CINTAKU BERSEMI DI KOREA...!!
Ada sesuatu yang kurang di kos, aku belum menemukan Kayla. Entah kemana dia seharian. Aku mengira dia akan ke perpustakaan hari ini, tapi kata Kak Wisnu tadi Kayla ada acara. Aku membuka pintu kamar kos dan merebahkan tubuhku di atas tempat tidur berukuran sedang. Aku membuang napas beberapa kali. Menyesali yang terjadi hari ini.
Kenapa aku harus ke perpustakaan siang tadi? Dan kenapa aku menjawab semua pertanyaan Kak Wisnu? Kali ini tidak hanya namaku yang bakal terpampang jelas di grub Facebook mahasiswa kampus, tapi nama Kak Wisnu juga bakal jadi trend center. Karena penatnya, aku pun tertidur pulas.
Aku terbangun ketika senja telah datang, aku mendapati ada yang tertidur di sampingku. Iya, itu adalah Kayla.
“Kemana saja kau, Kay?” Aku menyapanya sambil mengucek kedua mataku.
“Maaf Rick.” Ia pun mengucek matanya yang juga baru bangun tidur.
“Kenapa kau tidur di sini? Kenapa tidak di kamarmu sendiri?” Aku melihatnya, kini pandanganku sedikit lebih terang walau lampu kamar masih belum dinyalakan. Aku melirik ke jam bekerku sudah pukul 17.35 WIB.
“Tadi aku lihat berita mengenaimu di grub Facebook. Aku berpikir akan menemanimu, tapi ternyata kau justru enak-enakan molor. Sepertinya kau baik-baik saja sekarang, Rick!” ujarnya sambil merenggangkan otot tangannya ke atas.
“Mungkin menurutmu aku baik-baik saja, Kay, tapi jujur aku sedang sedih. Mengapa aku tidak bisa menerima mereka? Ada apa dengan perasaanku ini, Kay? Kenapa aku tidak bisa melupakan Andra? Tapi justru menyakiti mereka yang benar-benar memedulikan aku?” Aku terisak lirih.
Sengaja aku berkata pelan agar penghuni kamar lain tidak mendengarkan percakapan kami.
“Rick, kau tidak salah. Aku mendukungmu. Segala apa yang kau anggap itu yang terbaik. Jika kau menerima mereka, belum tentu mereka juga akan bahagia. Terlebih lagi kau yang pastinya akan terluka. Semoga ada jalanmu menemukan cinta sejatimu. Entah itu Andra atau laki-laki lain di luar sana.” Kayla menatapku dalam-dalam.
Kadang wajahnya tak sesuai dengan nasehat yang ia lontarkan. Wajahnya yang imut dan lucu mampu menghipnotis orang yang sedang bermasalah menjadi mengungkapkan semua perasaan kepadanya. Kami berpelukan, aku dengan bebasnya menangis sesunggukan dalam pelukan sahabat terbaikku itu.
Selesai bebersih diri Kayla mengajakku ke alun-alun kota yang lumayan ramai di malam hari. Lampu-lampu jalan menghiasi malam bagai kunang-kunang yang mematung. Kami sepakat untuk menyantap sate ayam langganan kami yang berada di sebelah utara alun-alun. Baru memasuki kedai sate ayam, tiba-tiba Kayla menarikku keluar.
“Rick… aku nggak sanggup ke tempat ini… huuuek…!” serunya sambil menutup mulut.
“Kau kenapa, Kay? Kau masuk angin? Kita beli obat ya?” Aku mulai panik.
“Tidak… akhir-akhir ini aku sering merasa pusing dan suka mual, Rick, mungkin karena di kampus banyak tugas dan aku kurang tidur belakangan ini,” katanya perlahan.
“Kay, akhir-akhir ini aku juga sering melihatmu pucat, sebaiknya kau periksa deh!” Aku mulai khawatir.
“Kau tenang saja, aku nggak apa-apa kok!” jawabnya diiringi senyuman tipis.
Tak lama kemudian baru selangkah jalan, Kayla tiba-tiba pingsan. Untung di samping alun-alun ada dokter yang masih buka praktek malam. Betapa terkejutnya aku mendengar perkataan dokter itu. Dokter itu bilang kalau Kayla sedang hamil dua bulan.
Bagai disambar petir di malam hari rasanya. Badanku lemas lunglai, mana mungkin sahabat terbaikku yang aku tahu dia belum punya kekasih, bisa tiba-tiba hamil.
Dengan siapa? Kapan? Yah… aku ingat beberapa bulan lalu dia berkenalan dengan salah satu mahasiswa lain jurusan yang dikenalnya lewat grub Facebook, apa mungkin dia orangnya? Apa yang harus aku lakukan? Kayla perlahan menemukan kesadarannya.
Dia terkejut ketika mendapati dirinya yang diinfus di klinik. Aku menunggunya untuk bicara. Tapi ia malah menangis sesunggukan.
“Kay….” Perlahan aku memegang pundak kanannya.
“Rick… apa yang terjadi?” nada bicaranya masih lemah.
“Kau hamil, Kay, dua bulan….” Aku menatapnya dengan ekspresi yang sulit aku gambarkan.
Kayla terdiam dan membuang muka ke berlawanan arah denganku. Aku sangat tahu dan yakin ia menangis saat ini. Aku tahu dia pasti sangat kecewa dengan apa yang menimpanya saat ini.
“Berani berbuat berani bertanggung jawab, Kay, siapa laki-laki itu…?” selidikku. Kayla masih saja membisu. Mungkin pertanyaanku tadi sangat menyinggungnya. Aku menyesal telah bertanya dengan pertanyaan konyol seperti itu.
Aku memegang bahunya, memeluknya yang sedang tiduran di tempat tidur pasien. Perasaannya pasti lebih sakit dibanding dengan perasaanku sekarang. Bagaimana aku bisa tidak tahu betapa gelisah dia belakangan ini? Aku menganggap dia baik-baik saja, ketika beberapa waktu lalu mengeluhkan tak kunjung datang bulan. Kayla juga mengeluhkan nyeri di perut bawahnya. Dia merasa tubuhnya sedikit gemuk dan otot-ototnya sakit sekali. Kenapa aku tidak sepeka itu? Kenapa juga aku bisa tidak mengetahui rahasia besarnya ini? Kenapa dia merahasiakan hubungannya dengan laki-laki itu? Beribu pertanyaan besar muncul dalam benakku tanpa ada keberanianku menanyakan langsung kepada Kayla.
“Please… Ricka, hanya kita yang tahu masalah ini,” suaranya seperti tertahan di kerongkongan.
“Laki-laki itu…,” aku tak berani melanjutkan kalimatku.
“Dia belum tahu…,” ia manahan tangis yang seakan hendak meletus kapan saja.
“Kenapa…?” tanyaku ragu-ragu.
“Karena aku tidak bisa menjawabnya, Rick. Aku hanya takut kehilangannya. Aku takut ia meninggalkan aku.” Kini air mata itu jatuh bebas melewati pipinya yang kemerahan.
Aku semakin erat memeluknya, aku menangis. Menangis meratapi nasib sahabatku yang paling aku sayangi. Bagaimana nasibnya kelak? Bagaimana nasib calon bayi yang ada di perutnya? Apakah punya masa depan yang cerah? Apakah ia akan punya seorang ayah? Semua pertanyaan konyol itu pun langsung memenuhi otakku.
Tak mungkin aku menanyakannya sekarang. Situasi saat ini sedang tidak tepat.
“Kay, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?” Mataku menangkap matanya. Aneh memang meminta suatu permintaan di saat kondisi seperti ini. Kayla hanya menatapku tanpa sanggup menjawabnya. Dia hanya mengangguk ringan.
“Aku minta... tolong jaga dia, tolong rawat dia sebaik-baiknya. Dia makhluk kecil yang suci tanpa dosa!” Aku memegang perut Kayla yang sebenarnya belum terlihat membesar. Tak terasa air mataku menetes deras.
Kayla hanya membalas anggukan kecil dan menggenggam erat tanganku yang berada di atas perutnya. “Rick… terus berada di sisiku ya sampai akhir. Aku takut… takut sekali menghadapi semua ini. Apakah aku mampu…?” suaranya semakin lirih. Aku hanya mengangguk pelan sambil mengusap rambutnya.
Tak lama kemudian, Kayla telah mendapatkan kekuatannya kembali. Kami pulang dengan perasaan yang berbeda dari saat kami berangkat.
“Kay… apa pangeran kecil tidak lapar?” aku bertanya sambil menggodanya berusaha menghiburnya.
“Lapar Tanteeee…” nada suaranya telah kembali seperti Kayla yang aku kenal.
“Haish… dasar tukang makan! Bagaimana kalau kita makan nasi liwet di depan sana?” seruku.
Kayla menggenggam tanganku erat.
“Ayo Tante…!” ujarnya dengan riang.
Di balik riang senyumnya aku tahu perasaan apa yang ada di dalam hatinya. Entah kegilaan apa yang ia lakukan hingga terjebak dengan kesalahan besar dalam hidupnya. Aku masih belum sanggup menanyakannya. Biarlah suatu saat ia mengungkap kebenarannya.
Kayla, sahabatku, ada apa denganmu? Bagaimana kau bisa menghadapi hari esok dengan semua kesalahan ini? Bagaimana masa depanmu? Akankah kau sanggup melanjutkan kuliah lagi? Bagaimana respon ibumu jika ia mengetahui kondisimu saat ini? Hanya kau yang ia miliki, Kayla.
Ibu Kayla adalah seorang wanita karir yang membuka bisnis butik di beberapa wilayah di Jakarta. Tak heran kalau ketertarikannya dengan fashion menular ke anak semata wayangnya yang sekarang mengambil kuliah jurusan Tata Busana. Ayah Kayla sudah lama meninggal saat ia kelas satu SMA. Aku yakin perlahan tapi pasti perutnya akan membesar, lalu bagaimana ia bisa menyembunyikan kekhawatiran itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Veny 22
jejak dulu ya, baca pelan-pelan
2020-06-10
0
Esw_Gee
sampe sini dlu.. nanti lanjut... 💕
2020-05-14
0
Sinta Uma Al Haris
😍😍
2020-04-15
0