Siapa yang tidak mengenal Veronica Safira di negeri ini. Seorang CEO dan pemilik dari perusahan media yang memiliki dua buah stasiun TV yang besar di Negara ini. Tentu saja hal itu membuatnya sangat terkenal.
Karena seringnya wajahnya muncul diberbagai media karena pekerjaannya, semua orang pasti mengetahui dirinya, dan membuatnya percaya diri untuk menanyakan apakah Zen kenal dengan dirinya.
“Hehh... Siapa? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” balas Zen yang membuat Vero sedikit terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Zen.
Tentu jawaban yang diterima oleh Vero membuatnya masih tidak percaya bahwa pria yang saat ini sedang berjalan bersamanya tidak mengenalnya. Bahkan wajahnya sering muncul diberbagai media cetak maupun elektronik karena kesuksesan dirinya. Dan juga dirinya saat ini merupakan orang dengan peringkat kekayaan nomor 9 di Indonesia. Jadi Vero masih sedikit terkejut bahwa ada orang yang masih tidak mengenalnya.
“Ah... tidak apa-apa tuan. Kalau begitu salam kenal Tuan Zen” Balas Vero
“Hemm...” Balas Zen seadanya dan mereka mulai melanjutkan perjalanan mereka.
Jalanan yang gelap, ditemani dengan suara kendaraan yang sesekali lewat, menemani perjalan mereka berdua yang sangat sunyi. Apalagi sifat Zen yang bukan tipe suka mengobrol membuat perjalanan itu tidak diiringi dengan pembicaraan antara mereka berdua.
Terlebih lagi, Vero merupakan wanita yang jarang bersosialisasi. Bahkan dikantornya, dia sering disebut dengan Ice Queen karena memang sifatnya yang sangat dingin kepada siapapun terutama kepada pria.
Bahkan jika beberapa orang yang mengenalnya mendengar bahwa dirinya sedang berjalan beriringan dengan seorang pria seperti keadaannya saat ini, pasti mereka akan langsung tidak mempercayai kabar tersebut.
“Tunggu... bukankah aku bisa menghubungi asistenku untuk menjemputku. Mengapa aku harus ikut dengan orang datar ini” gumam Vero yang menyadari kebodohannya saat ini.
Karena ketakutan yang dia alami sebelumnya, Vero belum bisa berfikir dengan jernih. Padahal sedari tadi dia memegang ponselnya dan malah mengikuti langkah Zen yang sedari tadi berjalan dengan kesunyian dan dirinya saat ini tidak tahu akan pergi kemana.
Menyadari bahwa dirinya terus mengikuti Zen dan dirinya saat ini sangat asing dengan tempat dirinya sedang berjalan, Vero lalu melihat daerah sekitar dan menemukan sebuah hotel kecil yang akan digunakannya sebagai tempat dirinya menunggu jemputan dari asistennya.
“Ah... tuan Zen, sepertinya aku akan menunggu asistenku di sana. Jadi sepertinya kita harus berpisah” Kata Vero memecahkan kesunyian mereka sambil menunjuk kearah hotel kecil yang tidak jauh dari tempatnya berjalan.
“Hem...” balas Zen singkat, karena memang dirinya sama sekali tidak memperdulikan wanita yang berada disampingnya. Yang terpenting bagi Zen saat ini, bahwa wanita yang berjalan disebelahnya tidak akan kembali menghalangi perjalanannya.
Mendapatkan jawaban yang seperti itu, memang Vero merasa sedikit kesal. Namun tanpa dia sadari, dirinya malah sering berperilaku seperti itu kepada bawahannya, jadi saat ini dia sedang merasakan bagaimana kesalnya jika diperlakukan seperti itu.
“Baiklah... kalau begitu terima kasih karena sudah menolongku tadi Tuan Zen” kata Vero yang sedikit membungkuk dan dibalas anggukan oleh Zen yang langsung meninggalkan Vero di sana.
Tentu Vero tidak langsung berjalan menuju hotel tersebut, namun memperhatikan langkah Zen yang sudah beranjak dari sana dan semakin menjauh darinya.
“Siapa sebenarnya pria itu... apakah benar dia tidak mengenalku?” gumam Vero lalu mulai berjalan menuju bangunan hotel yang berada didekatnya, setelah melihat keberadaan Zen sudah cukup jauh dari pandangannya.
Vero langsung saja menelfon asistennya untuk menjemputnya di lokasi dari hotel tempat Vero berada. Namun setelah mematikan sambungan telfonnya, Vero kembali memikirkan pria yang menolongnya tadi, karena dia sangat penasaran dengan dirinya.
“Tunggu, bukankah dirinya tadi pergi dari kantor milik Tuan Bram?” gumam Vero yang baru menyadari fakta tersebut.
Saat dirinya tiba dan tidak sengaja menyenggol Zen, Zen memang akan beranjak dari kantor milik Bram. Bahkan dari pandangannya, ada gestur penghormatan yang diberikan kepada Zen dari beberapa orang-orang yang berada di sana termasuk Bram.
“Siapa sebenarnya dirinya?” gumam Vero.
.
.
Ditempat lain, seorang wanita yang sedang ditemani oleh rekannya saat ini mulai memperhatikan seluruh lokasi dari sebuah mansion, yang dimana bangunan ini merupakan lokasi dari pembantaian dari beberapa orang yang sudah tewas ditempat ini.
“Hahh... ini salah satu kasus yang akan sangat sulit untuk dipecahkan” gumam wanita itu sambil menyelidiki seluruh area tempat dirinya berada.
Memang seluruh mayat ditempat ini sudah dipindahkan, bahkan sudah dikuburkan. Tetapi bekas darah, bekas pertempuran dan beberapa barang bukti lainnya, masih berada ditempat ini guna menjadi petunjuk penyelidikan.
Wanita itu dengan teliti memeriksa kembali tempat kejadian perkara itu untuk mencari bukti tambahan dalam mengungkap kebenaran dari kasus kematian masal itu. Namun selang beberapa saat kemudian, rekannya mulai mendekat kearahnya
“Ini daftar kelompok Gangster yang mempunyai masalah permusuhan dengan kelompok Gangster Beruang Hitam” kata rekannya itu sambil memberikan sebuah kertas yang berisi daftar nama dari organisasi ilegal yang berada di wilayah ini.
“Apakah tidak ada bukti yang menunjukan para kelompok ilegal ini membunuh semua orang yang berada disini?” tanya wanita itu kembali dan dibalas gelengan oleh rekan prianya itu.
“Sepertinya kasus ini bukan berasal dari peperangan kelompok, tetapi ada organisasi lain yang membunuh mereka semua” balas rekannya itu.
“Apa maksudmu?” balas wanita itu kembali.
Namun sebelum menjawab, rekan dari wanita itu mulai memperhatikan keadaan sekitar dan memastikan beberapa orang yang berada di sana berada jauh darinya, barulah dirinya menjawab pertanyaan dari wanita yang merupakan atasannya itu.
“Karena, penyokong dari semua gangster yang kutunjukan daftarnya tadi bersikap pasif, selain penyokong milik Beruang Hitam yang berang karena penghasilan mereka berkurang karena hilangnya organisasi ilegal milik mereka” balas rekan kerjanya sambil berbisik.
Mendengar itu, wanita tersebut hanya menghela nafasnya kesal. Karena penyelidikan kasus ini bukanlah murni dari pihak kepolisian yang merupakan tempat wanita itu berasal, tetapi karena beberapa orang petinggi pemerintahan dan sebagainya yang mempunyai bisnis gelap dengan para gangster ini, yang kehilangan pemasukan mereka dan menekan pihak polisi untuk menyelidiki kasus dari bisnis ilegal mereka.
“Cih... kita sama saja seperti boneka bagi mereka” balas wanita itu yang sedikit kesal.
“Mau bagaimana lagi Kapten, uang bisa membuat apapun menjadi mungkin” balas pria itu sambil memperhatikan kembali TKP ditempatnya berada.
Wanita itu hanya menghela nafasnya untuk menenangkan dirinya dari emosi yang berkecamuk didalam dirinya. Dan sebisa mungkin menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, untuk menyelidiki kasus kematian semua anggota gangster yang mati disini.
Walaupun dirinya sangat emosi, tetapi tetap saja kejahatan tetaplah kejahatan dan harus ditindak secara hukum. Jadi dia akan menemukan pelaku yang melakukan ini semua dan menindaknya juga secara hukum. Walaupun dirinya tahu, saat pelakunya ditemukan, pelaku tersebut pasti akan langsung mati karena dirinya sedang berurusan dengan orang-orang yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh siapapun.
“Lalu, apakah kamu tidak memiliki info lagi?” tanya wanita itu kembali.
“Ah... aku baru ingat. Beberapa orang yang mengenal kelompok ini, tidak sengaja mendapati perkelahian yang dilakukan oleh ketua kelompok ini dengan seseorang pada hari kematiannya” Balas rekannya itu.
“Apa kau sudah menyelidikinya lebih lanjut?” tanya wanita itu kembali, karena akhirnya dia mendapatkan sebuah petunjuk berarti yang mungkin akan mengarahkannya menuju sang pelaku dari pembantaian ini.
“Masih aku usahakan. Tetapi dari informasi yang kuterima, ada satu orang yang bersama ketua kelompok ini namun keberadaannya sampai saat ini tidak diketahui”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Darman Driver
mantap
2022-02-22
0
Darman Driver
sukses
2022-02-22
0
Darman Driver
semangat
2022-02-22
0