelpon?, sini ponsel aku.
(menarik dari tangan Antony)
Antony Van houten
Hemm...Maaf ya aku takut kamu selingkuh.
(senyum kecil)
Melva
Kamu curiga melulu.
(kesal)
Antony Van houten
Jangan kesal dong.
(cubit pipi Melva)
Antony Van houten
Ayo makan siang sama?
Antony Van houten
Entar tunggu aku dibawah ya.
Antony Van houten
aku tanda tangani berkas dulu.
(senyum)
Antony Van houten
Cup ...
(cium kening Melva)
Melva
Entar tau orang kantor lho...
(melirik kanan kiri)
Antony Van houten
Enggak ada yang lihat.
(pergi keruangannya)
Melva
Antony possesif banget sih, tiap hari tanya aku dimana,sama siapa.
(gumam sendiri)
Melva
Tapi aku cinta...
(gumam sendiri)
Melva
Ah sudahlah...
(langsung sibuk melihat komputernya)
Kini Antony dan Melva sudah berada disebuh restoran.
Antony Van houten
Kamu nambah lagi sayang.
(melihat Melva makan)
Melva
Ini sudah cukup.
(ambil air minum)
Melva
Aku ketoilet bentar ya.
(beranjak dari duduknya)
Melva sudah berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Antony sibuk kotak katik ponselnya.
Melva meninggalkan ponselnya dimeja iya duduk tadi, Antony melihat itu.
Antony Van houten
(mengambil ponsel Melva)
Antony Van houten
Syukur enggak pake sidik jari.
(gumam sendiri)
Antony Van houten
Biar aku enggak curiga mending sadap aja Whastup Melva.
(sambil kotak katik ponsel Melva)
Bukan Whatsup Melva saja yang disadap Antony tetapi diam-diam Antony juga menyadap GPS HP Melva.
Antony Van houten
Nah kalau gini gue tau kemana Melva pigi.
(senyum sendiri)
Antony meletakkan ponsel Melva dengan buru-buru saat Melva berjalan mendekati meja makan mereka.,
Antony Van houten
Kok lama sayang.
(mengalihkan suasana)
Melva
Kamu habis ngapai?
(melirik ponselnya)
Antony Van houten
Eng-enggak, aku kira ponsel kamu ada yang nelpon,aku salah dengar.
(senyum kecil)
Melva
Ow gitu..., entar aku pulang kerumah bibi, bibi aku sakit Anton.
(wajah sedih)
Antony Van houten
Boleh aku temani kamu?
(menatap mesra Melva)
Antony Van houten
Iya sih mau meeting sama klien baru.
(melihat Arlojinya)
Melva
Lain waktu aja.
(senyum)
Antony Van houten
Boleh...boleh.
Mereka berdua menyudahi obrolan karena jam makan siang sudah lewat.
Rumah keluarga Van houten
Andy lagi santai disofa empuk berada diruang tamu,sedangkan Antony sibuk kotak katik ponsel seperti membalas chatingan seseorang.
Andy Van houten
Lo chat siapa? ,Ayo...
(intip ponsel Antony)
Antony Van houten
Kepo lo..., bising.
(sambil menjauh)
Andy Van houten
Pacar lo kan?, gue kenal pacar lo. Namanya Melva.
(senyum lebar)
Antony Van houten
Hah ....
(terkejut dan meletakkan ponsel)
Antony Van houten
Lo tau dari mana pacar gue namanya Melva?, Lo intip HP gue ya.
(kesal)
Antony Van houten
penguntit lo...
(marah)
Andy Van houten
Siapa yang enggak mau kenal sama cewek cantik.
(meledek)
Antony Van houten
(dengus kesal)
Antony Van houten
kerja lo,jangan ganggu pacar orang.
(berdiri dari duduk)
Andy Van houten
Gue bukan enggak mau kerja diperusahaan bokap, bukan itu bidang gue.
(mulai kesal)
Antony Van houten
Banyak cerita lo.
Awas lo gangguin cewek gue.
(berjalan keanak tangga)
Andy Van houten
Besok jemput mama papa, jangan lupa lo.
(melihat Antony naik kelantai atas)
Antony Van houten
Lo aja yang jemput, gue mau kencan.
(berjalan terus masuk kamar)
Andy Van houten
Anak durhaka.
(hembus nafas panjang)
Andy Van houten
Cantik juga memang Melva.
(membayangkan wajah Melva)
Andy lebih suka hura-hura dari pada kerja diperusahaan papanya, karena itu bukan bidang Andy, Andy juga menyukai cewek cantik,selain palyboy andy suka membuat novel.
Kedua orang tua Antony dan Andy masih berada diluar negeri.
Melva memberi obat kepada bibinya yang sedang sakit. Ya Hanya Ratna keluarga Melva satu-satunya.
Ratna
Kamu istirahat nak, nanti kamu capek.
(berbaring tempat tidur)
Melva
Mel enggak capek bi, oh iya ini ada uang sedikit dari gajian bulan kemarin.
(menyodorkan sejumlah uang)
Ratna
Sudahlah nak, dari sekolah kamu enggak henti-hentinya memberi uang, Bibi jadi enggak enak. Uhuk..uhuk..
(wajah sedih)
Melva
Bi..., jangan jualan lagi yah, biar Melva aja yang cari uang, sekarang bibi tidur dulu.
(senyum)
Ratna
(menurut dan coba pejamkan mata)
Melva
(Beranjak dari duduk)
Melva masuk kedalam kamar sepetak yang iya tinggali selama ini,Melva kini berbaring dikasur empuk merenggangkan rasa lelah seharian beraktifitas tadi.
Melva
Sial rasanya ketemu Vivian, kok bisa ya ketemu dia lagi.
(Ingat kejadian malam kemarin)
Sewaktu SMA Melva satu kelas dengan Vivian.
Melva
Bi kapan Mel bisa beli baju lagi?
(sewaktu hendak kesekolah)
Ratna
Sabar ya nak, kalau jualan bibi habis hari ini, bibi pasti belikan kamu baju baru.
(melihat baju Melva yang sudah usang)
Ratna menghidupi Melva selama ini dengan berjualan bakso keliling.
Miranda SMA
vi... jorok banget ya,enggak lo lihat bajunya kusam,lesu.
(duduk dikelas)
Melva
(merasa enggak nyaman diperhatikan Vivian dan Miranda)
Vivian SMA
Udik, jorok, ih siapa yang mau berteman sama tuh cewek.
(terkekeh)
"Bruak"
Ember berisikan cairan bau jatuh dari atas pintu kamar mandi sewaktu Melva membukanya.
Melva
Bau banget.
(mengelap rambutnya)
Vivian SMA
Hahaha....hahaha...
(tertawa lepas dari depan toilet)
Miranda SMA
Mampos lo.... Hahaha...
(tertawa lepas)
Melva
Kalian jahat ya... kaliankan yang buat ini semua !!
(Marah)
Vivian SMA
Jadi lo mau apa kalau kami yang buat?, apa !!
(nyolot)
Melva
(membersihkan dengan tisu pakaian yang kotor)
Miranda SMA
Jorok lo baju kusam dipakai kesekolah, enggak mampu nyokap lo beli, haaha... miskin lo.
(tertawa lepas)
Vivian SMA
Nih uang beli baju sana.
(melemparkan uang)
"Plak "
Melva menampar Vivian dengan emosi tingkat tinggi.
Vivian SMA
(merasakan pipinya panas)
Vivian SMA
Kurang ajar !!
(emosi tingkat dewa)
Vivian menarik keras rambut Melva dan Melva melawannya.
Miranda SMA
Udah vi, ada guru sejarah ayo..
(melihat guru dari kejahuan )
Vivian SMA
Tunggu pembalasan gue..
(berlari masuk kedalam kelas)
Vivian dan Miranda sudah tiada lagi ditoilet tersebut, sedangkan Melva masuk kedalam toilet, hari demi hari Vivian dan Miranda menyiksa Melva tanpa jeda, kadang difitnah kepada guru.
Melva
Aku enggak lupa penyiksaan kalian.
(Gumam sendiri)
Bian sedang mengantar Angela kedalam rumah
Bian Smith
(Menarik pedal rem)
Angela Wijaya
Cium aku dong.
(suara manja saat hendak keluar mobil)
Bian Smith
Cup...
(mencium bibir Angela sekilas)
Angela Wijaya
Sayang kamu enggak mampir kerumah.
(melingkarkan lengan keleher Bian)
Bian Smith
Kapan-kapan saja.
(Suara datar)
Angela Wijaya
Mama papa dah lama enggak ketemu, ayolah..
(merengek)
Bian Smith
Sudah larut, aku mau pulang,kamu boleh masuk.
(membukakan pintu mobil)
Angela Wijaya
Ckckc...
(kecap mulut kesal)
Angela Wijaya
Besok jemput aku lagi ya..
(saat didepan pagar rumah)
Bian Smith
Iya ...
(langsung masuk kedalam mobil)
Bian tancap gas membawa mobilnya keluar dari area rumah Angela. Bian memukul setir dengan kesal.
Bian Smith
Ckckkk...
(nafas kasar dan kecap mulut)
Bian Smith
Bosan ....Bosan...!!
(gumam sendiri)
Bian memutarkan mobil menuju tengah kota.
Bian Smith
(Mengambil ponsel hendak menelpon)
Bian Smith
Dimana lo?
(megang ponsel)
Tommy
Dirumah coy, dengaren elo nelpon gue,pulang enggak ngabar-ngabari lo.
(sebrang sana)
Bian Smith
Bacot lo... temani gue minum.
Bian Smith
Gue jemput elo jangan banyak tanya.
(menutup telponnya)
Comments