Kak Wisnu memarkirkan mobilnya. Pandangannya menyapu ke sekitar area parkir.
“Ibunya Kayla ada di sini, sebaiknya kau tanyakan dulu pada beliau!” Ia melihatku dengan pandangan yang meyakinkan dan berjalan menuju ke pintu masuk butik.
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Meskipun ada pertanyaan bagaimana Kak Wisnu bisa tahu pasti kalau ibunya Kayla ada di butik ini. Aku saja yang sahabat Kayla, baru pertama ini bertemu beliau. Karena dari dulu setiap aku berkunjung ke rumah Kayla, ibunya selalu ke luar kota. Kami memasuki sebuah ruangan yang diarahkan customer service kalau ruangan itu adalah ruangan direktur pemilik Boutiq Qayla.
“Selamat siang Tante, lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarnya?” sapa Kak Wisnu yang sepertinya kenal dengan ibunya Kayla.
“Selamat siang…” jawab ibu-ibu cantik separuh baya yang ternyata itu adalah ibu Kayla.
“Nak Wisnu ya? Ada apa kok jauh-jauh datang ke sini? Bagaimana kabar ibumu?” sambil merapikan berkas yang awalnya berantakan di atas meja kerjanya.
“Ibu baik Tante, beliau menitip salam untuk Tante. Emm.. begini Tante, kenalin ini Ricka, teman se-kosnya Kayla. Kami kesini menanyakan apakah selama ini Kayla berada di rumah?” Kak Wisnu berkata dengan terbata-bata. Ada rasa sungkan di setiap nada bicaranya.
Ternyata ibu Kak Wisnu adalah teman kuliah ibunya Kayla.
Aku membungkukkan punggungku memberi hormat. Tampaknya ibu Kayla sedikit terkejut mendengar pertanyaan Kak Wisnu.
“Oh… jadi kalian teman kampusnya Kayla ya? Saya tidak tahu Kayla dimana sekarang. Tante sempat khawatir saat kemarin dia bilang untuk berhenti kuliah.” Tampak kesedihan yang mendalam dari raut wajahnya.
“Terus sekarang bagaimana Tante? Tante sudah tahu dimana Kayla berada?” aku bertanya sambil mengernyitkan dahiku.
“Tante belum tahu pasti. Kemarin dia sempat mengirim pesan singkat. Kayla mengatakan untuk ijin pergi sebentar sampai dia melahirkan anaknya. Tante sudah menjelaskan kalau Tante yang akan menjaganya. Tapi dia keras kepala. Dia berpesan untuk jangan khawatir terhadapnya. Dan dia akan sering-sering menghubungi Tante.” Kini aku dapat melihat dengan jelas kelopak matanya berair.
“Tante, apakah saya boleh minta nomor handphone Kayla yang baru? Karena semua nomor dan akun sosialnya non aktif,” tanyaku penuh harap. Pandangan kami bertemu, seperti ada sesuatu di balik tatapan matanya melihatku.
“Kau pasti Ricka teman dari SMP nya Kayla ya? Kayla banyak bercerita tentangmu, apakah kalian berteman baik? Tapi Nak Ricka, setiap Kayla telpon dia selalu menggunakan nomor yang baru dan sulit untuk dilacak. Hingga kini Tante berusaha menelponnya menggunakan nomor yang dia pakai kemarin tapi sudah tidak bisa!”
Akhirnya kami pun berpamitan. Perasaanku bercampur aduk saat ini. Antara lega dan sedih. Lega karena Kayla dalam keadaan baik-baik saja. Dan sedih karena belum bisa bertemu dengan Kayla. Kami sepakat untuk langsung pulang. Meskipun Kak Wisnu sempat mengajakku untuk berjalan-jalan ke taman yang memang terkenal indah di kota ini. Tapi aku mengurungkan niat itu.
Sebelum pulang Kak wisnu mengajakku ke sebuah kafe untuk makan malam. Sebenarnya aku menolak. Tapi mau bagaimana lagi. Dari siang aku belum makan sama sekali.
“Rick, jangan terlalu dipikirkan! Yakinlah, Kayla tahu apa yang terbaik buat dia dan calon bayinya!” Kak Wisnu berusaha meyakinkanku.
Aku hanya mengangguk pelan. Pikiranku buntu, karena aku benar-benar merasakan kehilangan seorang sahabat yang selama ini hampir ada di setiap hari-hariku. Aku benar-benar kesepian.
“Apa kau tidak bisa menganggapku teman seperti kau berteman dengan Kayla?” Kini Kak Wisnu menggenggam tanganku. Tangannya terasa hangat menyentuh punggung tangan kananku.
“Terimakasih Kak, Kakak adalah orang yang baik.” Aku berusaha tersenyum agar tidak membuatnya khawatir. Tak lama kemudian ponselku pun berdering.
“Halo, Ricka…?” sebuah suara yang sangat aku kenal.
“Iya Ayah, ada apa? Kok ramai sekali? Ayah di pabrik ya?” Aku menaikkan nada suara karena di ujung telpon terdengar sangat bising.
“Rick, maafin ayah. Untuk sementara ini kau harus hidup mandiri ya, Sayang? Kau harus pandai jaga diri. Ayah akan segera menemukan solusinya. Terpenting saat ini, kau jangan ke luar kemana-mana! Ayah sudah menghubungi pemilik kosmu untuk menjagamu agar tidak ada orang yang mencarimu. Untuk sementara, kau jangan pulang ke rumah dulu! Ayah akan selalu kirim uang ke nomor rekeningmu. Pokoknya selain orang yang kau kenal, kau jangan pernah ikut dengannya! Ayah mohon! ” suara Ayah bergetar dan kelihatan sangat panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments